Penthouse
Ada dua mahkluk tuhan yang berbeda usia, tengah terlelap dengan nyenyak nya.
Walaupun mata nya terpajam tapi mulut nya tetap bergerak menerima asupan dari sumbernya. Tiba-tiba wanita itu terbangun dari tidurnya karena menginginkan sesuatu.
Menoleh ke arah jam dinding ternyata sudah lumayan terlalu larut malam.
"Kenapa baru sekarang nak? Kenapa tidak siang tadi." Ucap nya sambil mengelus perut rata nya.
Kondisi di penthouse hanya mereka berdua saja, yang punya entah kemana. Jam kantor sudah berakhir sejak sore tadi. Tapi dia belum kembali juga. Dan dia tidak ambil pusing, terserah saja mau bagaimana, karena dia juga tidak mempunyai hak untuk mengatur.
"Kalo mama keluar, kasian kaka mu sendiri tidak ada yang menjaga. Tapi kalo tidak di turutin mama yang tidak bisa tenang."
Melepaskan pagutan anak itu dari nipple nya dan langsung memasangkan paci dino sebagai pengganti nya.
Menatap lekat anak yang masih tenang di alam mimpinya, mengusap kepala anak itu dan tersenyum tipis."Mama keluar sebentar ya nak, mama janji tidak akan lama. Setelah membeli nya mama langsung kembali." Setelah berucap seperti itu, dia beranjak dari kasur empuknya tidak lupa memberikan kecupan pada anak itu.
Nekat memutuskan untuk keluar sendirian, dan meninggalkan anak itu. Dia bergegas mengenakan hoddie saja sebagai penghangat tubuhnya.
Jarak dari kediaman nya itu dengan minimarket hanya berjarak 20 menitan saja.
Sesampainya di minimarket dia langsung melangkan kaki nya menuju tempat pajangan buah.
"Baby ingin ini nak?"
"Kita beli ya, kita harus cepat pulang mama takut kaka mu terbangun."
Saat sedang memilih buah itu dia di kejutkan dengan sosok lelaki yang di kenalnya.
"Jennie."
"Ini benarkah kau?." Tanya nya
Mendengar nama nya di panggil dia pun menoleh ke sumber suara tersebut. Ternyata itu adalah sosok yang menyukai nya sejak di bangku sekolah dulu.
"Jaehyun." Ucapnya
"Ternyata kau masih ingat aku jen haha."
"Apa kabar jen? Makin cantik saja."
"Hehe masih ingat hyun, kabar ku baik. Kalo cantik biasa saja tuh."
Mereka berbincang sebentar, dan akhirnya jennie memutuskan untuk beranjak menuju kasir ingin membayar belanja nya, namun di tahan oleh jaehyun.
"Biar aku saja yang membayar nya."
"Jangan hyun, aku punya uang kok."
"Tidak apa jen, sekalian tanda pengenalan lagi haha." Canda nya
"Ada-ada saja kamu."
Setelah transaksi selesai, jennie berpamitan tapi lagi dan lagi dia di tahan.
"Aku antar ya."
"Tidak usah hyun, kediaman ku dekat sini."
"Ayolah, ini sudah larut malam. Kau mau di begal?."
"Omo, kenapa ucapan mu ngeri sekali?."
"Maka nya, biar ku antar pulang. Jika kau tidak mau aku akan tetap memaksa jen."
Menghela napas nya kasar.
"Ya sudah mau bagaimana lagi."
Jaehyun bergegas membukakan pintu mobil nya, menahan atas pintu mobil agar kepala jennie tidak terbentur.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY SISTTER
RandomDisaat teman sebayanya melanjutkan pendidikan ke universitas, jennie memilih untuk bekerja. Keterbatasan ekonomi membuat diri nya mengubur semua cita-cita yang di impikan nya sejak kecil yaitu menjadi seorang dokter. "Aku hanya orang miskin sebatang...