Fang menghela nafas kasar, dia baru saja selesai kelas dan berjalan keluar bersama temannya.
"Jangan khawatir Fang , Profesor satu ini sering memberi komentar jahat sama kita, baru pertama kan lo kena?. " Fang mengangguk, benar Fang selalu mendapat nilai bagus kenapa kali ini tidak.
"Sudahlah , gue mau cari makan, lo ikut ngak ? "
"Nggak deh lo duluan aja. "
"ok, sampai jumpa.. "
"Sampai jumpa.."
Fang kembali menghela nafas panjang, lalu mengeluarkan ponselnya disaat seperti ini fikiran Fang hanya tertuju pada Tan.
Fang menelfon Tan tapi tidak diangkat, "kemana sih? " gumam Fang lalu kembali menekan tombol mengulang menelfon Tan.
"Ai sat !!. " dengan langkah cepat Fang berjalan menuju gedung teknik dimana Tan berada.
Dan disini dia sekarang tidak mementingkan berapa jauh Fang berjalan yang pasti dia akan memaki Tan karna tidak mengangkat telfonnya.
Cukup lama dia duduk menunggu Tan , 30 menit dia mencoba lagi menghubungi Tan, tapi tetap saja tidak diangkat padahal dia sudah melihat anak teknik pada keluar kelas.
Sementara itu Tan yang baru saja keluar dari kelasnya berlari kecil menuruni tangga, apalagi saat dia melihat Fang duduk menunggu nya.
Hah, menunggu nya ' batin Tan mempercepat langkahnya
"Fang....apa yang kamu lakukan disini.?" tanya Tan setelah berada di hadapan Fang, dia bisa merasakan tatapan kesal yang diberikan Fang padanya , jadi apalagi sekarang.
"Kenapa tidak mengangkat telfon ku? "
"Loh kamu menelfon? " Tan mengeluarkan ponselnya, ternyata benar, 3 panggilan tak terjawab dari Fang.
'Habis sudah, wajar saja jika Fang ngamuk ' Tan tersenyum canggung kearah Fang.
"Fang maaf, aku tadi lagi ada kuis jadi ponsel ku dalam keadaan diam, maaf ya.. " mohon Tan menjelaskan.
Fang yang mendapat penjelasan seperti ini memalingkan wajahnya merasa bersalah , dia menuduh Tan tanpa mendengar dulu penjelasan Tan.
"Ada masalah apa Fang ? " Tan mencoba menatap wajah Fang yang tidak mau menatap nya.
Tentu saja Fang kembali menatap Tan, tatapan kesal dan helaan nafas itu menyakinkan Tan kalau kekasihnya tidak baik-baik saja.
"Oh jelas sekali, jelas banget nih! " ucap Tan lagi memperhatikan wajah Fang dengan ekspresi lucu Tan."lalu katakan sekarang siapa yang membuat tiirak ku kesal, aku akan membantu mu memukulnya, pukul, pukul, seperti ini...! " Tan memukul udara di bawahnya . Tentu saja dengan gaya konyol andalan Tan.
Lagi Fang menghela nafas, dia tidak habis fikir dengan pria didepannya ini, alih-alih marah dia malah mencoba menghibur nya.
"Apa menurut mu, aku keterlaluan? "
"Hah, kenapa kamu menanyakan itu.? "
"Hari ini aku sedang stres, tugas yang aku serahkan pada Profesor tidak mendapat umpan balik yang bagus padahal aku sudah susah payah mengerjakannya. " Fang menjelaskan membuat Tan merasa kasihan pada Fang.
"Dan menurut ku, aku kertelaluan melampiaskan padamu hanya karna tidak mengangkat telfon ku, dan langsung saja marah tanpa mendengar alasan mu lebih dulu. "
"Ohho, jangan bilang seperti itu , bocah hidung imut ku" Tan memegang hidung Fang, dia tau Fang pasti kesal tapi ini lebih baik.." kamu selalu imut dimataku tiirak, tidak pernah keterlaluan " tambah Tan mencubit pelan pipi Fang lalu kembali pada hidung Fang.
Namun dia segera berlari saat Fang mengangkat satu tangan siap menampar nya, tidak benar-benar ingin nyatanya tingkah Tan yang seperti ini bisa menghilangkan kekesalan Fang.
"Bagaimana, gerakan ku cepat bukan? ."
Fang tidak menjawab namun dia tersenyum membenarkan .
"Tiirak, ayo makan ! aku sangat lapar, aku juga akan mentraktir mu makan ,aku akan menebus kesalahan karna tidak menjawab panggilan mu tadi. " Tan menarik Fang untuk pergi dari sana.
"Tan, tas ku ketinggalan. "
"Baiklah aku ambilkan. "
Kekesalan Fang benar-benar mereda menatap Tan yang bergegas mengambil tas miliknya tapi tidak memberikan pada Fang, malah menyandang di bahunya sendiri, membiarkan Fang berjalan dengan santai menuju parkiran.
~~~
Appart Fang.Tan dengan tingkat kepercayaan dirinya membawa Fang makan tapi malah berakhir di appart Fang, bagaimana tidak cafe yang mereka tuju tutup.
Tan berulang kali minta maaf , tapi menurut Fang biasa saja dia malah menyodorkan diri untuk masak dan makan bereng di appart nya saja.
Karna cafe itu lebih dekat ke appart Fang, dan juga Fang terlalu malas cari cafe lain.
"Oh spageti.......... ! Lagi......" ucap Tan padahal tadi dia bersorak kenapa harus ada kata lagi, namun dia sudah menduga Fang akan memberikan nya olahan berbentuk mie.
"Aku hanya bisa memasak hindangan ini, mau makan tidak? " Fang menarik piring yang baru saja diletakkan didepan Tan.
"Ahh tiirak,tentu saja aku mau makan,aku cicipi. ! "
Fang tersenyum melihat Tan dengan semangat makan masakkan nya, ini sudah keempat kalinya Fang memasakan spageti untuk Tan.
"Mmm, ini enak seperti biasanya. "
"Habiskan kalau gitu. " Fang melipat kedua tangannya dimeja , dilihat gimana pun Tan memang menikmati makanan nya tentu saja membuat Fang senang.
"Tiirak kamu tidak makan? " Fang mengangguk saat Tan bertanya, "atau mau aku suapin? " Tan memajukan sendok berisi mienya kearah Fang.
"Tan aku bisa makan sendiri. " bukannya berhenti Tan malah melakukan hal lain, lagi Fang tersenyum dibuatnya.
Fang bukan anak kecil yang harus dibujuk makan dengan sendok terbang ala pesawat kayak gini. Tapi Fang tetap memakan nya.
Tan kembali pada makanannya , Fang juga tapi tidak disangka hal kekanakan Tan masih berlanjut.
"Fang aku melihat di televisi pasangan makan mie seperti ini, ayo kita coba."
"Hah? "
Tan bangkit dari duduk membawa satu sendok kecil mie , dia memakan terlebih dulu menyisakan satu mie panjang .
Dia ingin Fang memakan ujungnya yang dia sisakan,jadi mereka akan memakan satu mie panjang bersama.
"Ini..? " tanya Fang seolah mempermainkan Tan, tapi tidak lama dia mengikuti Tan juga.
Lucu emang, mereka benar-benar memakan mie itu sampai bibir mereka menempel , barulah Tan memutus mie nya, bahkan Tan mengambil kesempatan melumat bibir Fang yang terkena noda saus spageti.
"Sudah kan, Tan makan lagi sana.!" suruh Fang setelah Tan kembali berdiri.
"Fang ini enak, aku mau.... "
"Tan.....! "
Mendengar itu Tan kembali ke kursinya, tidak tahu saja dia Fang malunya luar biasa, ada-ada saja kelakuan mereka , jantung nya berdetak dengan cepat asal kalian tau.
Fang mengusap bibirnya pelan dengan tatapan nya menuju Tan , cukup memuaskan juga.
»»————> 𝑡𝑏𝑐 <————««
𝐻𝑎𝑝𝑝𝑦 𝑟𝑒𝑎𝑑, 💛💜
KAMU SEDANG MEMBACA
TANFANG (Enemies to lovers)
Любовные романыBerawal dari Fang yang mengajak ribut seorang pemuda bernama Tan , pemuda yang menjadi ketua tim sepak bola dari sekolah lain. Fang mendapat laporan dari adiknya kalau salah satu dari anggota Tan adalah orang yang membully adik angkat Fang, yang be...