TanFang 43

430 53 4
                                    

Fang bergegas menuju Tan saat melihat Drake memaksa Tan minum .

"Tan berhenti minum...! " Fang mengambil gelas ditangan Tan dan meletakkan dimeja dengan kasar.

"Fang, tidak masalah aku... "

"Tidak , aku bilang berhenti minum dan sekarang kita pulang.! "

"Ehh, apaan sih lo ngajak Tan pulang kita belum selesai".

Fang menatap tajam teman Tan yang baru saja bicara, dia tidak tahan lagi meski Tan tidak mabuk karna dia kuat dengan alkohol tapi Fang tidak suka melihat mereka menyuruh Tan untuk minum sebanyak itu.

"Tan kita pulang sekarang. "

"Fang, tapi..... "

"Tan.....!!! " Fang meninggikan suaranya membawa Tan berdiri.

"Lo apa-apaan sih, Tan ngak mau, lepasin dia! " Drake  mendekat kearah Fang mencoba menarik Tan untuk duduk lagi.

"Jangan menyentuh Tan sembarangan! "Maki Fang menepis tangan Drake  dan membawa Tan ke sampingnya .

"Fang sudah, ayo kita pulang, guys gue pulang dulu. "

"Tan, kita belum selesai lo. Lagian tadi Janjinya kan kita mau nginap di appart lo"

"Apa? nginap?. " Fang menatap Tan tidak percaya , Tan membawa orang-orang seperti ini ke kamarnya.

"Tidak Fang, aku tidak mengatakan itu, hanya mereka bercanda saja.........."

"Lo apaan sih, kita sudah kenal sama Tan dari lama, apa masalah nya jika sekali saja kita menginap dirumah Tan. " Drake  memotong ucapan Tan, benar tadi mereka mengatakan itu dengan candaan tapi Drake  berharap benar terjadi .

dia ingin malam ini dekat dengan Tan, entah kapan mereka akan bertemu lagi, karna Tan memblokir semua tentangnya .

Beda dengan Fang yang sedikit lega karna mereka menyebut sekali saja, berarti selama ini belum pernah kan.

"Tan ayo kita pulang. " bukannya menjawab Fang kembali menuntun Tan untuk keluar dari ruangan itu.

Kesabaran Fang sudah habis, jangan sampai dia memukuli semua teman Tan apalagi pria yang bernama Drake  ini.

"Iya Fang, bro gue tinggal dulu, tagihan udah gue bayar! "

"Ck! " decakan terdengar dari mulut Fang, namun dia tidak akan protes lagi. Dia membawa Tan dengan cepat keluar dari ruangan itu.

Sebenarnya apa yang Tan fikirkan, mereka yang ngajak Tan kenapa Tan yang membayar tagihan buat mereka. Sial. Sepertinya Fang harus menjauhkan Tan dari Teman-teman nya ini.

"Aku yang nyetir. " ucap Fang sesampainya mereka diparkiran.

"Tiiraak, aku nggak mabuk, biar aku yang nyetir.

"Mana ada orang mabuk yang bilang dirinya mabuk, sini kuncinya! . "

Mau tidak mau Tan menyerahkan kunci mobil pada Fang, dia memang sedikit pusing tapi dia benaran tidak mabuk.

~~
Fang membawa Tan ke appart nya, membaringkan Tan lembut di kasur king size milik Fang. Dia lalu duduk disamping Tan tidak berniat membangunkan kekasihnya sama sekali.

Ini sudah jam 3 pagi, Fang teringat lagi akan perkataan mamanya untuk menghubungi sang kakak, meski malas Fang harus melakukannya.

Mengalihkan tatapan nya dari Tan ,Fang mengeluarkan ponselnya, namun dering ponsel Tan malah membuat Fang menghentikan pergerakan nya.

"Siapa yang menghubungi Tan jam segini? "

Fang mengambil ponsel Tan dari dalam saku celana bahan yang dipakainya, sebuah pesan dari teman Tan.

(("Tan , sudah sampai rumah belum, gue Drake  , Tan bisakah kita seperti dulu? Lo jahat banget sampai sekarang ngak mau buka blokiran nomor gue!  Pliss Tan hubungi gue lagi. "))

Fang menatap Tan sebentar lalu kembali kelayar ponsel Tan, dia tidak menghapus pesan itu , dia akan menanyakan nanti pada Tan.

Tan memblokir nomor pria ini saja Fang sudah senang

"Pria ini tidak tahu malu menghubungi Tan dengan nomor orang!" . Fikir Fang mengengam tangan Tan mengusapnya juga, Fang tersenyum karna Tan tidak terganggu sama sekali.

Dia ingat awal bertemu Tan, meski berantem karna Toey setelahnya Fang terus memikirkan Tan.

Karna Tan, pria yang pertama kali menatapnya tanpa takut, bahkan Tan tidak pernah menghinanya saat bertarung, seperti teman Tan yang memang suka adu bacot.

Perasaan Fang semakin dalam pada Tan saat dia melihat Tan melindungi Phum, dan juga menyelamatkan dirinya dari serangan anak sekolah Tan waktu itu .

Tidak hanya sekali, Tan beberapa kali menyelamatkan Phum saat dia tidak ada, Fang tau karna Phum menceritakan tentang Tan padanya.

Disana lah Tan jadi teman Phum, meski mereka sesekali bertengkar tapi Tan tidak pernah memukul Phum maupun dirinya, hanya adu mulut saja , bahkan Tan mencari teman Fang yang lain untuk berantem yang penting Tan ikut tawuran.

Setahun terakhir masa sekolah mereka Fang tidak pernah lagi melihat Tan diantara temannya yang masih suka berantem,Fang mendengar Tan berhenti untuk tawuran karna ancaman temannya yang lebih dekat dengan Tan. (Peem dan kawan-kawan. )

Dan dia tidak bisa lagi bertemu Tan ,meski sudah dekat dengan Phum, Tan jarang berkumpul sama Phum,apalagi kata yang terucap dari mulut Phum kalau Tan itu playboy dan tidak pernah serius dalam hubungan, Fang jadi berniat melupakan nya.

Fang sendiri juga suka gonta ganti pasangan,, tapi dia selalu mengakhiri hubungan meski dalam waktu 3 bulan .

Apa Fang bisa melupakan Tan tentunya tidak, apalagi dia tahu Tan mengambil jurusan teknik sama dengan sang adik , Fang kembali membuka hatinya untuk Tan.

Meski Tan tidak peka dan selalu membuat Fang kesal, rasa sukanya pada Tan melebihi sikap cuek dan dinginnya didepan semua orang. Hanya dia yang tau bagaimana rasa suka nya pada Tan.

Dia tidak menunjukan bahkan setiap bicara jika ada Tan matanya selalu mengarah pada Tan.

Mengenai teman Tan yang mengatainya kasar itu sudah pasti benar, Fang memiliki mulut yang pedas, bicara selalu merendahkan bahkan Fang suka menghina lawannya.

Fang angkuh, sombong dan arogan dibalik wajah manisnya ,Apalagi kalau bertengkar, Fang tidak Tanggung- tanggung memukul teman Tan hingga babak belur. Tan juga pernah merasakan nya tentu saja.

»»————> 𝑡𝑏𝑐 <————««

𝐻𝑎𝑝𝑝𝑦 read💜💛

TANFANG (Enemies to lovers) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang