"Jangan nangis terus. Boleh jadi kamu itu faktor utama suasana hati Gracia dimana itu akan menjadi tolok ukur kesembuhan untuk dia atau malah sebaliknya."__Tanpa aba air mata Shani lolos begitu saja. Kilas balik di rumah sakit bebebrapa hari lalu selalu sukses mengoyak ulu hatinya.
Segera perempuan itu menyeka air mata di kedua pipinya ketika melihat adik kesayangannya itu hendak menoleh.
Saat dua pasang mata itu bertemu, keduanya saling bertukar senyum menenangkan untuk satu sama lain sebelum perempuan lucu itu benar-benar menghilang dibalik pintu.
Setelahnya, air mata itu turun tak bisa Shani bendung lagi. Kenapa hanya melihat Gracianya hilang ditelan daun pintu saja bisa sebegini menyakitkan? Ada yang tiba-tiba kosong di dalam sana saat melihat adik kesayangannya menutup pintu itu rapat tanpa melihat ke arah dirinya lagi. Takut akan kehilangan Gracia benar-benar berhasil membuat kacau perasaannya. Yang tiba-tiba sedih, tiba-tiba khawatir, sisanya takut bercampur kalut.
••••
"Gracianya ke mana emang, Ci?" tanya Feni selagi ia merapat duduk di sebelah Shani.
Perempuan itu menoleh, memberi seulas senyum menawannya, "Selamat pagii?" sapanya hangat.
"Pagii! Have a good day, Ci. Semoga harimu tidak sesuram suasana hati kamu," ledek Feni sambil ia menyodorkan segelas air minum pada perempuan di sebelahnya itu.
Shani tertawa selagi berpaling dari macbook di pangkuannya, meletakannya di meja.
Ia merentangkan kedua tangannya membuka sebuah pintu pelukan untuk Feni. "Dasar sok tau!" Shani berpura mencibir saat perempuan itu berada dalam pelukannya. Bukan pelukan seperti biasa ia beri untuk Gracia, kali ini tak lebih dari sekadar pelukan selamat pagi.
"I hope you have a great day to! Semoga harimu secerah senyum kamu." lanjut Shani lagi.
Keduanya saling melempar senyum hangat saat melepas pelukan. Feni mulai sibuk dengan gawainya, sementara Shani kembali ke laptop. Deretan kata penjelasan soal pengidap kanker memenuhi layar laptopnya.
Feni mulai tersenyum lagi melihat jurnal yang sedang Shani baca. Hatinya menghangat saat melihat ternyata masih sebegitu ugal-ugalannya sayang Shani untuk Gracia. Sebagai salah satu orang yang selalu manjadi penengah untuk keduanya, Feni berani taruhan bahwa tidak ada sedikitpun yang berubah dari kedua sahabatnya itu. Feni dapat melihat dari bagaimana cara Shani dan Gracia saling memperlakukan satu sama lain. Benar-benar tidak ada yang berubah bahkan mata keduanya masih dengan binar khas yang sama.
"Sayang banget, ya, Ci?"
Shani otomatis mengangguk bahkan saat ia berusaha menyembunyikannya.
Menggeser laptop itu ke dekat Feni, menunjukan hal-hal berkaitan pengidap kanker dari mulai tingkatan stadium, risiko, beberapa metode pengobatan, hingga angka harapan hidup.
"Tadi dia cuma pamit sebentar paling engga sampai malam mungkin telat-telat. Tapi rasanya kayak mau ditinggal lama gitu, Mpen. Aku mulai gabisa biarin dia jauh dari aku. Khawatir terus bawaannya."
Feni yang sedari dulu paling mengerti soal perasaan Shani, sangat paham maksud takut yang perempuan itu maksud. Ikut perih saat melihat kaca-kaca di mata Shani setiap kali perempuan itu membahas Gracia.
"Aku ikut happy ngeliat kebersamaan kalian seperti ini lagi, Ci. Rasanya seperti aku dibawa kembali ke masa-masa kita masih random dulu. Bener-bener ga ada yang berubah diantara kalian berdua. Bedanya dulu kamu denial, sekarang jadi lebih ekspresive menunjukan rasa sayang kamu. I am so happy for this. Semoga hal-hal indah ini masih bisa kita nikmatin bahkan lebih lama dari apa yang kita kira, ya? Aku yakin anak itu hebat. Kanker doang mah yaampun ga sebanding sama pecicilannya dia. Sama seperti kita yang kadang suka dibikin kwalahan sama tingkahnya, si kanker-kanker itu juga pasti sama capeknya ngadepin dia. Terus nyerah deh. Dan Gracia menjadi milik kamu selamanya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Lil'sist
Genel KurguBersama Shani, adalah jenis hubungan paling Gracia suka. Menemukan sosok saudara perempuan yang tidak ia miliki di rumah rasanya seperti ini adalah berkat dari betapa baiknya Tuhan kepada dirinya. Begitu juga sebaliknya. Memiliki Gracia di hidupnya...