Happy reading!Gimana Ndy?
Susah Ci. Pertama, aku bukan intel.
Kedua, suami kamu itu bukan orang biasaTerus?
Cici coba pinjem lagi aja handphonenya dia. Mastiin
Udah, tapi lupa nama kontaknya siapa
Kita bisa ketemu aja ngga? Aga rancu ya kalo hal sepenting ini cuma dibahas lewat chatt
Kamu bisanya kapan?
Bebas, sebisanya Cici
Okay
=====•••=====
Shani melempar senyum saat melihat Indy berjalan rusuh ke arah dirinya. "Dikejar apaan sih riweh banget?" seloroh Shani selagi mempersilakan sahabat Gracia itu untuk duduk.
"Maaf ya, Ci macet banget tadi di Sudirman sumpah!" jelas Indy masih dengan napas tak beraturannya.
"Gapapa gapapa santai aja. Aku juga baru aja sampe kok. Mau pesan apa kamu?"
"Baru sampe gimana? Kopi kamu aja tinggal setengah begitu?!"
Selain cappuccino, sudah ada ice cream, tiramisu cake dan beberapa dessert lain di meja Shani.
Shani tertawa kecil mendapati kelakuan Indy yang tidak jauh berubah ternyata. "Iya udah buru pesan dulu itu mau apa."
Selagi menunggu americano dan croissant yang baru saja ia pesan, indy langsung to the point pada tujuan pertemuan dadakan dia bersama Shani hari ini. "Gimana, Ci?"
"Napasnya dulu dibenerin itu,"
"Ini udah pada temponya, Ci."
Keduanya tertawa.
"Dari semenjak malam itu, aku udah dua kali cek handphonenya dia. Tapi kontak yang itu tuh kaya udah ngga ada samasekali. Aku lupa, tapi kalo aku baca pasti inget. Ngerti ngga, Ndy?" Shani mulai bicara sesaat setelah ia menyesap cappuccino kesukaannya.
"Iya iya." Indy benar ngerti apa yang dimaksud Shani.
"Ini bahkan belum ada satu langkah tapi aku udah kehilangan jejak. Amatiran banget," kata Shani. Ia tidak ingin membawa ini terlalu serius dulu.
"Gimana sih detile-nya, Ci? Kamu ngga salah baca atau gimana gitu?" Lanjut Indy lagi setelah pesanan miliknya sudah berada di meja.
"Malam itu kali pertama aku pulang ke rumah kan setelah beberapa hari nemenin Gracia terus, sampe yang dia di rawat itu. Karena aku lupa handphone aku masih di rumah lamaku, jadi ngga ngabarin Gracia sama Feni lagi aku udah di rumah atau belum. Mungkin karena mereka khawatir karena sampai malam aku ngga ada kabar juga dan HP aku susah dihubungi, akhirnya Feni nelpon ke HP-nya Kevin. Nah pas aku lagi angkat telfon itu ada notif muncul dan ga sengaja aku baca. Kaya laporan transferan atas nama Gracia. Aku cek banknya Kevin ngga ada tapi. Jadilah aku mikirnya dia transfer itu pake bank orang lain. Yang ngurusin ini tuh orang lain dan bikin aku jadi mikir ke mana-mana. Makanya aku minta tolong kamu buat nyelidikin siapa tangan kanannya Kevin. Karena pasti itu orangnya." jelas Shani melengkapi setelah beberapa hari lalu sudah lebih dulu ia ceritakan garis besarnya pada Indy.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lil'sist
General FictionBersama Shani, adalah jenis hubungan paling Gracia suka. Menemukan sosok saudara perempuan yang tidak ia miliki di rumah rasanya seperti ini adalah berkat dari betapa baiknya Tuhan kepada dirinya. Begitu juga sebaliknya. Memiliki Gracia di hidupnya...