Tanfang (3)

629 52 2
                                    

Tan berdecak kesal menatap wajahnya yang masih berbekas pukulan kemaren, dia sudah 2 hari tidak masuk sekolah beralasan Sang Nenek sakit.

Dia berbohong tentu saja, ingat janjinya pada teman-temannya Tan mulai kesal lagi.

..."Cih kenapa pula gue mau bantu anak setan tidak tahu terimakasih seperti dia! , sial,," teriak Tan dikamar nya, dia mengacak rambutnya kesal, untung saja teman-temannya percaya dia tidak dirumah.

Kalau tidak pasti mereka berkunjung dan memarahi Tan lebih parah lagi mereka akan meninggalkan Tan. Dia tidak mau itu terjadi.

Disela kesalnya Tan melihat ponselnya yang sengaja dia matikan dalam 2 hari ini, "Aaarrrgh, Fang sialan " maki Tan mengingat kejadian kemaren.

Flashback on

Tan membawa Fang dan adiknya Phum bersembunyi dipagar besar rumah warga ketika dikejar oleh anak murid sekolah Tan yang menjadi lawan mereka.

Merasa sudah aman Tan mencoba mengintip keluar namun dia menyadari Fang melihat kearahnya. Bukan tepatnya kearah tangan Tan yang masih menggenggam tangan Fang erat .

Dengan cepat Tan melepas kaitan tangan mereka, canggung itulah yang Tan rasakan,namun hanya sebentar Tan langsung mengalihkan pandangannya, tidak tahan juga dia ditatap dengan mata sayu milik Fang .

"Mereka sudah pergi!. "Ucap Tan berdiri setelah mengintip dari celah pagar, dia mengambil tasnya lalu melihat Fang dan Phum bergantian.

"Kamu tidak apa-apakan? " tanya Fang memegang bahu adiknya  . Tan hanya melihat mereka ,menaikkan bahunya acuh Tan berbalik hendak pergi namun suara Phum menghentikan nya.

"Kenapa lo bantuin kita? " Tan berbalik menatap kedua kakak beradik itu.

"Mereka main keroyokan gue nggak suka.! " jawab Tan jujur,ya meskipun murid sekolah Tan,jika mereka salah, Tan juga tidak terima.

Fang hanya diam mendengar pembicaraan mereka, dia juga menyandarkan tubuhnya dan itu tidak lepas dari pandangan Tan, mereka bertiga mendapat luka yang sama di wajah sama lengan.

Sejenak terdiam Tan kembali berbalik dan melangkahkan kakinya untuk pergi.

"Apa lo nggak ada niat buat ngobatin luka lo, sakit itu? " Tan memejamkan matanya sekilas lalu berbalik lagi menatap kearah Phum yang bicara,bawel banget fikirnya ,lalu menatap Fang.

masih sama seperti tadi pria itu hanya diam menatapnya, entah apa yang difikirkan Tan tidak peduli.

"Tidak per...... ! "

"Tunggu disini gue beli obat!. " Fang memotong ucapan Tan, setelah berucap seperti itu Fang pergi dari sana. Tan hendak menolak namun dihentikan oleh Phum.

"Sudahlah Tan, kita tunggu kakak gue disana.! " tunjuk Phum, Tan akhirnya menurut.

Mereka duduk agak berjauhan didepan pagar tempat mereka bersembunyi tadi.

Tidak lama Fang kembali dengan kapas yang sudah dikasih obat, Tan menatap pria itu yang menggeleng entah kenapa , lalu Fang duduk di tengah-tengah antara mereka.

"Phum, tahan ya obat ini sedikit sakit . " Tan yang mendengar itu langsung menghadap kearah mereka berdua.

Perlu diketahui, Tan tidak suka dengan rasa sakit, jika dipukuli dan terluka dia tidak akan mau dikasih obat yang harus menyuruhnya menahan rasa sakit, lebih baik dibiarkan sembuh sendiri.

"Issh , Fang pelan-pelan, ini sangat perih. "

Tan meringis mendengar rengekan Phum, obat apa yang dibeli orang ini. 

Sementara itu Phum yang sedang diobati melihat kearah Tan yang memperhatikan mereka, sehingga Fang juga menoleh pada Tan.

"Lihat apa lo, mau gue obatin juga? "

"Ck, gue bisa sendiri! . " tolak Tan tegas.

Fang tidak peduli lagi dengan Tan, dia kembali mengobati Phum dengan rintihan kecil adiknya dia tidak tega juga. Tapi berantem terus.

"Masih ada luka lain? " tanya Fang yang dibalas gelengan oleh Phum .

Tan mengambil kantong obat yang berada dibawah kaki Fang, dengan ragu dia meletakkan kapas itu pelan pada luka yang ada di bibir nya.

"Arggh, sial obat apaan sih ini? " gumam Tan yang masih bisa didengar oleh Fang, dia menoleh cepat kearah Tan.

"Menyebalkan banget, sini gue bantuin.! " ucap Fang Tiba-tiba memegang tangan Tan membuat kapas ditangan Tan terjatuh.

Tan berdecak kesal tapi Fang tidak peduli, dia mengambil kapas baru lalu memegang wajah Tan menghadap kearahnya.

"Shitt, sakit anj, pelan-pelan. ! "

"Diam lo, tadi aja sok kuat....!. " Fang kembali dengan kasar menempel kapas itu pada luka Tan hingga Tan menepis tangannya.

Fang akhirnya berhenti, dia membeli obat yang bagus, enak saja mulut pria ini mengumpat obatnya. Fang lalu membalik tubuhnya lagi menghadap sang adik .

melihat itu Tan jadi kesal dengan cepat dia mengambil kapas lalu memegang pundak Fang hingga pria itu yang kini menghadap padanya.

Langsung saja Tan menempelkan kapas nya diluka Fang, membuat Fang berteriak kesakitan.

"Sialan ,,,Taaaaaan ... "

"Rasain sendiri, sakit hah? "

"Brengsek lo, tidak tahu Terima kasih! " kesal Fang lalu kembali meletakkan kapas yang dipegangnya diluka Tan. Tentu saja dibalas oleh Tan.

Mereka saling menempelkan kapas itu, Sama-sama merasakan sakit tapi tidak mau berhenti, malah makin menjadi, mereka saling menahan untuk menyentuh luka lawan , kalau menurut Phum mereka hanya menyiksa diri sendiri.

Phum menggeleng melihat mereka berdua, teruskan saja fikir Phum sambil tersenyum kecil entah kenapa mereka yang bertengkar seperti itu sangat lucu dimata Phum.

Flasback off.

❀•°•═════ஓ๑♡๑ஓ═════•°•❀
Tbc.
Aouboom 🧡

TANFANG (Enemies to lovers) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang