039

467 52 24
                                    

Saat ini Rora sedang menyambangi Kantor kakak nya, Asa.

Asa yang telah menyelesaikan study nya kini di percaya untuk memimpin perusahaan keluarga nya. Sementara Ruka lebih memilih untuk kembali ke sekolah setelah ia menyelesaikan program doktoral nya.

Rora yang tengah mengamati senja dari jendela yang terbuka seakan mengingatkannya pada apartement Sahabat nya yang Minggu lalui ia kunjungi bersama Ayuna juga Arumi.

Disana mereka banyak menghabiskan waktu untuk bercerita, mengenang masa lalu di tempat yang sama. Meski ada kesedihan karena sebuah kerinduan pada sang empunya.

Rora menghela nafasnya membuat Asa yang sedang sibuk bekerja menatap ke arah nya.

"Kalau capek pulang Ra.. kenapa kamu malah kesini?!" Ucap Asa

"Kakak gak capek?" Tanya Rora

"Capek kenapa?" Tanya Asa pada adiknya

"Capek bohongin hati sendiri!" Tukas Rora yang membuat Asa terdiam karena ucapannya.

"Kak.. aku mau bilang sesuatu. Tapi janji ya kakak jangan marah dan jangan berlebihan sedih nya."

"Hmm kenapa?"

"Kenapa kakak putus sama Can?" Tanya Rora

"Kenapa tanya itu? Harus nya kamu tanya sama dia bukan ke Kakak. Kan dia yang mutusin dan pergi dari kakak." Jawab Asa.

"Aku udah tau jawabannya. Kakak penasaran gak jawabannya Can apa?"

"Jangan sebut nama dia Ra!" Pinta Asa.

"Kan masih cinta! Dasar selfish!" Batin Rora.

"Kak Asa.. kalau aku kasih tau sebuah fakta, kakak bakal tetep nikah sama kak bio gak?"

"Maksud kamu?"

"Karna ini berhubungan dengan itu semua."

Asa terdiam dan memejamkan matanya sejenak lalu menghembuskan nafas nya.

Rora yang melihat wajah kakak nya serius segera berbicara.

"Kakak inget gak hari dimana kakak pulang dari Bali dan nangis di depan Rumah? Hari itu juga Can hampir kehilangan nyawa nya kak." Ucap Rora membuat Asa mengerutkan alis nya.

"Kak bio. Calon suami kak itu mengeroyok Can habis-habisan sama temen-temennya. Sampai Can dibawa ke rumah sakit dan di operasi akibat patah tukang dada dan tulang punggung nya."ucap Rora membuat Asa memejamkan matanya

"Kakak inget gak waktu Can datang ke rumah duka di hari papa nya meninggal? Disaat Can bertengkar dengan kak bio dan Kakak minta dia berhenti terus lempar botol ke arah punggung nya?" Tanya Rora

Asa hanya terdiam mendengarkan, sebuah ketakutan datang menyelimuti hati nya ketika mendengar semua cerita Rora.

"Luka jahitan di punggung nya terbuka lagi akibat terkena botol yang kakak lempar ke arah dia. Luka operasi yang belum kering itu harus di jahit ulang dan Can hampir kehabisan darah karena pendarahan yang sulit di hentikan. Can punya hemofilia kak yang buat darah dia sulit berhenti. Dan aku menyaksikan nya sendiri gimana sakitnya Can saat itu." Ucap Rora yang membuat Asa merasa gelisah dalam hati nya.

"Ada alasan Can kenapa mutusin kakak. Can bilang hanya dengan cara itu dia bisa menyelamatkan kakak." Tapi kayanya dia salah deh. Bukti nya sampai sekarang KakaK tetep mau nikah sama bio." Ucap Rora pada Asa

"Dan soal kak Rita. Dia bukan selingkuhan nya Can kak. Tapi kakak kandung Can dari pihak ibu nya. Mereka 1 ovarium tapi beda sperma." Ucap Rora yang melihat Asa tak terkejut dengan ucapannya kali ini.

 I CAN'T, But U CANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang