Gedung kesenian
Tan sekarang duduk di kursi menghadap semua temannya, seolah mereka sedang memberi sidang pada Tan.
"Jadi... Kemana aja lo Tan? "
"Ummm, bagus lo kayak gitu menghilang tanpa ngasih kabar. "
"Lo anggap kita apa sih Tan, orang lain? *
"Hia tan membuat kami sedih tau nggak. "
"Jelasin deh, sebelum gue pukul lagi lo! "
Tan hanya menatap mereka yang bertanya satu- persatu.bahkan juga adik kesayangan Tan, Toey juga ikutan .
"Orang tua gue kecelakaan di Paris.. "
"Haaah? "
Tan meringis menutup telinganya mendengar mereka semua berteriak, Peem dan Q segera mendekat kearah Tan , duduk disamping Tan lalu mengusap bahu Tan kiri dan kanan.
"Maaf, gue panik waktu itu, dan langsung saja pergi bahkan ponsel gue ketinggalan dimobil, bukannya ngk bisa membeli lagi, hanya saja keadaan gue disana benar-benar kacau. " jelas Tan.
"Bokap kritis , nyokap gue nyaris depresi karna tangan dan kakinya patah, dan gue juga harus ninggalin Fang dengan masalah. Yang gue fikirin hanyalah semua cepat selesai dan gue bisa kembali.
." Tan menambahkan dengan menundukkan kepalanya.
"Sekali lagi maafin gue. .. Gue nggak bakal ngulangin lagi."
Bagaimana pun mereka semua adalah rumah bagi Tan disaat orang tuanya jauh, Peem dan Q apalagi, mereka salalu ada buat Tan.
Peem memeluk Tan dari samping, dia tau orang tua Tan sangat berpengaruh apalagi mommy Tan yang profesi sebagai model , Tan selalu bercerita pada Peem.
"Maaf Tan , kami cuma khawatir sama lo, dan kami ingin lo berbagi sama kami bukannya menghilang begitu saja. "
Tan mengangguk, lagi dia minta maaf tentunya mereka memaafkan Tan, jika menyangkut orang tua siapa yang tidak akan sedih.
"Gue kira lo pergi sama si Drake gila itu.. " Chain mengingat Drake dan mendapat anggukan dari semua nya.
"Benar, mana hia Phum bilang kalau hia Fang melihat, hia Tan ciuman sama dia. " perkataan Toey membuat mereka tertawa.
Tan mengingat kejadian itu, kapan dia ciuman sama Drake.
"Gue ngak akan ngelakuin itu sama orang yang udah bikin gue hancur. "
Peem dan Q saling pandang, mereka juga tahu akan hal ini.
"Waktu itu gue dari bengkel, mau jemput Fang ke kampus, eh gue lihat mobil dia mogok, ngak hanya dia sih ada 3 teman tim lain, gue sebagai anak bengkel dan kenal juga sama mereka tentunya nolongin dong. " Tan menghela nafas sebentar.
"Hampir selesai malah hujan turun, dan gue nggak tau tuh kapan curut tiga pergi, Drake bilang mereka beli minum. Karna hujan semakin deras akhirnya gue neduh dimobil Drake . Sial seharusnya gue nggak nerima tawaran dia. " kesal Tan.
"Ya ngak masalah, masalahnya kenapa lo cipokan ma itu monyet... " sarkas Q kesal.
"Gue ngak ciuman bangsat, baju gue basah jadi gue ngibasin kemeja yang gue pake, disana kunci mobil gue jatuh , gue rasa Fang melihat gue ngambil tuh kunci barengan sama Drake, jadi kelihatan kita dekat. "
Teman Tan akhirnya mengerti, jadi benar-benar salah paham.
"Lo buat Fang gila tau Tan, sampai dia beberapa kali masuk RS. "
Lagi Tan menunduk rasa bersalah kembali menggerogoti hatinya .
"Dah lah Tan, jangan diulangi aja dan lo harus jauh-jauh dari itu curut, jangan kecewain Fang lagi. "
Tan hanya menjawab dengan anggukan, dia juga tidak berniat dekat dengan Drake , kalau dia berani mendekati Tan bakalan suruh Fang menangani pria itu.
~~
Jika kalian fikir Fang memaafkan Tan begitu saja, memeluknya ,,lalu Fang bakalan berubah lebih lembut , hilangkan bayangan kalian itu.
Nyatanya Fang masih seperti dulu, cuek,, bicara kasar bahkan tindakan nya sama Tan tetap saja. Bahkan masalah kecil saja Fang selalu marah dan mengungkit kepergiannya.
Sekarang Tan sedikit tidak percaya akan cerita temannya yang bilang segala macam tentang Fang saat dia pergi.
Contohnya sekarang, karna Tan telat menjemputnya Fang kesal , dia diam saja seperti patung dimobil Tan.
"Tirrak, aku benaran terjebak macet tadi , kenapa kamu seperti ini? "
"Kenapa? , aku kenapa? , nggak Terima, mau marah ? Mau pergi lagi, pergi sana! , kalau perlu nggak usah kembali. "
Astaga, Tan memejamkan matanya sekilas menahan diri untuk tidak mengumpat, dia memilih melihat keluar jendela mobilnya , melipat bibirnya berhenti bicara lebih baik.
Tidak lama mereka sampai dikampus , Tan memarkirkan mobilnya sedikit kasar menurut Fang.
"Kenapa kamu yang marah, seharusnya aku yang marah dong, arggh sudah lah nyebelin banget.. "
Fang langsung memegang tasnya, lalu dengan cepat keluar dari mobil dan menutup pintu mobil Tan dengan kasar.
"Fang tunggu, aku tidak marah, kamu kenapa, salah aku apa? Hanya karna telat jemput kamu marah kayak gini. " Tan segera keluar dari mobilnya mencoba menahan Fang.
"Hanya, hanya kamu bilang, Tan, pake deh otak kamu itu,mikir apa kesalahan kamu.? "
Fang kembali berjalan meninggalkan Tan, tidak hanya ada Tan disana juga ada Phum dan temannya yang lain yang baru datang. Mereka menatap cengo kearah Fang yang mengamuk pada sahabatnya. Ini masih pagi.
"Bikin ulah apa lagi lo? . " Tanya Peem , perasaan baru kemarin mereka baikkan.
"Ck , entahlah, gue cuman telat jemput dia."
"Tan,Lo ngak tidur tempat Fang semalam? . "Tanya Phum dia menelfon kakaknya semalam jadi tau.
"Ya , dia yang nyuruh. "
"Goblok! "
"Sialan... Apaan sih Phum? " Tan megusap kepalanya yang dipukul 𝑃hum kenapa dia lagi yang dimarahi.
Apa yang terjadi, emang benar mereka tidak saling menginap karna Fang yang ujung-ujungnya marah dan ingin sendiri, Fang juga tidak memperbolehkan Tan keappartnya. Ya Tan menurut lah dari pada tambah marah.
Kan ngak peka....!!
»»————> 𝑡𝑏𝑐 <————««
💛💜
KAMU SEDANG MEMBACA
TANFANG (Enemies to lovers)
Lãng mạnBerawal dari Fang yang mengajak ribut seorang pemuda bernama Tan , pemuda yang menjadi ketua tim sepak bola dari sekolah lain. Fang mendapat laporan dari adiknya kalau salah satu dari anggota Tan adalah orang yang membully adik angkat Fang, yang be...