Kekacauan terjadi saat Ina menjatuhkan gelas dari lantai 3. Dua orang gadis ternyata sedang melintas untuk keluar gedung asrama. Jarak antara salah satu gadis dan pecahan gelas memang tidak terlalu dekat, tetapi pecahan gelas tersebut membuat beberapa luka di lengan serta kakinya. Setelah dua gadis itu berteriak, seluruh asrama menjadi gempar. Pengurus asrama dengan cepat mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ditemukan bagian SIM card diantara pecahan kaca. Pengurus langsung masuk ke kamar Ina menemukan Vera yang sedang ketakutan. Dia ditegur keras atas perbuatan tersebut karena dapat membahayakan orang lain. Vera sendiri tidak bisa mengelak. Memang bukan dia yang menjatuhkan gelas. Namun, kamarnya yang berantakan dengan beberapa pakaiannya di lemari, handphone miliknya yang rusak di lantai, serta SIM card yang ditemukan di antara pecahan gelas, membuatnya tidak bisa menemukan alasan yang tepat karena hal-hal di sekitarnya entah mengapa membuatnya tampak sebagai pelaku. Apalagi saat ditemui di kamar, hanya dialah satu-satunya orang yang ada di sana. Karena Vera terus mengelak, pengurus akhirnya berdiskusi dengan wali kelasnya. Dia mendapat skors selama 3 hari akibat perilaku yang membahayakan orang lain. Vera akhirnya menyerah sebab dia pun saat ini masih memiliki banyak hal di kepalanya hingga membuatnya tidak bisa berfikir jernih.
Satu minggu sebelum kejadian
Ina mendatangi Chamomile yang saat ini sedang memberesi barang-barang di kamarnya.
"Kakak, kapan kamu datang?" tanya Millie senang.
"Baru saja." Ina berhenti sejenak. "Bisakah kamu membantuku?" lanjutnya.
"Tentu!!"
Ina tersenyum ringan. "Aku akan memenuhi janjiku jika kamu bisa menyelesaikannya dengan baik."
"Baiklah," jawab Millie semangat.
Ina mengusap kepala Millie lembut, memberikan sedikit kehangatan di sana.
***
Terjadi berita yang menggemparkan selama 3 hari ini. Pada hari pertama, terdapat beberapa foto di mading sekolah yang menampilkan sebuah peristiwa pembullyan dengan wajah pelaku yang ditutupi coretan hitam. Hal ini membuat heboh. Mereka bertanya-tanya siapa yang menempelkan foto itu dan siapa perundung yang ada di foto. Di hari kedua, tersebar video singkat dimana asal foto kasus bullying sebelumnya didapatkan. Terlihat bagaimana perilaku Vera yang begitu kasar pada teman sekolahnya ketika ia duduk di bangku SMP. Dia menjambak, menampar, bahkan meminta korban untuk mencium sepatunya. Video tersebut awalnya hanya tersebar di forum sekolah. Kemudian, dalam beberapa jam saja video tersebut sudah menyebar di media sosial.
Di hari ketiga, foto-foto yang berada di dinding semakin banyak. Foto tersebut menampilkan pembullyan yang dilakukan Vera baik ketika SMP maupun ketika sudah masuk jenjang SMA. Lalu, ada cuitan mengenai rumor buruk beberapa siswa termasuk Ina yang ternyata dibuat olehnya dengan akun palsu. Dia menulis banyak kata-kata buruk hingga semua orang terperangah dengan tulisan-tulisan tersebut. Berita ini sudah menyebar luas bahkan ke luar jurusan. Beberapa guru berusaha untuk membersihkan mading, tetapi video maupun foto sudah teralnjur tersebar di media sosial. Masyarakat umum pun ikut berkomentar atas peristiwa ini. Apalagi nama Ina juga ikut terseret yang membuat penggemarnya merasa marah dan meminta pihak sekolah mengeluarkannya.
Di sisi lain, Vera yang hanya bisa berdiam di asrama dengan handphone yang rusak tentunya menjadi satu-satunya orang yang tidak tahu mengenai hal ini. Ketika dia berangkat sekolah pagi ini, banyak siswa maupun siswi berbisik ke arahnya. Dia merasa suasana di sekitarnya tidak terlalu baik. Saat dia bertanya kepada seseorang, orang tersebut hanya menatapnya sinis. Saat dia tak sengaja menyentuh lengan seorang siswi, siswi tersebut langsung mengusap lengannya seakan terkena sesuatu yang kotor.
"Si pembully yang terkenal, itu dia kan," Bisikan salah satu gadis masih dengan jelas ia terima.
Vera dengan raut terkejut bertanya. "Apa maksudmu? Apa yang terjadi? Kenapa kalian semua menatapku begitu?!" teriak Vera kesal dengan situasi ini.
"Apa kamu tidak tau berita tentangmu ada dimana-mana," jelas salah satu siswa.
"Berita? Berita apa?" tanya Vera kebingungan.
"Semua sudah tahu sifatnya yang sebenarnya! Dasar pembully!"
"Apa?"
Salah satu gadis maju, lalu menunjukkan video mengenai perbuatan Vera. Vera segera terlonjak kaget melihat video itu setelah beberapa tahun ia lupakan.
"Bohong! Itu bohong! Bukan aku, itu editan... ya editan!" Vera mencoba untuk membela diri.
Semua orang di sekitar memandang jijik serta tidak suka. Vera mulai merasa frustrasi. Dia menaiki tangga mencoba menghindari orang lain. Tetapi setelah sampai di lantai dua, dia menemukan lebih banyak orang disana. Mereka berkerumun di depan mading.
"Itu dia orangnya," bisik seseorang.
"Dia kan yang di foto..."
"Aku tidak percaya ada orang sepertinya."
"Minggir! Apa yang kalian lihat?!"
Vera mencoba mencoba mencari tahu apa yang mereka lihat. Dia mendekati mading yang kini telah penuh dengan foto-foto bullying yang telah dia lakukan.
"Bukan Aku! Aku tidak melakukannya!"
Srakk srakk srakk
Vera merobek semua foto di depannya. Dia kembali melihat sekeliling dengan raut cemas. Semua orang berbisik tentangnya, mengolok-oloknya, mencibirnya, dan bahkan ada yang melemparinya susu. Pakaiannya kini menjadi berantakan.
"Aku, bukan, bohong... bukan Aku!!"
Vera berlari ke beberapa orang dan berkata,"Semuanya itu bohong, kalian tertipu! Aku bukan orang jahat!! Mereka mencoba menjatuhkanku!"
Vera dulu sangat bangga karena apapun yang dia lakukan akan dibersihkan oleh orang tuanya. Tetapi disini, dia tahu bahwa dia tidak bisa sebebas dulu. Banyak orang yang memiliki latar belakang lebih darinya. Jadi dia hanya bisa mencoba sekuat tenaga untuk membela dirinya.
"Kamu sudah selesai. Semua orang sudah tau kebusukanmu. Berita ini sudah tersebar di sosial media," ujar salah satu siswi.
"Tidak!!"
"Hanya tinggal menunggu waktu keputusan kepala sekolah, dia pasti akan dikeluarkan."
"Tidak! A-aku akan bilang pada ayahku. Pasti kali ini juga bisa."
Vera berlari ke arah tangga. "Jangan menatapku seperti itu!" teriaknya.
Karena tidak hati-hati dengan langkahnya, dia pun terjatuh dengan keras.
"Aaahhh!"
Brukkk
"AAAHHGG!"
Vera mengaduh sakit karena kakinya jatuh dengan posisi tidak tepat. Nampaknya kakinya patah dan akibat rasa sakit, ia pun langsung pingsan.
Tak lama kemudian mobil ambulans datang untuk menjemputnya. Beberapa siswa maupun siswi menyaksikan kejadian tersebut. Mereka melihat tubuh Vera dimasukkan ke dalam mobil. Saat mobil melewati gerbang, ada seseorang yang memperhatikannya dari kejauhan. Dia adalah Leah, sang korban bullying yang kini hidup kesulitan akibat perbuatan Vera. Dia memang tidak tahu dengan detail apa yang terjadi pada Vera. Namun, dia berasumsi bahwa Ina telah menepati janjinya. Saat hendak pergi, Vera melihat siluet Ina di antara para siswa. Dia menunduk ringan lalu pergi menjauh. Ina yang juga melihat sosoknya hanya berdiri diam.
Setelah beberapa saat, Ina mengajak Lia untuk kembali masuk ke kelas. Baru saja ingin memasuki gedung, dia segera berhadapan dengan Julia dan kedua temannya. Mereka saling memandang penuh arti. Saling mengerti tanpa berucap. Saling waspada tanpa gerakan. Setelah kejadian beberapa hari yang lalu, Vera belum sempat memberikan peringatan pada Julia. Julia merasa bahwa kasus Vera ini bukanlah kasus biasa. Namun, dia hanya bisa menebak-nebak saja. Kali ini dia menyadari bahwa dia harus semakin waspada dengan kehadiran Ina.
Jumpa lagi semuanya😚😚😚
Yok yok mana suaranya nih!
Asik update lagi😆
Kalian nungguin kan, kan kan kan😗
Jangan bilang cuma author yang excited🤧
Tapi engga papa, selama masih ada pembaca thor bakal tetep semangat.
Karena itu like dan komen yuk yuk biar thor makin semangat yuhuuu🤭
Oke deh segitu dulu
Bye bye di chapter selanjutnya, love you all!
KAMU SEDANG MEMBACA
Sereina
FantasyBELUM REVISI (18+ banyak adegan kekerasan dan manipulatif. Diharapkan untuk tidak meniru maupun melakukan hal-hal tersebut di kehidupan nyata. Cerita ini hanya fiksi semata.) Seorang anak harus menyaksikan kematian tragis dari kedua orang tuanya. Da...