Cahaya dari mentari itu menembus kamar. Berhasil membangunkan sosok yang berada dalam selimut tebal menutupi tubul naked nya.
Tangan berurat itu, masih memeluk pinggang sosok yang masih berada dalam mimpi nya. Dia terlihat sangat lelah karena habis di gempur.
"Sttt, kepala ku pusing sekali." Ucapnya
Perlahan membuka mata nya, pandangan nya malah tertuju kepada benda di hadapan nya.
Tangan nya terangkat menyentuh benda itu.
"Kenyal." Ucap nya
"Apa aku sedang bermimpi atau berhalusinasi?."
Masih belum sadar dia malah memajukan kepala nya memagut benda itu.
"Asli, malahan ini ada asi nya."
Terdiam sejenak memikirkan yang sedang terjadi.
"Terakhir aku melihat benda ini 2 tahun yang lalu, itu pun sebelum istri ku meninggal. Dan sekarang aku melihat benda ini lagi. Kalau ini bukan istri ku lalu siapa?." Tanya nya heran karena kesadaran nya belum pulih semua.
Ketika kesadaran nya sudah pulih semua, dia membuka lebar mata nya. Mengangkat kepala nya secara perlahan melihat siapa sosok yang di hadapan nya ini.
"Ohhh shit, apa yang kau lakukan lisa." Gumam nya
Membuka pelan selimut menutupi tubuh mereka. Membuat nya memejamkan mata dengan erat setelah melihat apa yang terjadi.
"Bodoh lisa, bagaimana bisa kau melakukan itu dengan nya."
Sebelum beranjak dari kasur nya, lisa menyempatkan menatap jennie yang masih terlelap dengan tenang.
"Maafkan aku, aku tidak bermaksud melakukan ini padamu. Aku hanya khilaf karena aku di bawah pengaruh alkohol itu."
Setelah mengucapkan itu lisa berlalu ke kamar mandi. Membersihkan diri nya dan bersiap untuk berangkat ke kantor nya.
Di rasa sudah selesai melakukan aktivitas nya, dia melangkahkan kaki nya menuju kamar sang anak dan meninggalkan jennie yang masih berada di kamarnya.
Cklekkk
Seulas senyum di tampilkan nya melihat sang anak yang sudah terbangun. Dan kini sedang terduduk di atas tempat tidur nya.
"Morning jagoan daddy." Sapa nya.
Anak itu hanya diam menatap ayahnya. Kejadian kemarin malam masih teringat di kepala nya.
Ayahnya mendekat kearah nya, mengambil lengan kecil itu dan menggenggam nya sekekali memberi kecupan hangat.
"Jagoan daddy masih marah ya sama daddy? Daddy minta maaf ya nak, daddy tidak sengaja membentak baby, maafkan daddy membuat baby tidak nyaman dengan orang asing itu. Maafkan daddy yang sudah memaksa baby. Baby mau apa biar daddy turutin, agar baby tidak marah lagi sama daddy?." Tanya sang ayah yang hanya di beri tatapan sendu oleh anak nya.
"Baby belum mau memaafkan daddy ya nak? Ya sudah tidak apa daddy mengerti. Daddy akan memberikan ruang untuk baby, tapi baby harus bangun dulu. Kita mandi dan sarapan oke."
"Mama ana." Tanya anak nya
"Mama mu sedang tidur, mama mu kesulitan tidur malam tadi." Jawab nya
"Baby sama daddy dulu ya. Habis sarapan baby boleh menonton kartun kesukaan baby atau main, tapi di dalam rumah saja ya, sambil menunggu mama bangun. Karena daddy ingin berangkat ke kantor."
Anak itu hanya menganggukan kepala nya.
Setelah selesai mengurus anak nya dia berpamitan untuk pergi ke kantor, kini anak itu bingung ingin melakukan apa. Namun kali ini dia patuh terhadap ayah nya untuk tidak berulah. Menyalakan tv menampilkam kartun favorit nya sambil memakan camilan untuk menemani nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY SISTTER
RandomDisaat teman sebayanya melanjutkan pendidikan ke universitas, jennie memilih untuk bekerja. Keterbatasan ekonomi membuat diri nya mengubur semua cita-cita yang di impikan nya sejak kecil yaitu menjadi seorang dokter. "Aku hanya orang miskin sebatang...