bab tiga puluh enam

5.6K 396 4
                                    

guys aku double update hari ini ya, berdasarkan voting dadakan di ig barusan wkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

guys aku double update hari ini ya, berdasarkan voting dadakan di ig barusan wkwk

dan kalau udah sampai bawah. langsung scroll sampai next chapter aja, aku publish barengan sama ini kok. j
angan nungguin notif, soalnya notif suka error padahal aku udah up

happy reading

"Mas, maaf sebelumnya. Saya sudah nunggu di parkiran lebih awal, tapi Mbak Shaza nggak keluar-keluar. Biasanya ngehubungin saya ngasih kabar perkiraan selesai jam berapa, tapi ini nggak ada kabar sama sekali. Saya coba hubungi, tapi memanggil terus, nggak berdering, Mas," jelas Pak Tris dari seberang sana.

Jantung Prad berdegup kencang mendengar penuturan sopir tersebut. Mulanya dia hanya ingin bertanya apakah istrinya sudah pulang, karena saat ingin menghubungi sang istri, Prad baru menyadari Shaza memblokir nomornya. Meski sempat berpikiran buruk, tapi Prad mencoba untuk tetap tenang. Namun, jawaban yang diberikan Pak Tris membuat Prad menjadi kalang kabut.

"Pak, tetap tunggu di situ, mungkin Shaza masih rapat. Saya coba cari tahu posisi dia di mana."

Dengan gemetaran Prad mencari kontak siapa pun yang terlintas di pikiran. Nama Yudhistira muncul saat jarinya menggulir daftar kontak. Tanpa menunggu lama, ia menghubungi teman satu-satunya yang semoga tahu keberadaan Shaza.

"Bro—"

"Yudh, istri gue di mana?" potong Prad tidak mau berbasa-basi.

"Lah, nanya gue? Mana gue ngerti. Kan lo suaminya, Prad."

"Gue minta tolong, Yudh. Tolong cariin istri gue di sekitar situ atau tempat yang sering dipakai rapat. Terserah lo cari di mana aja, pokoknya gue butuh tau di mana dia sekarang."

"Tinggal telep—"

"Nomor gue diblokir, Yudh. Tolong, gue cuma butuh kabar istri gue baik-baik aja."

"Ada aja masalah lo berdua. Oke, tunggu bentar, gue coba cari istri lo ngilang di mana."

"Thanks, Yudh."

Ia mencoba menenangkan diri, berusaha yakin istrinya baik-baik saja. Sejak dua hari lalu, setelah pembicaraan di mobil saat itu, Shaza tidak menunjukkan gelagat aneh. Malah Prad mengira bahwa semuanya telah baik-baik saja karena Shaza bertingkah seperti biasa.

Sampai pagi tadi pun Prad masih mengantar Shaza berangkat kuliah. Seberapa pun Prad memikirkan kesalahan baik sengaja atau tidak sengaja, dia tidak menemukan itu.

Merasa tidak bisa berdiam diri, Prad berusaha mencari informasi lain dari teman Shaza. Dia ingin menghubungi Regi, perempuan itu pasti tau keberadaan istrinya.

Sial, kenapa Prad tidak menyimpan nomor perempuan itu.

Suara dering masuk membuat Prad mendesah lega. Nama Yudhistira tertera di sana. Semoga dia membawa kabar baik, doanya.

The Day You Came [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang