Chapter 17

4.5K 377 5
                                    

Sambil menikmati hidangan yang telah di sediakan.Berbincang dan saling berbagi cerita di masa lampau. Itu lah yang di lakukan orang dewasa ketika lama tidak bertemu. Tapi itu tidak berlaku kepada anak yang masih di bawah umur satu ini. Dari tadi pandangan nya tidak bisa lepas dari sosok yang berada di depan nya.

Meletakkan kedua tangan di atas meja, untuk menumpu kepala nya. Sekekali mulut nya menganga karena dia sambil makan di suapi oleh mama den.

"Giel, makan yang benar nak." Ucap sang ayah

"Ini baby agi mam dengan benal dad." Sahut nya masih sama dengan posisi seperti tadi.

"Aishh, daddy bilang duduk yang benar."

Menggelengkan kepala nya. "Nda, baby cepelti ini taja, mam tambil meyiat bidadali. Tantik banet cihh tamu."

"Buka mulut nya baby." Ucap mama den.

Dia mengikuti instruksi dari mama den, di buka nya mulutnya menerima makanan yang di berikan mama den.

"Oh ya ren, kalian sudah saling kenal." Ucap nya sambil menunjuk irene dan jennie.

"Emmm, kita teman satu sekolah dulu." Jawab irene.

Jennie hanya sibuk menyurus si bocil dan menyimak percakapan mereka. Bohong jika dia lupa dengan tragedi yang menimpa nya beberapa tahun silam.

Flashback on

Irene dan jennie adalah teman dekat. Mereka selalu menghabiskan waktu bersama. Kemana-mana berdua. Hingga pada saat itu, ada sosok lelaki yang sangat terobsesi kepada jennie. Entah apa yang di pikiran lelaki tersebut membuat nya seperti itu.

Berbagai macam cara sudah di lakukan nya untuk mendekati jennie, tapi pada dasar nya jennie memiliki sifat dingin membuat nya sulit untuk di taklukkan.
Dan itu juga membuat nya frustasi, hingga pada satu ketika lelaki tersebut menjalankan aksi licik nya dengan mengancam irene yang notabene nya teman dekat nya jennie.

Irene yang takut dengan ancaman di berikan lelaki itu. Tanpa pikir panjang langsung menyiakan ucapan lelaki itu, untuk membantu nya mendekatkan jennie, irene tidak berpikir konsekuensi yang di terima sahabatnya nanti. Di katakan egois bisa jadi seperti itu.

"Jen, nanti keluar yuk."

"Kemana ren." Sahut jennie.

"Nanti aku kabarin lagi, itu tempat nya baru. siapa tau nanti bisa jadi referensi untuk belajar disitu kan." ucap irene

Jennie yang percaya dengan teman nya, langsung menganggukkan kepala nya.

"Nanti bilang aja dimana rene, nanti aku menyusul."

"Baik jen, kalau begitu aku duluan ya."

"Emmm, hati hati rene." Sahut nya

"Jenn, maafin aku. Maaf karena aku sudah bohongin kamu. Itu semua karena lelaki brengsek itu." Ucap irene dalam hati

Tidak merasa ada yang aneh. Jennie berlalu pulang untuk bersiap ke tempat yang dimaksud oleh irene itu.

.

Melangkah kan kaki nya masuk ke dalam sebuah hotel. Membuat nya mengkerutkan dahi. Bingung kenapa sahabat nya malah mengajak nya kesini.

"Yang benar saja rene, malah mengajak kesini." Gerutu nya

"Apa di dalam hotel ini ada wisata nya?."

"Masa iya hotel jadi wisata. Ah masuk saja lah kalau tidak masuk kita tidak tau." Jennie masih berpikir positif. Seolah tidak akan terjadi musibah yang menghantam nya.

BABY SISTTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang