13. Hari sial.2

415 49 1
                                    

(18+)

.
.
.

H a p p y R e a d i n g 🌹

Ah, sungguh menyebalkan. Ini lah yang Kina eluhkan setiap kali dirinya shift sore dan berakibat ia harus pulang tengah malam. Sebelumnya ia biasa saja dan menerima apa adanya, namun belakangan ini setiap ia pulang tengah malam pasti jalan yang biasa ia lewati selalu sulit untuk dilewati karena orang-orang menyebalkan selalu mengadakan balapan di sekitar jalan yang selalu Kina lewati.

"Anjing, gue belakangan ini kenapa jadi banyak ngeluh ya." Kina berjalan kaki, matanya tertuju pada keramaian di ujung jalan yang ia sudah ketahui bahwa mereka adalah oknum oknum yang selalu merugikan orang lain.

"Here we go..." desisnya saat memaksa untuk melewati kerumunan tersebut. Persetan dengan rasa takutnya, ia sedang tidak ingin lelah malam ini. Maka dari itu Kina malas memutar arah dan mencari jalan lain untuk pulang. Lebih baik ia paksa dirinya untuk tetap lewat di jalan ini.

Berusaha masa bodo dan tidak peduli dengan orang-orang yang sedang berkumpul di sana, kepulan asap, bau alkohol yang menyengat dan beberapa botol bekas minuman yang mengampar di jalanan, itu semua sungguh mengganggu Kina. Terlebih saat dirinya melewati sebuah pertokoan yang sudah tutup, telinganya merasa ternodai saat mendengar desahan desahan yang laknat untuk didengarkan oleh telinganya. Sekarang bukan hanya telinganya saja yang terkontaminasi, matanya pun ikut ternodai.

Kina berusaha pura-pura untuk terus melanjutkan langkahnya dan seolah-olah tidak melihat kegiatan dua sejoli yang sedang bercumbu mesra di sana. Lain dengan Kina yang masa bodo, dua sejoli itu menghentikan aktivitasnya saat Kina melewati keduanya.

Kina menghela nafas saat seseorang memanggil namanya. Matanya membelalak saat mengetahui laki-laki yang mengejarnya barusan. Jiro, siapa lagi. Laki-laki kurang ajar yang tega merenggut firstkiss-nya tempo hari.

"Gak sopan main lewat aja orang lagi ciuman."

Kina mendelik malas, "gue gak ngurusin. Mau lo ciuman kek, bercumbu kek, ngapain kek, up to you. Gue cuma lewat aja, lagian gue gak ganggu kalian."

"Kalo gak ganggu, gue gak mungkin berhenti dan manggil lo kayak gini."

"Lagian gak modal, ciuman di depan toko orang." Sambung Kina setelah itu melangkahkan kakinya. Namun sedetik kemudian tubuhnya berhenti karena Jiro menahan tangannya.

"Urusin cewek lo tuh, kasian lagi enak lo tinggal." Kina menepis tangan Jiro.

Jiro menatap Kina dengan tatapan yang sulit dijelaskan. Terlebih saat mendengar semua ucapan yang Kina lontarkan, itu malah membuatnya semakin emosi. Kina menatap canggung dan sedikit takut dengan Jiro, ia melangkahkan kakinya dan berusaha lari dari situ.

Jiro menarik tangannya lebih dulu dan membuat Kina terpaksa mengikuti laki-laki itu. Masa bodo dengan perempuan yang ia ajak berciuman tadi, Jiro lebih memilih membawa Kina ke depan teman-temannya yang sedang minum dan berkumpul.

"Wedeh, siapa ini?" Jarrel menatap Kina dari atas sampe bawah, dengan tatapan yang menjijikan bagi Kina.

"Anjing! lo jaga mata lo itu. Kurang ajar." Pekik Kina.

"Lah, santai aja bosqu. Galak amat." Ketus Jarrel tak kalah nyolot.

"Lo ngapain bawa Kina ke sini?" tanya Gandhi. Kina menoleh ke arah Gandhi, bagaimana bisa laki-laki itu mengenali dirinya.

"Kurang ajar anjing, mergokin gue ciuman mulu kerjaannya. Giliran gue ajak ciuman gak mau." Sahut Jiro.

Kina membulatkan matanya, kesal dengan ucapan Jiro yang mengira kalau dirinya sengaja memergoki laki-laki itu.

"Oh ini Kina Ji? anjing! beneran cantik co aslinya." Elkas bangkit dan menghampiri Kina. Dengan tangan yang masih memegang botol berisi alkohol, Elkas berjalan melingkari gadis itu dengan tatapan yang sama menjijikannya seperti yang Jarrel lakukan tadi.

"Otak lo semua kosong, kurang ajar banget. Maksudnya apa ngeliatin gue kayak gitu?"

"ANJING BERISIK BANGET SIH BANGSAT." Laki-laki berambut sedikit panjang dengan tubuhnya yang berbalut kaos oblong itu berteriak karena terbangun dari tidurnya. Semula wajahnya ia tutupi dengan jaketnya, kini ia buka dan terpampang jelas melihat keributan di sekitarnya.

"Arya?" cicit Kina saat melihat laki-laki yang barusan berteriak itu.

Jiro mengernyitkan dahinya. "Arya? Arya siapa yang lo maksud?"

"Lo kenal Kina Nu?" tanya Jiro mengintimidasi.

"Ini cewek yang lo incer? nggak kenal gue. Ini yang namanya Kina? biasa aja ternyata gak secantik yang lo bilang. Sama aja kayak cewek-cewek yang biasa lo pake." Ucap Danuar sekenanya.

Di luar dugaan Gandhi juga terkejut dengan ucapan Danuar.

"Anjing lo Arya!" Kina hendak memajukan langkahnya, bersiap menampar Danuar akibat ucapannya.

"Arya siapa sih? udah jelas nama dia Danuar. Arya siapa yang lo maksud? lo ngerasa kenal sama Danuar?" Jiro mengcengkram tangan Kina agar tidak bergerak pergi.

Kina menggeleng. "Gak usah kepo, lepasin gue lah. Gue capek mau pulang." Alibinya. Padahal dalam hatinya kesal karena bisa-bisanya Danuar melontarkan ucapan yang membuat Kina sakit hati.

Dunia sempit sekali, bagaimana bisa Jiro berteman dengan mantan kekasihnya Kina. "Jadi bener, yang gue liat waktu itu di lokasi balapan, itu Arya." Batinnya.

"Gue cabut duluan." Ucap Jiro pada teman-temannya.

"Ikut gue," Jiro menarik Kina untuk ikut dengan dirinya. Jiro membawa Kina mendekati mobil miliknya. Kina terus berusaha melepaskan tangan laki-laki itu. Namun apa daya tenaganya lebih kecil apalagi ia sudah lelah bekerja hari ini.

"Gak mau, gue gak mau ikut lo." Jiro membuka pintu mobilnya dan mendorong Kina masuk ke dalam mobil. Kemudian, Jiro menyusul masuk ke dalam dan langsung mengunci semua pintu mobil otomatis.

"Buka gak? anjing lo mau bawa gue ke mana!" Kina menggebrak-gebrak pintu mobil.

"Gue mau ajak lo seneng-seneng." Jiro menyalakan mesin mobilnya, dan melaju dengan kecepatan sedang.

Sepanjang perjalanan Kina terus berteriak agar Jiro menghentikan mobilnya, bahkan Kina terus mengecoh Jiro yang sedang menyetir.

Jiro menepikan mobilnya ia memaki Kina yang terus mengganggunya saat menyetir. "Berisik banget, lo mau mati bareng gue?!"

Bukannya menjawab, Kina malah menyemprotkan parfume yang ia bawa di tasnya, ke mata Jiro. Jiro memekik keras saat cairan harum itu menusuk matanya. Kesempatan ini Kina gunakan untuk membuka kunci pintu mobil dan kabur keluar.

"Anjing!" pekik Jiro seraya memejamkan matanya. Keadaannya benar-benar sulit untuk Jiro membuka matanya.

Kina berlari sejauh mungkin meninggalkan Jiro yang tengah merasakan sakit pada matanya. Mungkin nanti Jiro akan mengalami kebuataan atau masalah pada matanya, tapi Kina tidak peduli. Yang penting dia selamat.

Kesekian kalinya Kina bersembunyi dari Jiro. Entah di masa lalu ia melakukan kesalahan apa hingga di jaman sekarang ia banyak mendapat kesulitan.

Sekarang Kina bersembunyi di tempat yang sangat jauh dari kostnya. Jiro si laki-laki gila itu pasti akan mencari Kina ke kostnya.





















Edisi malem minggu aku update 3 chapter ya😚🫶🏻

DANGEROUSLY | Jihoon Treasure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang