48. Jarrel pembawa bencana. (1)

614 68 10
                                    

Keempat teman Jiro berkumpul bersama setelah sekian lama mereka disibukkan dengan kegiatan masing–masing. Dari yang bekerja, hingga yang sibuk kuliah seperti Gandhi.

Kini mereka semua sedang berkumpul di rumah Jarrel. Alasannya karena bosan terlalu sering di rumah Jiro.

Keempatnya tengah serius bercerita hingga akhirnya Jarrel memotong ucapan salah satu dari mereka.
"Ji, kemarin lo ngapain sama Kina?"

Jiro menoleh langsung ke arah Jarrel, seraya menaikkan sebelah alisnya. "Hah? kapan deh?" Jiro sendiri kebingungan dengan pertanyaan Jarrel.

"Pas di kamar Kina,"

"Emang lo liat gue masuk kamar dia?"

Jarrel tertawa ringan. "Haha, halah. Liat gue, dapur lo berantakan bekas minum. Tapi, lo nya gak ada. Ternyata lagi berdua sama Kina di dalem kamar."

"Lo ngapain aja sama dia tuh?" kali ini pertanyaan Jarrel seperti orang yang mengejek.

"Gue liat kali dari jendela kamar dia. Elkas juga liat tuh."

Elkas mengangguk–anggukkan kepalanya. "Iya haha, adegan panas."

Sontak Gandhi dan Danuar mendengarkannya dengan seksama.

"Emang lo berdua, di mana?"

"Dari arah kolam renang, kan kalo gorden jendela kamar lo atau Kina dibuka, keliatan jelas ke arah dalem."

Jadi maksud Jarrel, apa saat Jiro sedang mabuk kemarin? sewaktu Jiro hampir melakukan hal 'itu' pada Kina?

"Orang mabok gak mungkin gak nyerang cewek cantik, apalagi lo berdua di kamar, tindih–tindihan di atas ranjang. Gak bakal bisa berpikir positif kali, gue sama Elkas. Ya gak El?" Jarrel mengolok–olok Jiro yang terlihat sedang menahan amarah.

"Anjing, jangan sembarangan tai. Gue emang mabok tapi masih ngotak." Sangkal Jiro.

"Ngotak apaan anjing! lo udah sampe buka baju dia tai. Dipikir gue sama Jarrel gak liat?" timpal Elkas.

Jiro takkan bisa berbohong pada mereka. Serapat apapun ia menyembunyikan kebohongannya. Pasti teman–temannya akan mengetahui bahwa ia sedang berbohong.

"Lo tidurin Kina, Ji?" Tanya Gandhi tepat pada point yang dimaksud.

"Ya hampir, tapi gue waras. Makanya gue stop, gue marah sama dia karena dia kabur tengah malem. Lo semua mikir deh, kalo orang yang lo sayang pergi tiba–tiba, mana bawa baju sekoper, terus perginya sengaja ninggalin hp biar gak ke–detect lokasinya. Marah gak lo semua? pasti marah lah tai. Muka–muka bringas kayak lo, gak mungkin gak sayang sama cewek lo pada kalo seandainya cewek lo cantik banget."

Semua mengangguk, ada benarnya juga Jiro. Ibarat mereka sulit mendapatkan barang bagus. Tapi setelah sudah dapat, barang bagusnya ditawar orang atau hilang, pasti mereka akan kecewa dan marah. Sebab mendapat barang bagus yang orang lain tidak punya itu sulit.

"Ya iya sih, siapa juga yang gak mau tidurin ceweknya si Jiro? gue kalo dapet kesempatan juga mau." Jarrel tersentak saat Jiro melempar korek gas miliknya tepat ke wajah laki–laki itu. "Sakit anjing!"

"Ngomong lagi sini anjing, deket gue. Setan lo! jadi selama ini lo kepikiran pengen tidurin cewek gue? iya?" Jiro berancang–ancang memukul Jarrel. Ia sudah mengepalkan tangannya, tinggal selangkah lagi ia mendekat ke Jarrel. Pasti Jarrel akan babak belur.

Untung saja Gandhi langsung menahan Jiro agar tidak menghajar Jarrel.

"Haha santai kali Ji, lo beneran mau tidurin dia gak? kalo iya gue bantuin." Goda Jarrel yang tidak ada takut–takutnya dengan Jiro yang sudah memerah wajahnya.

DANGEROUSLY | Jihoon Treasure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang