Hide us

6K 548 65
                                    

Happy Sunday everyone!



Vote dulu ih!!


Comment!!!

18+ (mungkin ini aga to much. mohon maaf)

Happy reading!

=====•••=====

Perlahan Gracia membuka mata. Cahaya mentari pagi menerobos melalui celah jendela yang tirainya sengaja belum Shani buka. Takut mengganggu nyaman tidur kesayangannya.

Mendapati sinyal Gracia mulai terjaga, buru-buru Shani meletakan laptop di pangkuannya ke sembarang. Sepersekian detik dirinya sudah berada di sisi tempat tidur, kembali merebahkan dirinya persis di sebelah 'adik' kesayangannya. "Selamat pagi, Sayangku," sapa Shani dengan mata penuh cinta.

"Eum ... pagii," Gracia membalas singkat dan malas-malasan selagi berkali-kali megerjabkan netra menyesuiakan cahaya. "Lanjut aja kerjaannya, Ci." Sambungnya lagi bernada kesal sembari berpaling wajah dengan bibir mengerucut lalu membalikan badannya memunggungi Shani.

Shani yang paling paham soal mood Gracia, langsung membawa perempuan itu ke dalam pelukannya sambil tersenyum gemas. Menghujani bahu putih dan mulus itu dengan kecupan bertubi-tubi. "Masih pagi, ngga usah bete-bete. Ngadep aku lagi gih."

Beberapa menit tak digubris, Shani membalik paksa tubuh ringkih itu untuk kembali menghadap ke dirinya. "Maafin yaa? Itu yang terakhir, janji." Rayu Shani di sela napas yang memburu saat sekilas mengecup bibir kemerehan itu.

Demi apapun wajah Gracia serupa bulan purnama yang memendarkan cahaya. Begitu cantik, begitu mempesona. Dengan bulu mata  lentik dan hitam sisa maskara semalam. Bahkan Shani tak menyangka bahwa bayik besar kesayangannya itu tahun ini telah genap berumur 30 tahun dan samasekali tidak ada yang berbeda dari wajah Gracia. Masih lucu, masih gemas, hanya lebih mature dan mempesona saja pembawaannya apalagi pas sewaktu tidak bersama dirinya.

Dan Shani selalu suka setiap apa yang ada pada Gracia.

Shani suka saat melihat Gracia mode dewasa ketika tidak berasama dia. Shani suka saat  mendapati Gracia mode clingy, manja dan menyebalkan setiap dekat dengan dirinya. Tidak kurang, malah lebih.

"Love you," kata Shani lagi saat sepasang netra itu bertemu. Dan denyut jantung keduanya semakin memburu. Tidak ada yang berani bernapas dengan nyaman. Hanya saling menatap penuh cinta dalam jarak kurang dari satu jengkal.

Kali ini giliran Gracia yang menginisiasi, ia menarik tengkuk Shani lalu mengecup bibir kesayangannya itu singkat. "Aku juga cinta kamu, Ci. Banget," balas Gracia dengan binar sayang di kedua matanya. Buru-buru memalingkan wajahnya lagi karena di kedua pipinya sudah terasa panas sekali sekarang. Pasti merah banget! Kenapa sih? Kenapa rasanya selalu seperti baru pertama kali?

Melepas pelukan Shani di tubuhnya, Gracia beranjak dari tempat tidur. Menyentakkan pelan tangan perempuan itu saat hendak menahan dirinya untuk beranjak.

"Ke mana?" Shani bertanya lembut.

"Umroh!" jawab Gracia asal dan ketus selagi turun dari tempat tidur.

Mendengar itu, kedua sudut bibir Shani terangkat begitu saja. Selalu saja random begitu. Shania Gracia dengan segala mood berubah-rubahnya.

Lil'sistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang