TanFang 40

482 53 1
                                    

Fang masuk kedalam appart Phum, dan langsung menuju ke kolam berenang dimana Phum duduk sendirian.

Fang menghela nafas sebelum duduk disamping Phum, memasukkan kakinya kedalam air seperti yang dilakukan Phum.

Phum menghela nafas bisa Fang lihat itu , tentunya dia tahu sang kakak datang karna apa.

"Phum, bokap sudah pulang dari negara B, mereka ngajak kita makan siang bereng. ! "

Fang melihat Phum yang hanya diam tanpa ingin menjawab ucapannya.

"Papa bilang dia sudah menelfon Phum, tapi Phum tidak mengangkat nya. "

"Oh ya? , mungkin jaringan nya tidak bagus." jawab Phum santai, tapi Fang tau adiknya sengaja tidak mengangkat telfon sang papa.

"Phum, jangan seperti ini, Fang rasa ini tidak benar.. "

"Jadi menurut Fang, apa yang Phum lakukan selama ini salah? "

Fang menarik nafasnya dalam dan membuangnya kasar , entah bagaimana caranya lagi Fang bisa membuat Phum dan ayahnya dekat, Fang sungguh capek.

~

Fang dan Phum turun dari mobilnya dan langsung menuju meja makan, Phum duduk disamping Fang. Dikursi utama ada sang papa, didepan Fang ada sang mama.

"Fang bagaimana kabar kakakmu? " lihat lah bukan menanyakan keadaan Fang  ,sang mama malah bertanya tentang kakaknya, apa tidak bisa dia menghubungi anak sulung nya itu sendiri.

Fang mencoba tersenyum, menggenggam erat kedua sendok yang dipegangnya.dia harus sebaik mungkin menjawab kan.

"Kakak baik-baik saja ma, dia menelfon Fang kemarin, dan libur semester dia usahakan pulang. "

"Baguslah."

"Oh ya, minggu ini papa akan menjadi presiden di peluncuran produk baru, papa ingin Fang dan Phum ikut. "

Fang mengangguk lalu melihat Phum sebentar , dia yakin Phum tidak akan mau ikut.

"Pa, Fang akan ikut tapi adik mungkin tidak bisa karna sibuk dengan studinya, tugasnya juga banyak."

Hah lihat lah, seharusnya kata-kata itu buat dia bukan, tapi Phum adalah segalanya untuk Fang dia tidak ingin melihat Phum dan papanya bertengkar lagi.

"Begitu, jadi sekarang bagaimana kuliah Fang.? "

"Aku rasa lebih baik lagi dari sebelumnya. "

"Hm, tahun lalu nilai Fang sangat bagus jadi tahun ini pertahankan. "

Fang hanya mengangguk, lelah juga dia bicara santai didepan kedua manusia ini yang sial nya adalah orang tua Fang , apa mereka tidak ingin bertanya bagaimana kabar kedua putra mereka dan apa yang mereka butuhkan.

"Bagaimana dengan Phum?. "

Phum melihat Fang alih-alih melihat papa nya yang bertanya.

"Biasanya juga tidak pernah perhatian, kenapa sekarang sok-sok perhatian kayak gini."

Sial, dengan cepat Fang memegang lengan Phum untuk menyuruhnya berhenti . Fang menggeleng saat Phum menatapnya.

"Phum, kenapa bicara seperti itu pada papa kamu, hah,papa bertanya baik-baik? " bentak sang mama juga ikut menenangkan suaminya yang tampak ingin mengamuk.

"Sekarang papa perhatian padamu, kamu anggap salah, apa kamu tidak memikirkan apa yang papa lakukan semuanya untuk mu, untuk kalian! "

Fang memandang papanya yang mulai mengeluarkan suara keras, situasi seperti ini yang tidak  diinginkan Fang, pertengkaran lagi dia muak.

"Apa hanya itu yang papa fikirkan, apa papa tidak bertanya pada Phum, apa Phum butuh itu atau tidak, egois! "

"Phum! ."

"Phum sudah kenyang,permisi! ." meski dalam keadaan tegang sekalipun tata krama tetap dilakukan oleh Phum.

Phum pergi dari sana dengan menghentak kasar tangan Fang yang menahannya, Fang hendak menyusul sang adik tapi gerakannya terhenti karna larangan sang papa.

"Fang biarkan dia, habiskan makananmu? ".

Fang kembali menghela nafas, dia diam dan kembali pada makanannya, tentu saja selera makannya hilang tapi dia harus menurut bukan. Dia tidak bisa melawan sang papa.tepatnya tidak diperbolehkan.

~~
Fang masuk ke kamarnya setelah selesai makan dan berbincang sebentar dengan kedua orang tuanya.

Dia menelfon Phum tapi tidak diangkat sudahlah Fang juga tahu Phum kemana, dia duduk di ranjangnya .

Menghela nafas lagi Fang mengambil foto kecil nya bersama Phum dan sang kakak yang saling merangkul.

"Kapan gue bisa bebas bersikap seperti kalian hah?" gumam Fang, "Aku juga lelah" tambahnya lagi, diam sejenak bayangan Tan melintas difikiran Fang.

Fang mengambil ponselnya, dia butuh Tan sekarang.

"Hallo ,sayang .." Fang kaget saat Tan langsung mengangkat telfon nya ,Fang menghidupkan speaker ponsel nya menikmati suara Tan , tentu nya dia juga senang, Tan memang selalu seperti ini.

"Tan, kamu dimana , bisa kita bertemu ?. "

"Tiiraak, kenapa suara kamu begitu, ada masalah apa? "

"Nanti aku cerita, kamu dimana aku akan datang menemui mu. ! "

"Tunggu aku di jembatan dekat appart kamu. "

Fang mengangguk meski Tan tidak melihatnya , segera Fang keluar setelah telfon dimatikan. Fang menunggu taksi yang sudah di pesannya terlebih dahulu.

Tidak butuh waktu lama bagi Fang untuk sampai di jembatan tempat mereka janjian.

"Tiiraak..! " panggil Tan langsung mendekat pada Fang.

"Tan,, papa dan Phum berantem lagi. " Tan memandang dengan gelisah wajah Fang yang terlihat ingin menangis setelah bicara.

"Tan apa yang harus aku lakukan, meski sekarang permasalahan keluarga kami sudah selesai tapi tatapan Phum tidak sama lagi, semenjak pulang dari luar negri dia membenci semuanya Tan, apalagi papa. Aku takut Tan.... Seandainya papa lebih mementingkan keluarga dari pada semua ini, mungkin Phum...! "

Fang tidak melanjutkan perkataan nya, matanya sudah berkaca-kaca, Tan juga tidak tahu harus melakukan apa, keluarga juga bagian sensitif  untuk Tan meski keluarganya tidak separah Fang.

Tan memegang kedua tangan Fang untuk menenangkannya, dia tidak akan membiarkan kekasihnya memikirkan masalah seberat ini sendiri,

»»————> 𝑡𝑏𝑐 <————««

𝐻𝑎𝑝𝑝𝑦 read💜💛

TANFANG (Enemies to lovers) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang