42. Spicy 🔞

926 56 14
                                    

⚠️ Chapter ini ada 🔞 yaa. Dimohon bijak dalam memilih bacaan. Yang mau skip boleh banget. Bagian 🔞 ada di tengah ke bawah🫢 ⚠️

H A P P Y  R E A D I N G

Setelah selesai memasak, Kina menyiapkan masakannya untuk dihidangkan dan memberinya kepada Jiro. Pikirnya, ia juga harus meminta maaf karena mungkin bibi benar kalau Jiro pasti khawatir dengannya. Ah, mana mungkin orang seperti Jiro punya hati, bahkan ia smasih kasar kepada Kina.

Meski begitu, Kina harus tetap meminta maaf karena Kina adalah orang yang bertanggung jawab atas kesalahannya.

Kina berhenti persis di depan pintu ruang kerja Jiro yang berada di lantai atas. Ia mengetuk pelan pintu tersebut agar tidak terlalu mengganggu orang yang ada di dalam.

Mendengar ketukan pada pintu ruangannya, Jiro mengangkat kepalanya yang sedari tadi ia tumpu di atas meja kerjanya.

"Siapa?" teriaknya.

"Kina." Sahut Kina dari luar.

Jiro merekahkan senyumnya saat mengetahui siapa yang datang, ia langsung bangun dari duduknya dan berjalan membukakan pintu untuk Kina.

"Boleh masuk gak?" tanya Kina saat melihat Jiro membukakan pintu untuknya.

Jiro mengangguk, namun tetap memasang ekspresi datar. Sebenarnya itu hanya berpura–pura. Dalam hati ia senang setengah mati karena Kina menghampirinya.

Kina menghembuskan nafas panjang saat melihat sekeliling ruangan kerja Jiro. Sangat berantakan, kertas berserakan, beberapa map tergeletak begitu saja.

Kina meletakkan nampan berisi makanan dan air putih yang ia bawa, ke atas meja yang ada di depan sofa ruang kerja Jiro.

"Makan dulu, kerjanya nanti lagi." Titah Kina. Kemudian ia berjalan membereskan semua kertas dan map yang berserakan di lantai. Dan ia letakkan kembali pada meja kerja Jiro.

Jiro duduk di sofa, memperhatikan aktivitas Kina. Setelah selesai, Kina menghampiri Jiro dan duduk di sebelahnya.

"Makan dulu, Jiro. Nanti panggil gue aja kalo udah selesai. Biar gue beresin bekasnya"

Jiro menahan tangan Kina yang hendak berdiri. "Temenin dulu."

"Ya udah, makan sendiri tapi ya."

Jiro mengangguk dan menyantap makanan yang Kina masak. Rasanya benar–benar di luar ekspektasi Jiro. Ini pertama kali Kina memasak untuk dirinya. Apa karena Kina pernah bekerja di cafe? makanya ia jago dalam hal memasak? tapi, seingat Jiro Kina sendiri yang bilang kalau dia tidak pernah berada dibagian dapur setiap bekerja. Atau mungkin Kina jago memasak karena ia sudah lama hidup sendiri? sepertinya jawaban kedua yang benar.

"Enak gak?" Kina menoleh ke Jiro yang sedang melahap makanannya.

Jiro mengangguk dengan kondisi mulut yang masih penuh dengan makanan. Pipinya menggembung, lucu sekali. "Enak."

"Pelan–pelan, gak bakal gue minta."

"Lo, udah makan belum?" tanya Jiro.

Kina mengangguk, "udah, gue makan masakan bi Ani tadi."

Jiro hanya mengangguk–anggukan kepalanya sebagai tanda "oh" kemudian ia melanjutkan makannya.

.
.
.

Jiro telah menghabiskan makanannya, kini Kina tengah membereskan piring dan gelasnya.

"Di sini dulu, boleh gak Kin?" Jiro mendekatkan posisi duduknya menjadi sangat dekat dengan Kina. Bahkan jarak mereka hanya 1 jengkal saja sekarang.

DANGEROUSLY | Jihoon Treasure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang