TanFang 52

416 45 2
                                    

Ketakutan Fang semalam benar terjadi, lihat ini baru jam setengah 7 pagi , dia sudah menyaksikan sang ayah dan adiknya Phum beradu mulut.

Fang capek, apa dia harus jadi penengah kali ini, dengan pelan Fang menuruni tangga mendekati kedua orang yang cukup berarti dalam hidupnya.menghela nafas tidak berniat ikut campur.

Tapi telinga Fang semakin panas mendengar ocehan mereka yang tidak berujung.

"Pa, ayolah ini masih pagi, apa tidak bisa dibicarakan nanti. " Fang menghentikan perdebatan mereka yang hanya itu-itu saja.

Phum yang selalu lari dan menanyakan dimana kasih sayang kedua orang tua mereka yang tega mengirimnya ke luar negri.

Dan sang ayah yang selalu egois dengan tindakan yang dia lakukan selalu benar.

Fang ingin berteriak sekuatnya, ingin mengatakan turunkan ego kalian dan semua selesai.

"Kalian duduk! Papa harus bicara. " itulah finalnya.

Ucapan sang ayah tidak bisa dibantah, Fang menurut begitu juga dengan Phum.

~~

Mengabaikan semua nya Fang pagi ini memilih pergi ke appart Tan, dari pada menemani Phum yang juga diam setelah bicara tadi dengan sang ayah.

Percuma Fang bicara panjang lebar kalau ujungnya tetap saja mereka bertengkar.

Fang tidak masuk langsung kedalam kamar Tan seperti yang biasa Fang lakukan tapi mengetuk pintu . Tidak lama dia menunggu karna Tan juga hendak keluar. Mungkin ingin menjemputnya.

"Fang...! " 

Tidak menjawab panggilan Tan, malah Fang  langsung memeluk Tan , mendorong nya kembali masuk kedalam kamar.

Fang hanya ingin baringan sejenak menenangkan hati dan pikiran nya tentu saja dia membawa Tan bersama nya.

Tan hanya menurut, meski awalnya kaget namun Tan mengerti sesuatu telah terjadi pada kekasihnya ini.

Dia membiarkan Fang menghimpit tubuhnya , Fang sendiri membenamkan wajah nya diceruk leher Tan mencari kenyamanan disana.

Cukup lama posisi mereka seperti itu, Tan mengusap kepala bagian belakang Fang menatap langit-langit kamarnya tanpa bicara.

"Peem! " teriak Fang tiba-tiba, lalu mengambil ponselnya, Tan yang hendak duduk dihentikan oleh Fang dengan memegang pundak Tan.

"Kenapa? " tanya Tan akhirnya kembali baringan, apa hubungan sifat Fang seperti ini dengan Peem.

Fang juga merebahkan lagi tubuhnya disamping Tan, membalas pesan Peem sebentar, lalu kembali memeluk Tan .

"Tan, kenapa Phum tidak bisa akur dengan papa.? "

Tan mengusap tangan Fang yang memeluknya , permasalahan Fang tidak jauh dari ini, dan jawaban malas Fang untuk pulang semalam sudah Tan dapatkan.

"Mereka bertengkar lagi.? "

"Mmm, entah sampai kapan mereka akan bahas itu itu saja Tan, ucapan ku sama sekali tidak didengar. "

Fang kembali membenamkan wajahnya di leher Tan, menghirup aroma tubuh Tan ,juga Fang mengeratkan pelukannya.

"Tiirak, nanti pasti ada waktunya mereka akur, kamu tau tidak mudah untuk Phum melupakan tindakan orang tua kalian. "

"Jadi apa mereka hanya mementingkan itu tanpa tau keadaan ku bagaimana diantara mereka. "

Fang ingin melepas pelukannya tapi Tan menarik tangannya lagi ,memiringkan tubuhnya untuk menatap Fang.

"Tiirak , heii, dengar aku... " Tan memegang bahu Fang , dia tahu kekasihnya ini kesal mendengar ucapannya tanpa memikirkan diri Fang terlebih dahulu.

Tan tidak membenarkan sikap Mereka hanya saja Tan pernah berada diposisi Phum sebelumnya.

"Fang, kamu selalu melakukan yang terbaik untuk keluarga mu, jika kamu lelah dan berhenti untuk mendamaikan mereka , bagaimana cara mereka menyatu. "

Fang memeluk Tan dengan erat , hanya Tan yang bisa bicara seperti ini padanya , kekesalan yang baru saja dia rasa hilang begitu saja.

"Tiirak bersabar ya , usahakan pelan-pelan, jika kamu lelah , kamu bisa mencari ku, biarkan mereka dengan situasi seperti itu, nanti juga mereka akan berhenti sendiri. "

"Mmmm."

Tan tersenyum mendengar jawaban Fang, dia merasa Fang sudah cukup tenang. Mudah sebenarnya menenangkan Fang jika dia dibiarkan melakukan apa saja contohnya memeluk Tan.wqwq.

Tapi entah itu benar atau tidak Tan harap Fang benar-benar bisa melupakan semua masalahnya jika bersama Tan.

"Mau tidur disini? "

Fang menggeleng, dia ada kelas hari ini, Tan juga, Fang menatap Tan, lalu mencium bibir Tan singkat.

"Makasi sudah mau menjadi obat penenang untukku. "

"Always for u,, dah ayo bangun, baju kamu berantakan. "

Fang menurut, dia duduk di ranjang Tan merapikan kembali bajunya  begitu juga dengan Tan, dia yang hanya memakai kaus oblong dan celana jeans tidak masalah.

Berbeda dengan Fang yang selalu memakai pakaian rapi, seragam kampusnya.

~~

Malamnya Tan minta izin pada Fang untuk menghibur Peem, dia baru tau kalau sahabat nya itu sedih karna Phum.

Tan tentu tau ceritanya tapi dia memilih ikut saja dengan, Q, Pun dan Chain kerumah Peem.

Tujuan mereka untuk menghibur Peem, jadi Tan akan menurut.

"Suprise! " teriak Tan saat Peem membuka pintu kamarnya. Hanya dia saja yang suka bersuara yang lain hanya tertawa, entah apalah.

"Ngapain kalian kesini? "

"Q bilang ada anak ajg yang sedang sedih  jadi kami akan menghiburnya. " jawab Tan melenggang masuk kekamar Peem diikuti yang lain. Bahkan Pun membawa satu mangkuk popcorn besar ditangannya.

"Gue belum izinkan kalian masuk. "

"Oh, sini -sini masuk Peem, anggap aja rumah sendiri. "

"Bangsat ,,aii Tan ini rumah gue. "

Peem hanya mengeleng setelah memaki sahabat konyolnya itu,Tan benar-benar bisa membuatnya tertawa. Padahal tadi dia tidak ingin diganggu.

"Ayo kita nonton.. "

"Peem lo mau nonton, bagaimana kalau film horor. ? " usul Pun yang diangguki oleh yang lain.

"Siapa yang bilang kalian bisa nonton dikamar gue? "

"Bodo amat , lo duduk disini. " Q menarik tangan Peem yang masih berdiri untuk duduk disampingnya.

Malam itu mereka menonton film horor , meski dengan teriakan histeris dari Pun ,(takut tapi nonton film hantu padahal dia yang ngajak ) dan berujung saling melempar popcorn diranjang Peem .

Peem yang mengamuk karna kamar nya kotor akhirnya ikutan perang juga. Entah siapa yang memulai.

Berakhir Tan dan dua temannya mengetahui alasan Peem bisa dekat dengan Phum, karna mendengar ucapan Q saat mereka bicara diluar berdua.

Peem dijadikan pembantu oleh Phum untuk membayar biaya rumah sakit Phum.

Namun mereka tidak mau ikut campur, jika masalah tidak berat ya sudah Tan dan yang lainnya hanya cukup menghibur.

»»————> 𝑡𝑏𝑐 <————««

💛💜

TANFANG (Enemies to lovers) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang