45. Rumah sakit

904 78 10
                                    

Disclaimer : 🔞 (kinda)
2,7k words ya, semoga gak bocenn🥹🫶🏻

H A P P Y  R E A D I N G 🧚‍♀️

Jiro terus memandangi Kina yang masih berbaring di atas ranjang rumah sakit dengan tangan yang terpasang selang infus dan mata yang masih terpejam. Ia duduk di kursi sebelah ranjang yang memang sudah disediakan di situ.

Tidak banyak yang Jiro ketahui mengenai cairan yang Riko suntikan ke dalam tubuh gadis itu, karena dokter belum memberinya hasil lab/pemeriksaan.

Laki–laki itu juga terus berkutat dengan ponselnya, menghubungi keempat temannya mengenai kelanjutan Riko yang sudah mereka bawa ke kantor polisi. Kadang kalau diingat, Jiro juga pernah melakukan hal seperti itu pada Kina dan beberapa orang lain, tapi entah mengapa tidak akan ada yang pernah bisa menjerumuskan Jiro ke dalam penjara. Berbeda dengan Jiro yang bisa dengan mudah menjebloskan musuhnya ke dalam penjara.

Jiro meraih tangan Kina yang terbebas dari infusan. Laki–laki itu terus mengusap dan mencium punggung tangan gadis itu. Berharap Kina segera membuka matanya. Meskipun belum bisa membuka matanya, Jiro berharap gadis ini tetap baik–baik saja, nantinya.

.
.

Kina membuka matanya, mendapati Jiro yang menaruh kepalanya di sebelah tangannya, dengan posisi tangan laki–laki itu setia menggenggam tangan Kina. Kina sontak melepas pegangan tangan Jiro dan tubuhnya mendadak gemetar. Jiro yang menyadari itu, langsung mengangkat kepalanya dan melihat kondisi Kina.

"Kin, udah bangun?"

Dengan kepala yang terasa sakit, Kina berusaha mengingat kejadian yang menimpanya semalam. Setelah ia mengingat semuanya, kejadian itu terus berputar di kepalanya. Kina juga teringat akan apa yang Jiro lakukan padanya waktu pertama kali laki–laki itu membawanya.

Padahal sebelumnya Kina sudah berusaha menguatkan mental dan fisiknya selama tinggal bersama Jiro. Kekerasan yang Jiro lakukan padanya ia menganggap itu semua hanyalah takdir buruknya, ia tetap berusaha kuat dan menerima semua yang Jiro lakukan padanya. Tapi kejadian semalam membuat Kina hilang kepercayaan dan menjadi takut dengan laki–laki, dan berlaku juga pada Jiro.

Kina merasa semua laki–laki sama, memperlakukannya dengan kasar dan semena–mena. Menganggap dirinya adalah sebuah objek yang harus mereka miliki dengan rakus dan tamak. Bukan suka, lebih ke obsesi. Itu membuat Kina menjadi ketakutan juga saat melihat Jiro sekarang ini.

Jiro meraih jari jemari gadis itu, namun Kina lebih dulu menepis dan menjauhkan tangannya. "Jangan deket–deket gue." Ucapnya gemetar.

"Ini gue Jiro, Kina. Jangan takut." Sahut Jiro lembut.

Kina menggelengkan kepalanya berulang kali. Ia merubah posisinya menjadi duduk, dibantu oleh Jiro yang meskipun mendapat penolakan dari Kina, laki–laki itu tetap membantu Kina duduk.

"Jangan sentuh gue Jiro," pinta Kina.

Jiro menghela nafas, "iya oke gue gak pegang lo. Kenapa Kin? lo bilang sama gue, apa yang sakit? apa yang buat lo takut?"

"Oke, jangan terlalu lo pikirin. Sekarang minum dulu biar tenang ya." Jiro memberikan Kina segelas air putih. Gadis itu menurut dan meminumnya.

Kina memejamkan matanya, berusaha menenangkan dirinya sejenak. Setelah dirasa tenang, Kina berusaha berbicara kembali. "Gue, gue takut sama lo. Gue inget lo pernah ngelakuin hal yang sama ke gue. Sama kayak apa yang Riko lakuin ke gue semalem Jiro..."

DANGEROUSLY | Jihoon Treasure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang