Seperti yang diharapkan, Ina mendapatkan peran tersebut. Butuh waktu dua minggu untuk mendengar pengumuman itu. Dan selama dua minggu ini, Ina menahan diri dari perundungan yang makin menjadi-jadi. Ina sedang bersiap-siap demi menghadiri pembacaan naskah pertama sekaligus acara untuk saling memperkenalkan pemain kepada publik. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan agar hubungan antara pemain terjalin dengan baik. Semua pemain tentunya akan datang, tak terkecuali Julia. Dia memandang wajahnya di cermin dengan puas. Dirinya tidak sabar untuk segera berjumpa dengan sepupunya yang manis.
Di sisi lain, Julia baru saja sampai di studio. Dia mengenakan gaun berwarna orange dan berdandan. Orang yang melihatnya mungkin berpikir bahwa dia adalah pemeran utama dalam drama dengan tampilan seperti itu. Julia sedikit gugup apalagi dia juga tidak memiliki kenalan disana. Dia melihat sosok Mathew yang sedang berbincang dengan dua orang. Julia hendak menyapa, tetapi ragu karena takut menganggu. Saat Mathew menghadap ke arahnya jantungnya seakan mau copot. Dia menyunggingkan senyumnya tak kala merasa Mathew memperhatikannya. Mathew tampak berjalan ke arahnya dan tersenyum simpul.
"Saya..."
Ucapan Julia terpotong ketika merasa lirikan mata Mathew bukan mengarah padanya. Dia semakin terkejut mendengar apa yang dikatakan Mathew.
"Aku sudah menunggumu, Stela."
Mathew melewati Julia begitu saja. Sedangkan Julia masih berdiri mematung. Kepalanya panas dingin saat Mathew menyapa orang bernama Stela. Dia harap orang itu bukanlah orang yang ia kenal. Sampai suara yang begitu jernih berkumandang.
"Apakah saya terlambat?"
Detik itu pula Julia membalikkan badannya. Dia bertatapan mata dengan gadis cantik nan tinggi yang kini sedang berada di belakangnya. Dia adalah teman sekelasnya yang sangat dia benci, Stela.
"Kamu belum terlambat," ujar Mathew ringan.
Julia lagi-lagi terkejut dengan respon Mathew kepada Stela. Ada banyak pertanyaan yang terlintas di benaknya.
Bagaimana bisa dia ada di sini? Kenapa tuan Mathew seperti mengenalnya dengan baik?
"Syukurlah, saya sedikit gugup hari ini," kata Ina.
"Jika kamu gugup, Aku akan menggantimu dengan orang lain," tukas Mathew bercanda dengan nada yang serius.
"Ah! Saya tidak gugup, saya hanya berbasa-basi."
Melihat raut panik Ina membuat Mathew sedikit tertawa. "Aku cuma bercanda. Ada yang ingin ku kenalkan denganmu." Mathew mengkode dua orang yang tadi berbicara dengannya untuk mendekat.
Setelah menatap dari dekat, Julia menyadari bahwa dua orang yang berbicara dengan Mathew adalah pemeran utama drama kali ini. Dia ingin menyapa mereka, tetapi mereka bahkan sama sekali tidak meliriknya.
"Mereka adalah Pamela dan Kane," kata Mathew mengenalkan secara singkat.
"Halo, saya Stela." (Berjabat tangan bergiliran)
"Senang bertemu denganmu," balas Kane.
"Ah, anak kecil lucu. Santai saja tak perlu terlalu kaku, panggil Aku Pam," timpal Pamela tak kalah ramah.
"Baik, Nona Pam..." jawab Ina kikuk.
"Aduh, Aku jadi gemas. Kamu bisa bilang kakak atau apapun," kata Pamela seraya tertawa lebar.
"Jangan mengganggunya, Pamela," peringat Mathew.
"Cih, dasar."
"Dia memang sedikit ceroboh, tapi jangan khawatir dia cukup baik," tutur Kane membuat Pamela melotot.
"Tentu. Mohon bimbingannya."
Pamela semakin gemas hingga dia mencubit kedua pipi Ina.
"Sudahlah, ayo kita masuk. Acaranya akan segera dimulai," ajak Mathew.
Mereka berempat berjalan berdampingan. Saat Ina berada tempat di samping Julia, dia berbisik menyapa.
"Kita bertemu lagi, ya..."
Julia tidak menanggapi sapaan Ina. Dia mengepalkan tanggan sampai kuku-kukunya seperti akan menancap pada telapak tangannya.
