Chapter 24

4.2K 381 5
                                    

Bangunan putih berciri khas dengan bau obat-obatan. Membuat siapa pun enggan berada di tempat itu, tanpa terkecuali memang mengharuskan nya untuk berada di tempat itu.

Seperti yang terjadi pada sosok yang satu ini. Masih memejamkan mata nya dengan tenang di atas brankar. Wajah dan bibir nya memucat. Di temani si kecil yang tetap berada di samping nya, menggenggam erat tangan sosok yang di depan nya. Sekekali mengusap cairan bening yang keluar dari mata nya.

"Maa, angun hiks mian baby patca mama." Tangis nya

"Dok, bagaimana keadaan nya." Tanya sang ayah kenapa dokter.

"Sebaiknya ini kita bicarakan di ruangan saya saja tuan."

Dia hanya menganggukkan kepala nya. Menghampiri sang anak dan mengelus kepala nya. Membuat anak itu mendongakkan kepala menatap sang ayah.

"Daddy pergi keruangan dokter dulu ya, baby disini saja temanin mama."

"Nee, baby atan." Sahut nya lesu

Dia pun beranjak, kaki jenjang nya melangkah mengikuti dokter menuju ruangan nya.

"Silahkan duduk tuan manoban."

"Terima kasih dok." Ucapnya.

"Baiklah tuan, disini saja akan menjelaskan mengenai kondisi dari nyonya."

Tanpa bicara sepatah kata pun, di hanya diam ketika mendengarkan dokter menjelaskan hal tersebut.

"Jadi nyonya itu hanya kelelahan dan juga stress. Hal tersebut dapat mempengaruhi kandungan nya yang masih terbilang sangat muda. Dan apabila tidak di tangani dengan sungguh dan cepat, maka akan berakibat keguguran pada janin yang di kandung nya. Terlebih kandungan tersebut tidak menerima suplemen contoh nya seperti susu, vitamin atau makanan yang bergizi lainnya. Jadi saya minta kepada tuan, untuk tidak membuat nyonya terlalu banyak pikiran ataupun terlalu lelah. Karena itu sangat berdampak kepada ibu hamil."

"Apakah nyonya sudah pernah memeriksakan kandungan nya tuan?." Tanya dokter tersebut.

"Belum dok, saya juga baru tau kalau dia sedang mengandung." Ucap nya bohong.

"Oh benarkah, selamat tuan atas kandungan istri tuan, di jaga dengan baik tuan. Kalau begitu sekalian saja kita periksa kandungan nya dan juga saya akan memberikan suplemen untuk penguat kandungan nya."

Di sisi lain, perlahan mata kucing itu terbuka. Menggulirkan pandangan nya ke semua sisi yang di lihat nya. Hingga pandangan nya tertuju kepada sosok yang tengah memandang nya juga dengan senyuman manis nya.

"Baby." Panggil nya dengan suara serak. Namun respon anak itu malah menangis.

"Hikss, hiksss." Pipi bulat nya itu sudah basah dengan air mata hidung nya pun memerah.

"Heyy, kenapa jagoan mama menangis emm."

"Mian mama."

"Baby salah apa nak?"

"Dala-dala baby mama dadi dini."

"Sayangg, mama hanya kelelahan. Seharusnya mama yang minta maaf karena merusak liburan baby bersama daddy."

"Ndaa, mama nda calah. Baby calah hiks."

"Sudah, mama tidak apa. Maukah baby menuruti ucapan mama?."

"Apa ma."

"Hug mama sayang, mama masih lemas rasanya."

Anak itu langsung naik ke atas brankar tempat nya terbaring lemah dan langsung memeluk wanita itu.

"Jagoan mama." Ucap nya memeluk anak itu dan mengusap badan nya. Sambil mengecup kepala anak itu.

Karena tubuh nya masih sangat lemas, dia memejamkan mata nya kembali. Mereka berdua malah tertidur. Hingga sosok lain mengampiri mereka mengulas senyum tipis.

BABY SISTTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang