Chapter 08

1.9K 226 9
                                    

BUKCHON HANOK VILLAGE

Bukchon Hanok Village merupakan desa tradisional di kawasan sebelah utara Sungai Cheonggye dan Jongno, Seoul, Korea Selatan. Bukchon berarti desa utara.

Desa Bukchon Hanok memiliki lebih dari 900 rumah tradisional Korea yang disebut hanok. Rumah tersebut di huni oleh salah satu wanita muda yang kini tengah mempersiapkan semua perlengkapan untuk meninggalkan rumah tersebut, berat rasa nya meninggalkan tempat yang sudah menjadi tempat nya berlindung di tengah badai yang kencang menerjang nya.

Rumah tersebut adalah peninggalan dari nenek nya. Orang tua nya meninggal akibat kecelakaan yang menimpa kedua nya. Hingga pada akhirnya nenek nya lah membesarkan dan merawat nya, dari kecil hingga tumbuh menjadi wanita tangguh seperti ini.

Namun di saat dia beranjak dewasa nenek nya juga meninggalkan nya. Disaat anak seusianya mencari kebebasan, dia malah sebaliknya. Dia mencari arah untuk tenang, beban di tanggung nya sangat berat, menanggung beban seorang diri dan bertahan hidup di saat masalah datang dan pergi.

Sibuk mempersiapkan semua nya, dia kejutkan dengan suara ketukan pintu di rumah nya.

Tok
Tok
Tokk

"Iya sebentar." Sahut nya dari dalam

Saat membuka pintu, dia heran ada majikan nya berkunjung ke rumah nya.

"Tuan manoban, nyonya." Sapa nya sambil menundukkan kepala nya.

"Kenapa kau nampak terkejut jennie?."

"Mian nyonya, saya hanya bingung kenapa nyonya dan tuan bisa tahu kediaman saya dan berkunjung kesini." Jawab nya

Mommy hye-kyo tersenyum "Kami kesini untuk menjemputmu."

"Itu merepotkan tuan dan nyonya, saya bisa menggunakan taksi nanti nyonya."

"Tidak apa jennie, kami menjemputmu sekalian ingin konsultasi masalah ASI yang sempat kita bahas kemarin, kau tidak lupa kan?."

Jennie tersenyum sambil menggelengkan kepala nya "Saya tidak lupa nyonya." Ucap nya

"Ya sudah kalau begitu kita berangkat sekarang." Ucap mommy hye-kyo

"Tuan dan nyonya ingin minum terlebih dahalu? Biar saya bikin kan." Tawar jennie

"Terima kasih jennie. Tidak usah saja."

"Kalau mau ngasih ya tinggal ngasih gitu aja pakai nanya dulu." Gumam daddy nya giel yang di dengar oleh jennie. Membuat Jennie menunduk merasa tidak nyaman.

"Kalau begitu saya permisi mengambil tas saya dulu."

Mommy hye-kyo mengangguk menyiakan ucapan jennie.

Jennie beranjak meninggalkan mereka yang tengah sibuk menatap rumah jennie.

"Suasana disini nyaman, dan tenang." Ucap mommy hye-kyo

Lisa hanya diam sambil menatap sang anak yang tengah terlelap di dekapan nya.

"Saya sudah siap." Jennie kembali menghampiri mereka dengan membawa tas lumayan besar.

"Cantik sekali jennie." Ucap mommy hye-kyo. Jennie yang di puji itu menundukkan kepala nya malu.

"Terima kasih nyonya." Jennie tersenyum menunjukkan gummy smile nya dan itu berhasil membuat manusia dingin dan arogan itu terperangah.

"Lisa kamu bawa semua tas nya jennie."
Masih diam tidak bergeming menatap pemilik gummy smile itu, hingga tepukan di jidat lebar nya baru menyadarkan nya.

"Ngapain bengong liatin jennie seperti itu?."

"Apa sih mom, siapa juga liatin dia." Elak lisa.

"Bawa tuh tas jennie."

"Lisa kan lagi bawa giel, masa mommy ga liat?."

"Giel kamu kasih ke jennie, gitu aja repot."

"Anni, dia bisa bawa barang nya sendiri mom."

"LALISA MANOBAN."

"Iya iya mom, lisa yang bawa." Pasrah nya, tidak bisa menolak permintaan dari ibunda apalagi kalau sudah memanggil dengan nama panjang nya.

Lisa menyerahkan giel kepada jennie, dan itu di sambut jennie dengan senang.

"Hello baby giel." Ucap nya dengan voice bayi.

Giel yang di sapa baby sistter nya itu tersenyum.

"Omo, manis sekali senyum nya." Ucap jennie sumringah.

Mendengar seruan dari jennie, membuat lisa langsung menoleh ke arah jennie.

"Yakk giel, dari tadi daddy menggendong mu bahkan mengajak mu berbicara, tapi kau tidak merespon daddy, hanya diam dan tidur saja. Saat baby sistter mu menyapa kenapa kau malah tersenyum? Tidak adil itu. Daddy ini daddy mu giel." Protes nya.

"Berisik lisa. Mungkin giel terpaksa punya daddy yang banyak drama seperti kamu itu." Ucap mommy hye-kyo

"Mommy, kenapa ngomong gitu." Kesal nya

Ibu nya hanya mengangkat kedua bahu nya.

"Ckk, menyebalkan sekali." Gumam nya

Jennie hanya terkekeh meliat interaksi ibu dan anak itu.

Saat matanya bertemu dengan matanya lisa, dia langsung menunduk dan menetralkan diri nya.

Tatapan tajam dan dingin lalisa manoban bisa menembus seseorang. Tapi lisa tidak tau saja, bila si pemilik senyum gummy smile itu, bisa melakukan tatapan yang lebih tajam dari itu.

Karena kawasan tempat tinggal jennie jalan nya sempit mobil tidak bisa melintas ke jalan tersebut, mereka memilih parkir ke ruas jalan yang lumayan luas, dan itu menempuh jalan lumayan jauh.

"Kau ini membawa apa sebenarnya? Pakaian atau batu. Kenapa berat sekali." Keluh lisa.

"Cuma beberapa pakaian saja tuan."

"Ckk, begitu saja banyak mengeluh." Ucap mommy hye-kyo.

"Terserah mommy saja, lisa lelah."

"Lihat giel daddy mu, masa membawa seperti itu saja tidak kuat, daddy mu itu hanya kuat saat membuatmu saja." mommy hye-kyo bermonolog dengan cucu nya.

"Aishh, mommy kenapa malah mengatakan hal vulgar kepada anakku?."

"Siapa mengatakan hal vulgar? Mommy hanya mengatakan yang sebenarnya."

"Lisa, melawan ras terkuat di bumi ini tidak akan membuatmu menang." Ucap nya dalam hati

"Tuan, nyonya lebih baik kita berangkat sekarang saja. Biar nanti tidak lama berada di rumah sakit, kasian giel." Jennie menyuarakan pendapat nya, karena dari tadi mendengar anak dan ibu itu berdebat tidak ada habis nya.

"Benar yang di katakan jennie." Ucap momny hye-kyo.

Lisa pun melajukan mobil nya menuju rumah sakit. Kondisi di dalam mobil sangat hening, mommy asik dengan dunia nya, jennie bersama giel, dan lisa sibuk dengan pikiran nya sendiri.

Dia menoleh kesamping, melihat jennie yang sedang menggendong giel, membawa nya kepada bayangan istrinya yang melakukan itu.

"Sayangg, seharusnya kamu yang berada disini, bukan orang lain." Ucap nya dalam hati.

.

Jangan pernah lelah untuk belajar!
Belajar untuk ikhlas, ketika keadaan memaksa melepaskan genggaman nya, belajar sabar, ketika ada masalah yg menerpa, dan belajar menahan rasa sakit ketika berusaha melupakan nya. Meskipun itu sulit namun kau harus melakukan nya.

BABY SISTTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang