57. Menyembunyikan sesuatu?

426 50 15
                                    

Note : kinda 🔞

H a p p y  R e a d i n g ❣️

Setelah beberapa hari sudah berbaikan. Pagi ini Kina sudah berkutat di dapur. Sebab, Jiro minta dibuatkan Spaghetti aglio e olio untuk sarapan, aneh? tentu tidak. Spaghetti bisa dimakan di waktu kapan saja asal mengonsumsi dalam porsi yang wajar.

Jiro keluar dari kamarnya dengan rambut yang masih basah. Sepertinya laki–laki itu baru selesai mandi. Ia berjalan menghampiri Kina yang ada di dapur.

Kina terkejut saat sebuah tangan melingkar di pinggangnya. Lantas ia menoleh, karena ia pun sudah tahu siapa pelakunya. "Kebiasaan deh," deliknya malas.

Jiro hanya terkekeh menunjukkan jajaran gigi putihnya. Sekon selanjutnya laki–laki itu malah menaruh kepalanya pada bahu Kina, ia memperhatikan masakan yang masih ada di atas kompor.

"Ya ampun, ini bisa minggir sebentar dulu gak?" Omel Kina.

Masih dengan kepalanya yang bertengger di bahu Kina, Jiro menggeleng kuat seperti anak kecil. "Mau liatin kamu masak,"

Kina menggeleng pasrah. "Ya gimana ya, kalo lo—" Ucapan Kina terhenti karena pipinya mendapat serangan kecupan kilat dari Jiro.

"La lo la lo," omel Jiro.

"Iya maaf deh," pasrah Kina.

"Tapi, lo maksud gue kamu... tunggu sebentar dulu di meja makan sana. Dikit lagi selesai kok, ini." Usir Kina halus. Lagi pula, akan lebih lama selesainya jika Jiro terus terusan menempel padanya.

Jiro menurut, laki–laki itu melepaskan tangannya dan berjalan ke arah meja makan. Meninggalkan Kina yang masih harus menyelesaikan pekerjaan masaknya.

Setelah selesai, Kina menghidangkan hasil masakannya di atas meja makan. Untuk sarapan si tuan muda, Sajiro.

Kedua mata Jiro berbinar, karena Kina gadisnya itu pandai sekali memasak. Apapun yang Jiro inginkan pasti Kina bisa membuatkan untuknya. Memang cocok dijadikan istri. Eh, bukan berarti Jiro akan menjadikan Kina asisten rumah tangga ya.

Jiro menyantap spaghetti yang ada di hadapannya. Dengan mulutnya yang masih penuh, laki–laki itu mengedarkan pandangannya ke setiap sudut meja makan. Kina yang duduk di sebelah Jiro, menatap laki–laki itu dengan bingung.

"Cari apa sih?" tanya Kina penasaran.

Jiro menelan makanan yang ada di mulutnya. "Kayaknya, kalo makan ini minumnya anggur putih, enak deh." Ucapnya.

"Eh? nggak ah! Air putih aja nih, biar sehat." Kina menuangkan air putih pada gelas Jiro sampai penuh.

"Dikit aja yang, se-cangkir kecil deh." Rengek Jiro.

"Nggak ada ya, udah. Kamu sarapan spaghetti pagi–pagi aja tuh udah aneh buat aku. Ini lagi masih pagi mau minum begituan," tukas Kina.

Jiro menghela nafas pasrah. "Huft, ya udah deh." Ia melanjutkan makannya dengan perasaan sedih dan sedikit kecewa.

"Apa karena masakan aku gak enak? makanya kamu mau minum itu aja?"

"Bukan gitu, yaa ampun. Salah paham deh, gak gitu. Ini enak banget, makanya aku pikir kayaknya pas gitu kalo pake anggur putih minumnya." Sahut Jiro menjelaskan.

"Kamu udah selesai menstruasi kah?" Sambung Jiro.

Kina mengganggukkan kepalanya. "Udah, kenapa?"

DANGEROUSLY | Jihoon Treasure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang