012

641 61 18
                                    

Asa yang berlari bersama Rumi dari kelas menuju di Clinic itu pun sampai di ambang pintu ketika ia melihat kedalam disana ada kaka pertama dan juga adik nya.

Asa berlari menuju Can yang saat ini tengah bersandar di ranjang tempat tidur clinic.

"Siapa yang melakukan ini,Ra?" Tanya Asa pada Adiknya yang kini menggeleng.

Rumi terdiam ketika melihat Can yang sudah ia anggap sebagai adiknya kini penuh luka di wajah dan beberapa bagian tubuh lainnya.

"Kak!!" Teriak Asa pada Ruka yang membuat gadis yang di panggil itu pun terkejut.

"Kakak belum tau Sa, Can belum buka mulut nya!" Ucap Ruka

Kini Asa menatap tajam Kearah Can yang juga tengah menatap nya sendu.

Asa memejamkan mata nya sejenak ketika tahu maksud dari tatapan sendu orang yang terus berada di hati dan pikirannya.

Tatapan Can seakan meminta nya untuk diam dan tak perlu mengkhawatir kannya. Sejenak Asa mengeluarkan air dari ujung mata nya.

Rumi mendekati Can yang masih menatap Asa dalam diam.

"Apa harus selalu seperti ini Can? Mau sampai kapan? Mau sampe Lo tinggal nama, baru gue boleh bertindak? apa Lo gak mikirin orang yang khawatirin Lo apa?" Tanya Rumi

Can hanya menghela nafas nya.

"Gue minta tolong kak. Untuk kali ini gue memang yang bersalah. Biarin gue tebus semua kesalahan gue." Ucap Can lirih

"Dengan Cara seperti ini Can? Mereka gak akan pernah berhenti sampe lo bener-bener gak ada, bahkan setelah Lo gak ada bisa aja orang yang Lo lindungi itu yang bakal jadi target selanjut nya atau malah orang yang Lo sayang juga bisa jadi korbannya. Tolong pikirin itu!" Ucap Rumi pelan namun menusuk Can diam diam.

Asa,Ruka, Rora dan juga Karita  masih dapat mendengar ucapan Rumi itu kini saling menatap.

Dalam pikiran Asa, siapa orang yang Can lindungi? Siapa orang yang Can sayangi itu? Ada rasa sakit dalam hati nya ketika memikirkan satu nama disana. Apakah itu Ayuna? Tanya hati Asa.

Rora mendekati Can yang masih termenung.

"Kalau Lo gak mau kasih tau siapa orang nya, jangan salahin gue kalau gue bertindak jauh Can.!" Ucap Rora datar dan pergi meninggalkan sahabat nya.

"Ra..." Panggil Can namun gadis itu pergi keluar dari klinik.
Can menunduk lesu ketika Rora mengabaikannya.

"Lo istirahat aja Can, nanti biar kakak yang cari tau." Ucap Ruka yang kini juga meninggalkan ruangan di dalam clinic

Sementara Asa, Rumi dan Karita masih berada di dalam. Karita hanya memandangi Can dengan tatapan sendu nya seakan berkata dalam hati.

"Maafin kakak Can. Harus nya kamu gak seperti ini kalau kakak rangkul kamu waktu itu"

"Lo udah makan?" Tanya Rumi namun Can hanya menjawab dengan gelengan kepalanya.

"Gue pesnein makanan dulu ya, nanti Lo balik sama gue aja. Kita kerumah gua. Bunda pasti sedih kalau tau Lo kaya gini terus Can."ucap Rumi yang menarik karita keluar membuat gadis yang terdiam itu sedikit terkejut dibuat nya.

Setelah Rumi dan Karita keluar ruangan kini hanya Asa dan Can yang berada didalam.

Asa masih terdiam dan memejamkan mata nya ketika tahu maksud Rumi yang meninggalkannya berdua dengan Can.

"Hmm Sa.." ucap Can yang memanggil  dirinya, Asa hanya melirik sekilas dan mencoba mengabaikan Can

"Maaf.." ucap Can lagi membuat Asa kembali bertanya

 I CAN'T, But U CANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang