53. Diterima atau tidak?

474 61 5
                                    

Jiro dengan suasana hati gembira, menghampiri Kina yang tengah memasak di dapur. Laki–laki itu berjalan dengan langkah kaki yang sangat sunyi tanpa mengeluarkan suara.

Jiro berjalan mendekat, hingga sudah tiba berada di belakang gadis yang tengah asik berkutat dengan wajannya itu. Tangan Jiro sigap memeluk gadis itu dari belakang. Hingga membuat Kina terkesiap saat sebuah tangan kekar melingkar di perutnya.

Kina menoleh, melihat siapa pelakunya. Tentu Jiro, siapa
lagi yang berani melakukan itu padanya? hanya Jiro seorang.

"Ngapain sih? bikin kaget aja." Pekik Kina.

Tangan Jiro yang sebelah kiri mematikan kompor yang masih menyala, laki–laki itu membawa tubuh Kina bergeser menjauhi area kompor, membalikkan tubuh Kina, setelahnya mengangkat gadis itu hingga menjadi duduk di atas meja kitchen set.

"Heh! orang lagi masak juga." Omel Kina.

"Kan udah gue matiin kompornya, nanti dilanjut lagi." Sahut Jiro.

Kina merotasikan bola matanya. "Nanti gak selesai–selesai masaknya. Lo mau makan apa?!"

"Makan lo lah," sahut Jiro asal. Hingga laki–laki itu mendapat serangan di kepalanya. Berupa toyoran kecil dari tangan Kina. "Ngasal aja kalo ngomong, udah awas ih gue mau lanjut masak." Kina berusaha mendorong tubuh laki–laki itu.

"Morning kiss dulu lah," nego Jiro.

"Gue toyor lagi mau?" ancam Kina bersiap dengan mengepalkan tangannya.

"Daripada toyor, mending cium."

Kina menghela nafas kesal, dan berusaha mendorong tubuh Jiro lagi. "Udah awas ih, gue mau turun."

"Cium dulu, nanti boleh turun." Jiro memberikan sebuah pilihan lagi pada gadis itu. "Pilih cium, nanti boleh turun. Atau ya udah diem aja kayak gini terus. Gue gak bakal minggir."

"Lah, yaudah kayak gini aja terus. Nanti juga lo pegel sendiri,"

Jiro menaikkan sebelah alisnya. "Yakin? gue gym non-stop selama 60 menit atau 90 menit aja gue kuat. Ya kali berdiri di depan lo posisi kayak gini capek? yang ada lo yang capek, terus nyuruh gue minggir."

"Astaga, nyebelin banget sih ni orang! Masih pagi, kalo nanti Bi Ani liat gimana?" Kina melotot.

"Bi Ani mah udah biasa. Gak akan ngomong macem–macem dia, santai aja."

"Sekali doang tapi ya?" Kina melakukan penawaran.

Jiro menganggukkan kepalanya. "Sekarang iya, tapi siang sama sore, sama malem lagi ya." Laki–laki itu menaik-turunkan alisnya.

"Ngelunjak lo ya, udah sini. Daripada masakan gue gak kelar–kelar." Final Kina.

"Asik," sahut Jiro riang. Laki–laki itu melingkarkan tangannya pada pinggang ramping gadis yang masih duduk di atas meja kitchen set. Menunggu apa yang akan dilakukan oleh Kina selanjutnya.

Kina memajukan wajahnya, tangannya menarik kerah baju yang Jiro kenakan, agar wajah laki–laki itu juga mendekat ke arahnya. Second kemudian, gadis itu mendaratkan ciuman singkat pada pipi sebelah kanan Jiro, yang setelahnya laki–laki itu protes karena tidak sesuai dengan apa yang ia inginkan.

"BUKAN DI SITU IH," rengeknya.

Kina terkekeh, "lah sama aja, judulnya morning kiss kan? udah ah. Minggir." Usir Kina.

Laki–laki itu malah mengerucutkan bibirnya, berharap Kina akan mengasihaninya, dan memberikan satu ciuman lagi untuknya. "Ya bukan di situ, kan harusnya udah paham kalo gue minta cium itu di mana."

DANGEROUSLY | Jihoon Treasure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang