Selamat membaca.===••===
Ini adalah hari ketiga sepasang sahabat itu staycations di salah satu hotel Bali. Hotel bintang lima, tempat yang sama dengan bintang pop asal Amerika Serikat itu pernah membooking secara eksklusif resor tersesbut saat pagelaran konser Eras Tour Tylor Swift bulan lalu.
"Cepet banget ya, Ge?" keluh Shani selagi tangannya sibuk membantu membenarkan tali bralette milik Gracia. Ia berkali-kali menelan ludah gusar setiap tak sengaja kulit jemarinya bersentuhan langsung dengan kulit bersih dan mulus punggung perempuan kesayangannya.
"Betah kamu?" Gracia menanggapi. Ia sedang memakai ring bague boule by YSL di jari tengah dan cincin lain di jari telunjuknya dari brand berbeda.
Sama-sama melihat wajah satu sama lain lewat pantulan cermin, Shani mengangguk dengan bibir sedikit megerucut. "He'em. Sukak banget sama tempatnya." aku perempuan itu dengan suara pelan.
Tempatnya? Gracia mengulang, mengejek Shani dalam hati. Lalu tersenyum Gemas melihat kembali perempuan itu lewat cermin. "Extend aja, Sayang."
Lagi, Shani menelan liur susah payah. "Boleh?" Ragu-ragu ia memastikan dengan raut wajah paling polos.
"Boleh dong." Kali ini Gracia mulai memasang YSL vintage drop earing di telinga sebelah kanan. "Could you help me, please?" katanya lagi meminta tolong dengan suara lembut. Sigap Shani membantu. Memasang anting-anting itu dengan sempurna, di telinga kanan juga telinga kiri milik Gracia.
"Beneran boleh, Ge?" Back to topik. Mencuri ciuman di pipi Gracia dari belakang.
"Iya, boleh. Tapi aku pulang duluan, ya?" Kesayangan Shani itu mulai menggoda.
Kilat wajah perempuan itu berubah kesal. "Nggak jelas!"
Gracia terkekeh. Emosian ih! "Lho katanya sukak tempatnya? Terus?"
"Sukak momentnya, Sayangku." Shani meralat. Memang yang dia katakan tadi 99% salah. Sangat salah. Gimana bisa mengclaim suka tempatnya sementara waktu yang dia habiskan hampir seluruhnya hanya ia pakai untuk berleha-leha di kamar? Memeluk view favoritnya, berwujud Shania Gracia.
"Sebetulnya ngga papa banget kalo kamu mau tambah hari. Tapi kan lusa aku ada jadwal check-up, Ci." Kali ini Gracia serius. Kalau dibahas makin panjang, maka akan semakin bertalu juga degub itu di dalam sana.
Sementara Shani menyesali itu. Kenapa bisa-bisanya dia lupa? Rupanya impact Gracia memang selalu berhasil mengalihkan separuh kewarasannya. separuh ingatannya, suluruh dunianya.
Wardorbe dan segala perintilannya, keduanya sudah selesai dengan itu. Perlahan Shani memutar badan Gracia agar berbalik menghadap ke dirinya.
Igari make-up style yang dipilih Gracia benar-benar serasi dengan silk slip dress berwarna hitam yang membalut tubuh indahnya.
Dan heels dengan hak berlogo YSL yang bertengger cantik di kaki jenjangnya membuat semakin mahal look perempuan kesayangan Shani itu malam ini.
Demi Tuhan, demi serentetan kata-kata pujian, Shani butuh lebih dari sekadar kata cantik untuk mendefinisakan keindahan yang sekarang berada persis di hadapan dirinya. Adalah Gracia, yang sesuatu tentang dia kerap membuat dirinya jatuh berkali-kali pada keindahan yang sama. Memujinya saja jelas tak akan cukup, kali ini Shani sudah berada di tahap memuja keindahan tersebut.
Tidak berbeda dengan apa yang Shani miliki pada apa yang dia lihat, Gracia pun tak kalah kelabakan mencari kata paling pantas untuk mengutarakan betapa sempurna Shani di matanya. Selalu semakin indah setiap kali ia melihatnya lagi dan lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lil'sist
General FictionBersama Shani, adalah jenis hubungan paling Gracia suka. Menemukan sosok saudara perempuan yang tidak ia miliki di rumah rasanya seperti ini adalah berkat dari betapa baiknya Tuhan kepada dirinya. Begitu juga sebaliknya. Memiliki Gracia di hidupnya...