Chapter 52

2.6K 322 8
                                    

Keringat mengucur deras di dahi nya. Wajah memucat pasi. Bibir kering beserta pecah-pecah.

Di bawah selimut tebal itu, badan nya bergerak gemetar, tidur nya pun gelisah.

"Tidak, jangan pergi tetap disini ku mohon." Gumam nya

"Hikss jennie."

"Tolong jangan bawa anak-anak ku hikss."

"Jennie."

"JENNIEE." Teriak nya langsung terbangun dari tidurnya

Sedangkan jennie, baru saja selesai memasak sarapan mereka. Dan mengecek anak nya di kamar apa kah sudah bangun atau belum. Tapi teriakan dari lisa, membuat nya bergegas menghampiri lisa.

Napas nya terengah-engah.

Melihat di sekeliling nya, sudut rumah nampak sepi. Menambah ketakutan nya jika mimpi itu menjadi kenyataan.

"Apa mimpi buruk itu benar-benar terjadi hikss?."

Lisa menundukkan kepala nya terisak kembali.

Jennie menghampiri nya dengan menggendong gwen.

Mengusap kepala suami nya dengan lembut.

Lisa pun mendongakkan kepala nya, ternyata itu sosok yang tengah di cari nya.

"Daddy."

"Daddy kenapa?." Tanya nya

Mata lisa berkaca-kaca.

"J-jennie." Gumam nya lirih

Lisa melihat ke belakang jennie dan di sekeliling jennie. Membuat jennie mengkerutkan dahi nya.

"Cari apa?." Tanya jennie.

"Koper."

"Koper? Koper buat apa?."

"K-kamu tidak pergi kan." Berucap dengan susah payah.

Jennie menarik kedua sudut bibirnya dan menggelengkan kepala nya. Lisa yang melihat itu langsung mendekap pinggang jennie dengan erat.

Syukur dan berterima kasih kepada tuhan itulah yang di ucapkan nya saat ini. Apakah tuhan masih memberikan nya kesempatan untuk merubah nasib rumah tangga mereka.

"Hikss."

"Dadd, sudah sayang."

Tanpa melepaskan dekapan itu lisa mendongakkan kepala nya.

"Kenapa pucat sekali?." Tanya jennie salam hati.

"Mama sudah tidak marah kan sama daddy?."

"Tidak, mama sudah tidak. Daddy boleh menjelaskan kejadian itu. Mama akan dengarkan." Ucap nya. Jennie hanya ingin tau, apakah yang di ucapkan nya waktu mabuk itu sama dengan nya waktu sadar atau tidak.

"Baik daddy akan jelaskan." Lisa menjelaskan kejadian tersebut tidak menambah atau mengurangi cerita tersebut.

"Nanti jika daddy ada meeting dengan client wanita, daddy akan minta di dampingi oleh joy agar mama tidak berpikiran yang tidak-tidak lagi terhadap daddy."

"Maafkan daddy ma. Sungguh daddy tidak bermaksud membuat mama terluka." Ucap nya lirih.

"Emm, mama juga minta maaf karena sudah salah paham dan tidak mendengarkan daddy lebih dulu."

"Tapi dad." Ucap nya ragu

"Kenapa? Apa ada yang masih mengganjal di hati mama?."

Jennie menganggukkan kepala nya kaku.

"Apa itu beritahu daddy."

"Tzuyu." Ucap jennie

"Emm ada apa dengan tzuyu?." Tanya lisa.

BABY SISTTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang