Di tengah matanya yang masih terpejam, Kina merasa terusik karena menyadari sebuah tangan besar melingkar di perutnya. Tentu gadis itu sudah mengetahui siapa pemilik tangan tersebut. Kina melepaskan tangan itu dan membalikkan tubuhnya, tampak laki–laki yang tersenyum lebar seraya menunjukkan jajaran gigi putihnya.
"Gue ketiduran ya? terus semalem lo tidur di sini kah? yang gantiin gue baju siapa?" tanya Kina bertubi–tubi.
Jiro menarik pinggang gadis yang masih berbaring di sebelahnya itu, agar lebih dekat dengannya. "Satu–satu sayang tanyanya," Jiro mencolek gemas hidung gadis itu.
"Gue yang gantiin lo baju, semalem juga gue tidur di sini." Sambung Jiro.
"Tapi kok, lo pake baju?" tanya Kina penasaran.
Jiro terkekeh. "Oh, jadi lo maunya gue gak pake baju gitu?" Goda Jiro.
Kina mencubit pinggang laki–laki itu. "Nggak gitu! maksud gue ya, lo kan kalo tidur maunya shirtless."
"Coba lo liat jam, udah jam berapa sekarang?"
Kina melirik ke arah jam yang terpasang di dinding kamarnya. "Jam 3 sore?!" matanya membelalak saat melihat waktu sudah menunjukkan pukul 15.00.
"Santai aja kali, gue udah bangun dari pagi sih. Makanya udah pake baju, haha."
Jiro mengelus halus puncak kepala Kina. "Lo capek banget ya? sampe gak bangun–bangun tidurnya."
Kina menunjukkan cengiran khasnya. "Gak tau ih, kayaknya iya ya? soalnya gak kerasa apa–apa. Ini juga baru kerasa lo meluk gue kayak tadi."
"Tapi bener yang gantiin gue baju, itu lo?" tanya Kina.
Jiro menganggukkan kepalanya. "Iya sayang," sahutnya lembut.
"Terus, tadi pagi lo makan apa? udah mau emangnya makan masakan Bi Ani lagi?"
"Udah kenyang gue," jawab Jiro.
Kina berdecak kesal. "Ck! ya iya kan gue tanya, makan apa?"
"Makan lo," sahut Jiro asal, yang membuatnya mendapatkan toyoran kecil di kepalanya. "Eh lo ya! gue tanya serius ih." Ucap Kina geram.
"Yah, gak percaya? coba liat leher lo. Ada tanda gue abis makan lo, lo nya aja gak ngeh karena pules banget." Jiro menahan senyumnya.
Kina melepaskan tangan Jiro yang melingkar pada pinggangnya. Gadis itu bangkit dari kasur dan berjalan ke arah cermin yang tidak jauh dari situ. Ia bercermin seraya melihat lehernya, mencari tanda yang Jiro maksud.
Kina membalikkan badannya, menghentak–hentakkan kakinya. "Ih! mana sih? gak ada tuh! lo bohongin gue ya?!" Protes Kina.
Jiro terbahak–bahak, laki–laki itu bangkit dan menyusul Kina. Ia berdiri persis di hadapan Kina yang sedang melihatnya dengan tatapan kesal. Jiro gemas sendiri melihat gadisnya yang sedang memasang wajah kesal seraya memajukan bibir bawahnya ke depan.
"Emang lo maunya, beneran dimakan gue nih?" Goda Jiro seraya menaik turunkan alisnya.
Kina menghentakan kaki kanannya dan mendengus kesal. "Ih tau ah! nyebelin!"
Kina menarik–narik tubuh laki–laki itu untuk keluar dari kamarnya. Jiro sengaja melemahkan tenaganya agar Kina berhasil menarik dirinya. Padahal, Jiro bisa saja menahan diri, karena yakin Kina sebenarnya tidak kuat menarik tubuh besarnya.
"Sana keluar! gue mau mandi." Ucap Kina mengusir Jiro, saat laki–laki itu sudah berada di luar kamarnya.
"Kin, ikut gue habis ini ya." Pinta Jiro.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUSLY | Jihoon Treasure
أدب الهواةPark Jihoon x OC ⚠️ no one exit door. "Once you get in here, you won't be able to get out. come and play with me. Lo cuma perlu terima gue, dan hidup sama gue, maka lo akan selamat, Kinara." [Sajiro Runggala] "Shut your mouth! gue cuma punya kaki g...