033

373 48 17
                                    

"kamu siap dek?" Tanya Karita pada Can yang berdiri di hadapannya.

Can menghela nafas nya dan menganggukkan kepala nya.

"Maaf kakak gak bisa temani, kakak harus ke kantor papa" ucap Karita.

"Adek diantar Rumi ya?" Tanya Karita

"Aku bawa sendiri aja kak." Ucap Can yang kini memandang paras Karita yang tersenyum pada nya

"Adek yakin gak dianter aja?" Tanya Riri lagi

Can mengangguk yakin dengan keinginan nya.

"Apapun keputusan adek nanti, kakak harap adek bijak dan memikirkan kebaikan untuk semua." Ucapan Karita sedikit menggelitik hati nya.

Karita mengusap lembut surai adik membuat Can menutup mata nya sejenak merasakan kelembutan kasih sayang kakak nya.

"Aku jalan ya kak" ucap Can kemudian berlalu
____

Saat ini Can tengah mengemudikan Meserrati hitam kesayangannya. Masih pukul 6 pagi, saat Can menekan pedal gas nya membelah jalanan ibu kota yang masih cukup sepi.

Tidak menunggu lama Can membawa mobil nya memasuki halaman rumah Yang selama 3 bulan ini tak ia datangi. Dimana lagi jika bukan di rumah kekasih nya.

Can memarkirkan mobil dan memejamkan mata nya sejenak disana.
Rasa sakit dan ngilu pada hati nya masih begitu sangat terasa. Setelah 3 bulan lama nya, masih terasa sebentar ketika ia harus memutuskan untuk menemui gadis yang masih menjadi kekasih nya atau kekasih kakak nya?

Can mengetuk pintu besar yang biasanya terbuka lebar ketika ia datang. namun kini terasa berat saat melewatinya. Can merasa canggung seperti pertama kali ia datang ke rumah ini bersama Rora yang mengajak nya. Can yang tengah duduk di ruang tamu itu kini mendengar langkah kaki bahkan setengah berlari menuruni anak tangga.

"Can..!!!" panggil  gadis itu yang berlari lalu memeluk dirinya.
Rora, gadis itu tentu saja tahu bahwa ia datang untuk menjemput Asa. Rora masih memeluk Can yang juga memeluk sahabatnya.

"Kenapa jahat banget?! gak pernah mau temui gue?? apa gue gak berarti buat lo?? sampe lo gak pernah temui gue!!!" protes Rora pada sahabatnya yang sangat ia rindukan.

"maaf..." hanya kata itu yang mampu Can ucapkan pada sahabat nya yang kini kembali memeluk erat dirinya.

"Gue maafin tapi gak boleh kaya gitu lagi!! gue sahabat, dan kakak lo! bukan pacar apalagi mantan!!!" Ucap Rora yang masih memeluk Can.
Can tak menanggapi ucapan Rora kali ini, ia hanya terdiam membuatu Rora kini menatap nya dengan tatapan curiga.

"Lo gak sayang gue ya??" tanya Rora tiba-tiba
"Kenapa tanya itu?" tanya Can yang sedikit menundukkan pandangannya.
"jawab Can!" Paksa Rora.
"Sayang" Ucap nya jujur
"Tapi kenapa lo biarin gue nangis sendirian karena kehilangan lo?"
tak ada jawaban yang Can siapkan untuk gadis yang trus bertanya pada dirinya.
hanya kata maaf yang ia ulangi pada gadis yang kini menatap nya sendu.
"I miss You Can!!! But if you leave me again then I'll hate You!!" Ancam Rora membuat Can tersenyum padanya.

Ruka yang melihat adiknya bersama orang yang lama tak ia temui segera menuruni anak tangga dan memeluk Can disana.

Entah apa yang membuat Ruka yang tiba-tiba membawa Can kedalam pelukannya. Namun saat ini ia sedang menangis ketika Can membalas memeluk nya.

"Gue gak mau di tanya, tolong jangan tanya gue. Karna gue kesini bukan untuk memberi jawaban." Ucap Can pelan namun Ruka yang mendengar nya segera melepaskan pelukannya

"Gak jadi nanyak!" Ucap Nya lalu kini duduk di sofa depan Rora

"Asa dimana Ra?" Tanya Ruka

"Masih di kamar kayanya. Dari malem siap-siap belum selesai juga"

 I CAN'T, But U CANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang