Chapter 8

8.3K 504 9
                                    

PENASARAN?

Aku mendengus dan mengambil langkah mundur, membuat jarak yang cukup agar aku tidak perlu mendongak keatas untuk menatap Aksa.

"Saya nggak ada kewajiban untuk menjelaskan tentang kehidupan saya." kataku sinis.

Aksa bersandar pada tembok disampingnya sambil melipat tangan di dada. "Mau main truth or dare?"

Aku mengernyit. Truth or dare? Saat aku sadar permainan apa itu, aku tertawa. "Permainan tolol yang buat kamu berani lecehin saya waktu itu ya?" Tanyaku, tak habis pikir.

Aksa menaikan sebelah alisnya. "Ayolah, it will be fun."

Aku menaruh remote yang sedari tadi kupegang keatas meja. "Maaf, nggak dulu."

"Mau kemana Aria?"

"Tidur. Udah jam 11 malem." jawabku sambil berlalu.

"Ok, kita lanjut besok pagi."

Tanpa memedulikannya lagi, aku masuk ke kamar dan mengunci pintu.

***

Karena ini hari Minggu, aku berencana untuk tidur sampai siang dan tidak keluar kamar sama sekali.

Rasanya aku dongkol sekali dengan Aksa. Satu hal yang paling kubenci adalah menceritakan kehidupanku pada orang lain, karena setelahnya aku pasti akan kembali teringat ke masa-masa menyedihkan yang telah lalu.

Lagi-lagi aku membuang napas panjang. Aku benar-benar harus segera pergi dari rumah ini...

Ting! Sebuah notifikasi muncul di layar hpku.

Mataku melebar saat membaca informasi yang tertera disitu.

Dana masuk melalui layanan BI-FAST sebesar Rp 50.000.000,-.

Aku langsung menendang selimut dan bangkit berdiri. Dadaku berdebar-debar. Beneran nih?

Setengah berlari aku keluar kamar, ditaman belakang dekat kolam renang, Aksa tampak sedang duduk, berkeringat sehabis berolahraga.

"Udah masuk belum uangnya?" tanyanya saat melihatku.

"Iya, udah." jawabku ragu-ragu. "Jadi ide saya kemarin di acc ya?"

"Iya. Nanti tolong kirim ppt yang kamu bikin ke email ku."

"Oke Mas!" Senyum lebar mengembang di bibirku. "Makasih ya Mas!"

"Masakin udang kayak waktu itu dong."

Aku mengangguk bersemangat. "Siap!"

***

Setelah memasak, aku langsung mandi dan berselancar internet untuk mencari info lowongan kerja di Malang. Beberapa sudah aku tandai, tapi masih belum ku apply.

Karena ini hari Minggu, Pak Boss pasti libur. Jadi, aku berencana untuk mengunjunginya besok di ruko untuk memberitahu niatku berhenti bekerja secara langsung.

Aku benar-benar menaruh respect tinggi pada Pak Boss. Disaat aku mendatangi kantornya untuk mencari kerja, dia tak ragu untuk mempekerjakanku saat itu juga. Dia juga sangat memanusiakan karyawannya dan bukanlah tipe bos yang serakah. Jadi, sudah sepantasnya aku berhenti kerja dengan baik-baik.

Tok tok tok

"Aria, makan."

"Iyaaa."

Aku turun dari kasur dan segera memakai sweater.  Setelah di transfer 50juta, moodku langsung baik. Rasanya keberadaan Aksa didekatku sudah nggak jadi masalah.

Sebentar lagi kan, aku bebas!!

Aku keluar kamar dengan senyum merekah dibibir.

"Kenapa sih? Lagi seneng ya? Abis dapet 50 juta?"

He Was My First KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang