003

670 61 15
                                    

Saat ini Rora, Asa dan Ruka tengah menyantap menu makan malam nya yang memenuhi isi meja. banyak makanan yang tersaji membuat Rora bingung memakannya.
"Mau ini Ra?" tanya Asa pada Rora yang terlihat bingung. namun Rora menggeleng dan mengambil satu potong daging ke piring nya.
Rora menikmati Steak buatan Chef pribadi rumah nya yang terlihat sangat enak dan wangi. saat Rora menikmati makan malamnya, tiba-tiba Ruka memecah keheningan dan bertanya.

"Ra, Can tumben kesini? kenapa?" tanya ruka dengan mata yang sedikit menyelidik adiknya.

"Emang gak boleh ya kalau aku bawa Can kerumah?"
"bukan gak boleh, setahu kakak dia anak nya susah dideketin, tapi kok kamu bisa sih?"
"hmmm.. aku juga gak tau kak, temen-temen yang lain juga susah buat deketin dia. Can cuma deket sama aku dan kak Rumi, sama jihan dan hyeina aja masih susah dideketin."
"Kakak perhatiin ya, Can anak nya berprestasi tapi dia susah buat interaksi kalau gak penting menurut dia, dia pasti gak akan mau komunikasi."
"Aku juga gak tau kak, tapi kak Rumi bilang Can dulu tidak seperti itu."
"kamu memangnya gak pernah tanya dia kenapa berubah Ra?" kali ini Asa yang ikut bertanya.
"aku gak pernah tanya tentang masa lalu yang dia sembunyikan kak, Menurut Rora kalau Can belum mau cerita rora gak akan maksa dia buat cerita, apalagi soal masalalu yang mungkin itu membuat Can terluka dan memiliki trauma. Rora gak mau kalau Can semakin terpuruk" Ucap Rora yang mencoba berpikir positive terhadap sahabatnya. meski rora tahu bahwa Can memiliki rahasia yang sulit untuk ia jelaskan sebelumnya, Namun Rora mengerti mengapa sahabatnya itu belum mau menceritakan masalalu nya pada siapa-siapa termasuk pada dirinya. Menurut Rora biarlah dia akan menutup mata dan telinga jika nanti Can menceritakan masalalu yang membuat luka di hidup sahabatnya.

"hm Ra, disekolah kan kita punya psikolog, mungkin kamu bisa kasih masukan buat Can untuk menemui psikolog disekolah kalau dia ada masalah."
"hmm kak Rita kan?" tanya Rora pada Ruka. yang hanya diangguki gadis bermata sipit itu.

"Kak rita bilang dari daftar nama-nama anak kelas X dan XII cuma ada dua nama yang belum pernah ke dia." Ucap Ruka yang tengah membri tahu adiknya.

"siapa kak?" tanya Asa dan Rora kompak.

"Can dan Ayuna." Jawab Ruka.

"Ayuna temen kak Asa kak?" tanya Rora memastikan. dan ruka mengangguk mengiyakan, sementara Asa hanya terdiam di tempat nya memperhatikan.
"Kamu tau Sa?" tanya ruka pada Asa yang kini sedang melamun.
"Apa? Yuna?" tanya balik Asa pada Ruka yang hanya mengangguk.
"Aku juga gak tau, mungkin Yuna gak punya masalah hidup yang berat kaya aku punya masalah." Ucap Asa yang membuat Ruka mengerutkan keningnya seperti bertanya.

"Kamu punya masalah apa?" tanya Ruka.
"hmmm kasih tau Ra, kita punya masalah apa" ucap Asa datar yang hendak meninggalkan meja makan.
"Aku udah selesai, aku duluan" Ucap Asa yang membuat Rora menatap kakak nya pergi dari ruang makan keluarga.
"ishhh,, mulai nyebelinnya." Ucap Ruka pada adik pertamanya.
"kamu punya masalah apa Ra? Kalian punya masalah apa di sekolah yang kakak gak tau?" tanya Ruka pada Rora yang kini sudah menyelesaikan makanannya.
"Masalahnya adalah kita selalu di curigai kalau kita berprestasi atas bantuan kakak. bukan karena kemampuan kita sendiri." Ucap ROra yang membuat Ruka tengah berpikir maksud adik bungsunya.

"Bye kak, aku ngantuk." Ucap Rora yang kini meninggalkan Ruka yang masih berpikir maksud adiknya.

"Eh tunggu Ra, maksdunya KKN gitu?" tanya Ruka setengah berteriak ketika melihat adiknya hendak menutup pintu kamarnya.

_____

Sesampainya dikamarnya Rora menutup pintu dengan perlahan, namun gerakan itu membuat Can membuka matanya dan melihat Rora yang tengah berjalan mendekatinya.

 I CAN'T, But U CANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang