Chapter 32

19.2K 1.1K 38
                                    

Still, Aksa POV

Aksa membuka kedua matanya perlahan, sekujur tubuhnya terasa nyeri, apalagi kepalanya. Perasaan bingung dan linglung langsung melandanya saat ia tak bisa bergerak meskipun mencoba, apa yang terjadi??

Tatapannya bertemu dengan sesosok perempuan yang tampak kalut.

"Mas Aksa??"

Panggilan itu membuat Aksa mengernyit.

"Sebentar ya, dokternya barusan udah aku panggil. Ada keluhan apa? Pusing??"

Aksa menatap wajah yang asing itu dengan bingung. Dia butuh orang tuanya, Hazel, atau siapapun yang ia kenal untuk berada disini dan menjelaskan situasinya.

"Kamu siapa?"

Aksa berhasil mengucapkan pertanyaan itu dengan lirih.

Perempuan itu terdiam sejenak sebelum menjawab. "Ini Aria, Mas Aksa..."

"Aria siapa?"

Tak lama, dokter datang dan memeriksa keadaannya. Perempuan bernama Aria itu berusaha menjelaskan pada dokter kalau Aksa tak mengingatnya. Dokter kembali pada Aksa dengan raut wajah khawatir.

"Kamu ingat nggak, ini tahun berapa?"

Aksa berpikir sebentar sebelum menjawab. "2015."

Dokter mengernyit. "Berapa umurmu sekarang?"

"21."

Dokter dan cewek bernama Aria itu nampak terkejut.

"Mungkin amnesia sementara, gegar otaknya memang lumayan parah." kata Dokter, yang menambah kebingungan Aksa. "Kita observasi lebih lanjut, tenang aja, jangan panik ya, kemungkinan besar dalam waktu dekat ingatannya kembali."

Aksa mengernyit mendengarnya. Amnesia? Gegar otak? Memangnya dia kenapa? Hal terakhir yang Aksa ingat, dia sedang tidur di kosannya setelah semalaman begadang mengerjakan paper kuliah.

Tak lama kemudian, kedua orang tuanya muncul. Aksa merasa lega karena melihat sosok yang familiar. Tapi, Mama Papanya tampak berbeda—terutama Papanya, perutnya lebih buncit dari yang ia ingat.

"Aksa... ya Tuhan... syukurlah kamu udah siuman." kata Mamanya sambil menangis.

"Aksa kenapa?" tanya Aksa. "Kok tiba-tiba gini?"

"Kamu kecelakaan di tol." jawab Papanya. "Udah koma semingguan."

Aksa termenung. Kecelakaan? Itu menjelaskan semua rasa nyeri menusuk di tubuhnya.

"Kita semua udah khawatir banget." kata Mamanya. "Takut kamu nggak bangun."

"Bu, Pak, ada yang mau saya bicarakan." Dokter menyela. "Diluar, ya."

Mereka pergi keluar meninggalkan Aksa bersama dengan sosok perempuan asing itu. Namanya Aria. Aksa berusaha mengingat, tapi dia tak tahu siapa Aria ini.

"Mas Aksa... beneran nggak inget sama aku?"

Pertanyaan itu membuat Aksa mengernyit, tapi ia tak menjawab. Sesaat kemudian, Dokter dan orang tuanya kembali masuk.

"Kamu beneran mikir sekarang masih 2015?" tanya Mamanya tanpa basa-basi.

Aksa tak tahu harus merespon apa selain balik bertanya. "Memangnya sekarang tahun berapa?"

"2023!"

Jawaban Mamanya membuat Aksa tertegun. Mana mungkin? Apa dia sedang di prank? Tapi, Mama Papanya mana bisa akting seperti ini.

"Kamu nggak ingat Aria?" tanya Mamanya lagi.

Aksa mengernyit. "Nggak."

Mamanya menggeleng tak percaya.

He Was My First KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang