Juvi menatap bingung ke arah Kina, yang sedari pagi banyak melamun. Padahal hari ini hari percobaan Kina untuk membuat resep baru roti dan pastry yang akan mereka keluarkan ke dalam menu cafe milik Juvi.
"Kin, gimana? udah pas belum yang percobaan kali ini?" Tidak ada jawaban apapun dari Kina. Gadis itu masih tetap menatap lurus ke arah depan dengan tatapan kosong.
"Halo, Kina! Lagi mikirin apa ya?"
Juvi mendengus kesal karena Kina tak kunjung menjawab.
"Mikirin cowok lo ya?" tanya Juvi tepat di hadapan wajah Kina.
Lamunan Kina buyar seketika. Ucapan Juvi membuat ia tersadar, ada benarnya juga kalau ia sedang memikirkan Jiro.
Kina gelagapan. "Ah— nggak kok. Mikirin siapa deh," sahutnya kikuk.
"Lo capek ya? mau pulang aja? besok kita coba lagi cari resep yang pas."
"Kayaknya iya deh Jup, hari ini sampe di sini dulu ya? nanti sampe apartement gue coba lagi sampe nemu resep yang pas."
Juvi mengangguk. "Gue anter pulang ya," Juvi melepas apronnya dan hendak mengambil jaket serta kunci motornya. Namun langkahnya terhenti karena ucapan Kina yang menolak untuk di antar.
"Gak usah Jup, gue sendiri aja. Gue mau mampir ke suatu tempat dulu, ada keperluan."
"Ya udah deh kalo gitu," Juvi yakin Kina tidak akan mau dipaksa. Ia paham dengan perasaan gadis itu.
Kina berpamitan dan pergi meninggalkan Juvi.
Kina menginjakkan kakinya di kediaman Javier, ayahanda dari Jiro. Kina memaksa masuk ke rumah besar itu untuk menemui Javier. Matanya merah dan memanas, akibat sepanjang perjalanan ia terus menangis.Ting tong! Kina menekan bel berkali–kali.
Cklek, pintu besar terbuka.
Menampilkan pria paruh baya, berbalut dengan kaus polo serta celana bahan jatuh yang panjang. Persis sekali dengan anaknya yang selalu Kina lihat, dulu.
Kina bisa menyadari kalau Jiro, mirip sekali dengan ayahnya.
"Mau apa kamu ke sini?" lamunan Kina tentang Jiro buyar.
"Om, tolong kasih kesempatan buat Kina Om. Kina akan pindah dari apartement yang Om kasih ke Kina, juga semua uang yang Om kasih, akan Kina kembalikan ke Om. Tapi, izinin Kina menikah sama Jiro Om." Mohon Kina dengan lirih tangisan.
"Kamu punya apa, Kina? punya apa kamu, mau menikahi anak saya?"
Kina semakin terisak. Ia bertekuk lutut dan bersimpuh pada kaki Javier. "Kina emang gak punya harta yang sepadan kayak Jiro Om, tapi Kina cuma bisa menaruh harapan sama Jiro, Kina cuma bisa sayang sama Jiro, Om Javier."
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUSLY | Jihoon Treasure
FanfictionPark Jihoon x OC ⚠️ no one exit door. "Once you get in here, you won't be able to get out. come and play with me. Lo cuma perlu terima gue, dan hidup sama gue, maka lo akan selamat, Kinara." [Sajiro Runggala] "Shut your mouth! gue cuma punya kaki g...