"Mbak?"
Baru aku ingin menyautinya, tiba-tiba aku terbatuk heboh karena tersedak air liur sendiri.
"Eh mbak kenapa? Lagi sakit ya?"
Aku hanya mengangguk sambil menepuk dadaku kencang.
"Oh ya udah mbak istirahat aja." katanya. "Saya bakalan jarang dirumah, jadi mbak santai aja, anggap rumah sendiri, semua fasilitas boleh mbak pakai."
"Ma...kasih, Mas." kataku dengan suara yang tercekat. Tenggorokanku beneran kesakitan karena tiba-tiba terbatuk seperti itu.
"Iya, mbak istirahat gih."
Aku menganggukan kepala dan langsung balik badan. Buru-buru masuk ke kamar, sampai tak sadar kalau masih membawa sapu ditangan.
Aku meringkuk dilantai kamar sambil memeluk sapu itu.
Sungguh takdir yang aneh.
Aku tau pasti siapa laki-laki yang barusan kutemui.
Namanya Alexander Angkasa atau biasa dipanggil Aksa. Dulu, dia adalah kakak kelasku di SMA. Semua orang mengenalnya, entah karena wajahnya yang dibilang menarik oleh banyak orang, atau karena tingkahnya yang suka buat onar.
Keningku mengernyit dalam saat mengingat perbuatannya padaku. Hanya karena kalah taruhan, dia berani untuk mengambil ciuman pertamaku secara paksa.
Hidupku di SMA swasta itu bak neraka setelahnya, karena video ciuman itu tersebar kemana-mana. Tapi untungnya, tak lama, aku pindah ke sekolah negeri yang lebih terjangkau biayanya.
Aku menghela napas, berusaha meredam rasa dendam dan amarah didada.
Seperti biasa, aku selalu merebahkan badan di lantai saat merasa kalut atau emosi yang berlebihan. Cara ini sudah terbukti efektif untuk menetralkan segala perasaan itu.
Setelah tenang, aku mulai merangkai rencana di kepala.
Saat ini aku tak punya pilihan untuk meninggalkan pekerjaan ini. Jadi, aku harus bijak. Sayangnya, tak mudah menemukan pekerjaan dengan gaji diatas 2 juta untuk tamatan SMA sepertiku. Untuk dapat kosan yang 'layak' saja, setidaknya aku harus menyiapkan 600ribu perbulan. Belum lgi biaya makan, transport, dan hal tak terduga. Jangan lupa, aku punya kewajiban untuk membantu adikku juga.
Aku menghela napas panjang lagi, entah untuk yang keberapa kali hari ini.
Sampai aku bisa mengumpulkan cukup uang dan mendapatkan pekerjaan baru yang lebih baik, aku akan tetap bekerja disini.
Toh, Si Aksa sialan itu jugs tak menetap disini.
Selama aku nggak sering menemuinya, semua akan aman.
***
Perkiraanku tepat. Sudah sebulan lebih aku bekerja di rumah ini, dan tak sekalipun aku kembali bertemu dengan Aksa. Setiap minggu dia memang pulang ke rumah, tapi seringnya hanya mampir lalu pergi lagi.
Adikku sayang
Kak, ini transfernya kok banyak?Iya, kakak kan bulan lalu nggak transfer
Adikku sayang
Padahal kakak simpen aja buat sendiri
Makasih ya kak
Bulik juga bilang makasih banyakSama-sama adikku
Kamu coba cari beasiswa kuliah
Sayang banget kalau nggak lanjut kuliah dek
Kamu kan, pinterAdikku sayang
Nggak, kak
Nanti aja kalau aku udah bisa kumpul uang sendiri
Baru aku kuliah
Kakak gimana kerjaan di kantor?
KAMU SEDANG MEMBACA
He Was My First Kiss
RomanceJadi ART di rumah seorang laki-laki brengsek yang pernah menciumnya hanya karena kalah taruhan?? Aria rasanya ingin kabur saja saat tau siapa majikannya, tapi situasinya tak semudah itu, ia benar-benar butuh uang untuk bertahan hidup. _________ Seme...