Chapter 18

4.2K 397 11
                                    

Memiliki pasangan adalah impian semua orang. Begitupun dengan nya, sudah 2 tahun lama nya hidup tanpa ada nya seorang pendamping. Dia senang dengan keberadaan pengasuh dari anak nya itu. Tapi perasa nya masih samar. Dia bingung dan bimbang, hingga pada akhirnya dia memutuskan untuk mencoba pendekatan dengan salah satu rekan bisnis nya, yang berasal dari kota kelahiran nya.

Dia masih mengunjungi makam istri nya, sama yang sedang di lakukan nya saat ini.
Berdamai dengan keadaan, ikhlas menerima semua nya yang terjadi. Secara perlahan memudarkan rasa sakit yang di derita nya.

Mengelus nisan yang bertulisan nama sang istri, tersenyum getir. Menahan cairan bening agar tidak terjun dengan bebas.

"Istri cantik ku." Ucap nya lirih

"Apa kau sudah bahagia disana? Hingga kau tidak pernah hadir di mimpi ku? Aku mau cerita sayang apa boleh?."

"Baiklah aku akan cerita, ini tentang anak kita giel." Ucap nya terkekeh sejenak.

"Kau tau sayang, kemarin dia baru merayakan ulang tahun nya yang ke2. Dia sangat bahagia sayang, dia juga sangat aktif sekali, dia sampai merayu anak sulrene sayang haha. Mereka sudah mempunyai anak sayang, anak mereka cantik. Dan itu membuat anak kita terpana bahkan pandangan nya tidak teralihkan sama sekali."

"Sayang, kau tenang saja. Anak kita sudah ada yang mengurusnya dari bayi. Maaf aku tidak bermaksud menggantikan posisi mu untuk anak kita. Tapi anak kita nyaman saat bersama nya sayang. Bahkan anak kita memanggil nya mama, kau tidak marah kan kepada nya?."

"Emm dan aku juga meminta izin kepadamu untuk mencari pendamping lagi. Sekali lagi aku ucapkan kau tidak akan pernah terganti, kau memiliki ruang tersendiri untuk ku. Aku akan mencari yang bisa mengurus giel dan juga aku. Maafkan aku sayang."

Setelah lama bermonolog di makam istri nya dia memutuskan untuk kembali ke rumah, karena malam ini dia memiliki janji dengan rekan bisnis nya itu. Atau bisa di katakan teman kencan. Sekaligus ingin memperkenalkan anak nya kepada teman kencan nya itu.

Sesampai nya di kediaman nya, gelak tawa memenuhi ruangan itu. Tidak lain tidak bukan berasal dari anak kesayangan nya.

"Hahaha mama, yook baby."

Jennie yang sedang memasak langsung menoleh ke arah anak itu. Kelakuan nya membuat jennie menganga dan terkejut. Bagaimana tidak. Anak itu berlari dari kamar hanya menggunakan diapers di penuhi dengan bedak seluruh tubuh nya. Membuat nya memutih sebadan. Dan satu diapers dipasang nya di atas kepala.

"Astagaa, apa yang sedang baby lakukan."

"Baby cedang dadi tuyuy."

"Hah, jadi apa nak?."

"Tuyuy mama."

"Apa itu nak. Hewan kah?."

"Ihhh, butan hewan mama. But tuyuy itu hantu."

"Hantu? Baby jadi hantu?."

"Emmm." Ucap nya mengangguk

"Emang baby tidak takut?."

"Nda yah, baby tan dadoan." Ucap nya mengangkat tangan nya menunjukkan otot nya yang tidak ada itu.

"Benarkah?."

"Nee mama, napa mama nda pelcaya cama baby?."

"Mama cuma bertanya saja. Kalo baby berani berarti malam nanti tidur sendiri nya."

"Owww andwee. Nda nda baby nda au."

"Kenapa? Kata nya tadi berani."

"Mama, baby tan macih tecil. Telus talau baby aus tan uyyu na macih tama mama."

BABY SISTTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang