14 tahun kemudian.
Semenjak kejadian itu pasangan suami istri ini nampak semakin harmonis. Giel anak lelaki itu kini tumbuh menjadi anak remaja yang memiliki sifat dingin namun menghangat ketika berada pada lingkungan orang terdekatnya.
Jika giel memiliki sifat dingin lain hal nya adik nya siapa lagi jika bukan gwen. Adik perempuan nya itu mewarisi rupa ibunya. Tapi minus nya adalah anak itu tidak bisa diam, tantruman. Bahkan mereka sudah kewalahan menghadapi tingkah nya.
Sekarang gwen sudah mengenyam pendidikan di bangku elementry school sedangkan giel berada di middle school dan sekarang lagi mempersiapkan untuk melanjutkan ke high school.
"Gwen berangkat bersama oppa saja."
"Kita beda arah, Kau berangkat sama daddy saja."
Itu hanya permulaan. Setiap hari ada saja hal yang selalu di ributkan.
"Jika oppa tidak mau mengantar gwen tidak mau sekolah." Ucap nya merajuk.
"Ayolah baby, oppa sudah telat ini. Oppa masih banyak kegiatan hari ini di sekolahan."
Anak itu menundukkan kepala nya, kedua lengan nya menggenggam tali ransel. Kaki nya menendang batu kecil di bawah.
Giel menghela napas nya lemas, jika sudah seperti ini pasti akan merajuk dan itu bisa bertahan seharian bahkan sampai besok.
"Oke-oke oppa antar. Tapi janji jangan bikin ulah."
"Yeeeee, gomawo oppa baby yang paling tampan, tapi lebih tampan daddy."
"Tidak jadi lah. Cancel-cancel." Kesal giel.
"Yakk, baby cuma bercanda."
"Sana berangkat bersama daddy tampan mu."
"Oppa mau berangkat dulu, bye."
Giel melangkahkan kaki nya menuju motor sport pemberian orang tua nya. Baru saja duduk di atas motor nya. Jerit histeris itu membuat telinga pengang.
"Huwaaaaa oppa."
"Gwen mau berangkat sama oppa hikss."
"Oppaa." Teriak nya
Giel kembali turun dari motor nya. Menghampiri adik nya yang tengah mendekap ayah nya.
"Ckkk drama queen sekali anak lisa." Gumam giel
"Jika kau masih menangis, oppa akan benar-benar berangkat sendiri."
Jennie yang melihat interaksi anak nya, hanya tersenyum dan menggelengkan kepala nya.
"Sudah baby, sekarang berangkat kasian oppa jika telat. Baby mau jika oppa kena hukum?." Ucap mama jen.
Gwen menggelengkan kepala nya.
"Siapa yang berani menghukum oppa baby? Mau baby jambak kepala nya?." Ucap nya dengan marah.
"Jangan seperti jagoan, kau itu wanita. Bersikaplah layak nya wanita."
"Ckk."
Giel menangkup pipi adik nya.
"Siapa mengajarkanmu berdecak seperti itu emm." Ucap nya sambil menggerakkan kepala adik nya ke kiri ke kanan
"Aaaa oppa sakit."
"Oppa nanti telat nak."
Giel menghentikan kegiatan nya, mendekat ke ibunya memberikan kecupan hangat di pipi nya.
"Oppa berangkat dulu ma." Ucap nya.
"Ndee, hati-hati jangan mengebut. Kau membawa adikmu."
"Siap ma." Ucap nya memberikan hormat.
Giel berbalik ketika kaki nya ingin melangkah. Tas nya di tarik dari belakang, membuat nya berbalik kembali.
"Kau melupakan daddy mu jagoan."
"Hehe, oppa bercanda dad."
Mendekap ayahnya, mengecup pipi ayah nya.
"Oppa berangkat dad."
"Hati-hati jagoan." Sahut ayah nya mengacak rambutnya.
Jika kalian bertanya di mana gwen. Anak itu sudah berlari menuju motor sport kaka nya.
"Yaakkk, baby kau belum berpamitan."
"Sudah telat oppa." Teriak nya
Giel berlari pelan menuju motor nya. Anak itu mengulurkan kedua tangan nya.
"Angkat baby oppa, motor oppa tinggi baby tidak sampai."
"Ya itu kau tau, maka nya tumbuh itu keatas bukan ke pipi."
"Salahkan mommy kenapa memberi pipi mandu ini."
"Kau menyalahkan mama?."
"Upsss, tidak oppa hehe. Ayo jalan kata nya nanti telat."
Menghidupkan motor nya, mulai jalan dengan perlahan. Anak itu mendekap erat kaka nya di belakang.
"Daddyy baby berangkat lovyu sayangg." Teriak nya.
"Lovyu too hati-hati baby jangan nakal."
"Tidak. Tidak janji haha." Teriak nya.
"Jen, berangkat dulu ya haha."
"Yakk baby itu tidak sopan." Tegur giel.
"Bercanda mommy, baby berangkat dulu mom lovyu banak-banak."
"Lovyu too musuh mommy." Sahut jennie
"Hahaha." Tawa mereka.
Jika giel berpihak ke jennie, lain hal gwen yang lebih berpihak ke lisa. Karena lisa selalu memanjakan nya. Dan sering kali ibu dan anak itu berdebat memperebutkan lisa.
Giel jarang di rumah, karena kegiatan sekolah nya. Tidak hanya tampan anak ini juga berprestasi di bidang akademik maupun non akademik.
Dia benar-benar memanfaatkan fasilitas yang di berikan orang tua nya. Tidak pernah macam-macam. Giel juga sedang mengejar beasiswa nya nanti. Dia tau jika kekayaan nya tidak akan habis, tapi dia hanya mau berusaha dengan diri nya sendiri.
Bertekad ingin melanjutkan pendidikan di tempat pujaan hati nya. Siapa lagi jika bukan clara. Giel tidak tau jika ada yang menyukai nya jua. Namun dia hanya menganggap itu sebagai adik nya.
"Nanti baby di jemput daddy, jangan pulang sebelum daddy menjemput mu. Jangan suka bikin ulah."
"Baby tidak akan bertindak jika mereka tidak duluan oppa." Bantah nya
"Tetap saja. Sekolah untuk belajar bukan untuk tawuran."
"Apa baby akan diam saja jika ada orang terkena tindas oppa?."
"Kenapa?."
"Aishh tidak tau lah, oppa tidak mengerti." Kesal nya.
Giel mengangkat bahu nya dan memilih melajukan motor nya menuju sekolahan adik nya.
Gwen itu terkenal menjadi troublemaker di sekolah nya. Mewarisi rupa ibunya. Diam saja terlihat sinis padahal tidak seperti itu kenyataan nya.
Dia tidak suka kekerasan, tapi jika dia yang berbuat tidak apa. Sangat tidak adil bukan.
Gwen juga tidak kalah dengan kaka nya. Mereka berdua sama-sama berprestasi di sekolah nya. Hanya saja tingkah kedua nya berbanding terbalik.
Tidak lama kemudian mereka sudah sampai.
Gwen langsung turun dari motor sport milik giel dan belari kencang memasuki sekolah nya.
"Loh, itu bisa turun sendiri tapi kenapa tadi katanya tidak bisa naik." Ucap giel bingung.
Tidak ambil pusing, dia kembali melajukan motor nya menuju sekolahan nya.
"Tumben sekali giel jam segini belum berangkat." Ucap wanita itu.
.
Mau bikin au di tiktok ada yang baca ga ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY SISTTER
RandomDisaat teman sebayanya melanjutkan pendidikan ke universitas, jennie memilih untuk bekerja. Keterbatasan ekonomi membuat diri nya mengubur semua cita-cita yang di impikan nya sejak kecil yaitu menjadi seorang dokter. "Aku hanya orang miskin sebatang...