032

386 49 24
                                    

Setelah semalaman Karita menemani tangis pilu adiknya yang sangat ia rindukan, Karita memeluk hangat gadis yang masih tertidur lelap disisi nya.

Selama ini ia selalu menahan gejolak hati nya yang selalu iri jika melihat adiknya tertidur di pangkuan Asa maupun Rora. Kini ia dapat merasakan dan melihat langsung bagaimana adiknya tertidur dengan cara yang menggemaskan.

"Pantas jika Asa, Rora Bahkan Ayuna berlomba untuk selalu di sisi kamu Can. Ternyata kamu memang semenggemaskan ini."

"Maafkan Kakak yang terlalu bodoh ini sayang.. kakak janji akan menebus semua kesalahan kakak." Ucap Karita yang kini mengelus lembut rambut hitam adiknya.

Karita masih tak berani untuk mengusap pelan pipi chubby adiknya, khawatir itu akan membuat nya marah dan terbangun dari tidur nya.

Saat melihat Can yang tertidur mengingatkan nya pada Asa. Kondisi Gadis itu juga pasti tak jauh berbeda dengan adik nya.

Karita terkejut saat suara Can tiba-tiba memanggil nama Asa dalam lelap nya.

"Secinta itu kah kamu sama Asa dek? Bahkan ketika kamu di khianati kamu masih memanggil namanya dalam tidur mu?"

"Semoga saat kamu bangun, adek bisa lebih bahagia dan melupakan masalah ini." Harap Karita

Riri membuka pintu kamar yang berada di sebelah kamar adiknya. Kamar yang pernah ia tempati bersama Ruka.

Kamar yang masih lengkap dengan perlengkapan milik dirinya yang telah mami nya siapkan jika mereka tinggal bersama.

Ada rasa ngilu ketika Riri mengingat masa itu. Dan ia menyesali semua perbuatan pada mami nya.

Riri duduk di pinggir ranjang besar miliknya.
Melihat beberapa foto ia dan mami nya yang diambil ketika ia berusia balita

Disana juga terdapat foto Can juga mami nya.

Foto adik kecil nya yang juga masih balita.

"Mami.. maafin kakak. Maafin kakak mami." Ucap Riri pada foto yang kini ia sentuh.

"Riri janji gak akan tinggalin dan biarin adek sendiri lagi. Sampai Riri mati, Riri akan selalu jaga dan temani adek. Jadi mami gak perlu khawatir lagi disana." Ucap Rita sambil menyeka airmata nya yang tertahan

Saat Karita masih memandangi foto ibu nya gadis itu mendengar suara pintu kamar adiknya terbuka.

"Kakak.." panggil Can yang mencari dirinya.

Karita segera berlari ke arah adiknya yang baru saja terbangun.

"Kakak disini adek"

Karita keluar dari kamar tidur nya dan mendapati adik nya itu yang berada di meja bar kitchen.

Karita tersenyum ketika melihat adik nya itu melipat tangannya sebagai bantal kepala nya di meja.

"Adek.. masih ngantuk?" Tanya Karita lembut

"Kakak.... " Ucap Can yang menggantung

"Darimana?"

"Maaf ya, kakak masuk tanpa izin. Kakak dari kamar sebelah kamar kamu." Ucap Karita yang kini melihat ekspresi adiknya.

Masih ada rasa takut dan khawatir di hati Karita jika adiknya kembali seperti dulu terhadap dirinya. Namun ada perasaan lain ketika Can memanggil nya kakak sejak semalam. Rasa rindu yang tersampaikan dan kebahagiaan yang amat ia impikan.

"Kamar itu kamar kakak. Jadi gak perlu izin aku untuk masuk kesana." Ucap Can yang kini melirik ke arah wajah cantik kakak nya yang sedang tersenyum lembut.

 I CAN'T, But U CANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang