Saat Arumi dan Rora sedang berbicara tentang tindakan implusif Ruka pada Asa, keduanya di kejutkan dengan suara telepon dari saku celana nya.
Rumi mengambil handphone itu dan melihat Ayuna yang memanggil nya
"Kenapa Yon?" Tanya Arumi namun tak ada jawaban dari Ayuna.
"Yon.. Lo gpp kan?"
"Lo dimana mi? Tanya Ayuna dengan suara lemah
"Rumah Rora. Gue lagi liat Asa. Lo kenapa? Jangan bikin gue khawatir deh. Lo.. kena.." belum Arumi melanjutkan kalimat nya Ayuna berkata
"Papa Dandi udah pergi Mi. Tolong bilang Can. Untuk yang terakhir kali temui papa nya di rumah duka." Ucap Ayuna yang kini memutus sambungan teleponnya.
Arumi terdiam sesaat dan Rora menyadarkannya.
"Kenapa kak?"
"Bokap nya Can back to God Ra." Ucap Rumi pelan
"Sumpah Ra. Hukuman Tuhan baru mau mulai tapi dia udah menderita karena anak nya gak mau ketemu dia bertahun-tahun."
"Jangan sampai Can tau Ra soal ini. Dia akan jauh lebih menutup diri lagi kalau sampai dia tau soal ini." Ucap Arumi yang di angguki oleh Rora
"Karma is real kak." Tanpa sadar Can sudah menghukum semua perbuatan papa nya dengan cara dia." Ucap Rora yang menahan sesak di dada.
Asa yang telah terbangun dari tidur nya menitikkan air matanya mendengar semua cerita Rora pada Arumi tentang keluarga nya dan juga Kekasihnya.
Saat ini Asa tak tahu harus bagaimana dan harus seperti apa. Kenyataan yang ia dapatkan membuat hati nya semakin terluka. Kenyataan bahwa ayah dari kekasihnya adalah penyebab ayah nya terbunuh sia-sia tanpa adanya hukuman yang Dandi dapatkan membuat Asa seakan tersadarkan mengapa ia dan Can tak bisa bersama.
Mungkin kah ini sebuah balasan karena ia seperti tak peduli dengan penderitaan keluarga nya.
Penderitaan Ruka, dan Rora adiknya yang sudah mengetahui lebih awal kenyataan pahit yang harus mereka ketahui, padahal orang yang mereka sayangi sangat berhubungan erat dengan pembunuh ayah mereka.Mengingat ayah yang sangat menyayangi nya, rasa bersalah tak dapat Asa hindari. Rasa itu semakin memenuhi pikiran dan hati Asa hingga tanpa sadar hati nya seperti menghidupkan kembali diri nya.
Asa mulai menyeka Air mata nya yang turun dan mencoba mencoba menghilangkan keegoisan tentang perasaannya, kemudian Asa berjalan untuk menemui Rora juga Arumi di balkon kamar nya. Membuat kedua orang yang tengah bercerita itu dibuat terkejut karena kehadiran diri nya.
"Ra.." panggil Asa membuat adiknya itu berteriak begitu juga dengan Rumi.
"Kakaaaaakkkk!!!
"Kaget gue Gilak!!! Lo ngapain sih tiba-tiba muncul kaya kunti njirr!!! Bikin gue jantungan aja Lo." Ucap Rumi kesal, namun kedua nya tiba tiba berhenti berkata saat melihat Asa sedikit tertawa. Rora dan Arumi yang melihat Asa tertawa seperti itu saling menatap curiga.
"Lagi ngobrolin Apa sih?" Tanya Asa membuat kedua orang di hadapannya berdiri tak percaya.
Asa yang lemah dan sakit seakan tak ada lagi. Yang mereka lihat adalah seorang Asa yang ceria dan sehat tentu nya.
Rora segera mengecek keadaan kakak nya dan membawa Asa kembali masuk kedalam kamar nya
Rora meminta Asa untuk duduk dan berbaring saja namun gadis itu menolak dan mengatakan yang ingin ia katakan.
"Kakak baik-baik aja Ra. Kakak udah sehat kok."
"Ini serius kak Asa?" Ucap Rora seakan tak percaya dengan melihat keadaan kakak nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I CAN'T, But U CAN
Fanfictionyou Can believe me, But I Can't. you Can Love me a lot, But I don't know