***
Di dalam ruangan terdapat banyak orang, mulai dari pemeran utama, pemeran sampingan, sutradara, produser, bahkan penulis novel yang kini novelnya akan terealisasikan menjadi drama pun hadir. Kamera mulai menyorot mereka satu persatu. Kegiatan dimulai dengan perkenalkan terlebih dahulu. Masing-masing memperkenalkan diri termasuk Ina. Ina yang merupakan wajah baru tentunya menjadi pusat perhatian segera. Setelah Ina memperkenalkan dengan baik, mereka bertepuk tangan semakin penasaran dengannya.
Drama yang akan dibintangi Ina berjudul "Miracle". Tidak seperti judulnya yang terkesan indah dan ceria, drama ini mengisahkan tentang misteri kematian orang tua seorang gadis bernama Caroline yang akan diperankan oleh Pamela. Kematian mereka terasa janggal sehingga membuat Caroline memutuskan untuk mencari tahu lebih dalam mengenai hal ini. Drama akan dibumbui kisah romantis antara Caroline dan seorang detektif tampan bernama James yang akan diperankan Kane. Perjalanan untuk mengusut misteri ini tidaklah mudah serta cukup berbahaya. Hingga apa yang dilakukan Caroline tersebut menimbulkan tragedi lain pada Agatha, adik Caroline yang masih duduk di bangku sekolah menengah. Karena perbedaan umur yang cukup jauh, Caroline tidak menceritakan kematian orang tua mereka pada Agatha. Dia tidak ingin membuat adiknya semakin terpuruk setelah kematian mereka. Namun, yang dia lakukan malah membuat posisi Agatha berada dalam bahaya. Oleh sebab itu, dirinya merasa sangat bersalah. Penyesalan yang datang membuat Caroline semakin gencar mencari bukti dalam kasus ini.
Itu adalah sedikit gambaran mengenai drama yang akan segera dilaksanakan. Dan jika kalian bertanya peran apa yang akan Ina mainkan, jawabannya adalah Agatha. Peran yang sangat penting karena peran Agatha-lah yang membuat karakter Caroline menjadi berubah. Perkembangan karakter Caroline terjadi akibat tragedi yang menimpa adiknya. Bisa dikatakan Agatha adalah poin penting dalam drama kali ini. Untuk itulah Ina disorot sebab dia bisa dibilang pendatang baru yang masih pemula, tetapi berhasil mendapatkan peran tersebut.
Kemudian, dimulailah pembacaan naskah dari masing-masing pemain. Ina sendiri merasa terkesan dengan akting Pamela dan Kane. Tidak heran mereka beberapa kali mendapatkan penghargaan atas bakat mereka. Karakter Agatha adalah gadis yang polos, riang serta banyak tersenyum. Ina mulai menimpali Pamela dan berperan layaknya Agatha. Dia tersenyum manis memperlihatkan deretan giginya yang putih. Akting Ina bisa cukup presisi sehingga tidak terkesan lebay sama sekali.
Mereka terus melanjutkan akting sampai Julia yang berperan menjadi teman Caroline pun berkesempatan menunjukkan aktingnya. Tetapi karena perannya tidak terlalu istimewa, dia tidak banyak dilirik. Hal itu membuatnya semakin marah dengan Ina. Dia menatap Ina kesal sedangkan orang yang ditatap tentunya hanya membalas dengan ringan.
Setelah pembacaan naskah selesai, para pemain mengikuti interview. Namun, kali ini yang mengikuti hanya pemain yang memainkan karakter penting saja. Sehingga Julia tidak berpeluang untuk melakukannya.
"Bagaimana perasaan anda setelah mendapatkan peran tersebut?"
"Pastinya saya sangat senang karena mendapatkan kesempatan ini. Saya sendiri tentu masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu saya akan belajar dari para senior yang lain. Saya harap akting saya nanti akan membuat para penonton merasa puas," balas Ina sopan.
Ketika kegiatan pembacaan naskah di unggah, hal ini dengan cepat menjadi perbincangan di sosial media. Ina juga tidak ketinggalan dalam topik tersebut. Penampilan Ina yang cantik serta ramah mulai mengundang banyak penggemar. Mereka mulai tidak sabar menunggu drama dirilis.
Wah, aku ga nyangka ternyata banyak yang nungguin cerita ini😭🥺
Karena banyak yang ngedukung, thor jadi semangat nulis, yey!🤩
Dan author emang sengaja ga nampilin akting Ina soalnya nanti kalau dimasukin malah jadi ngulang 2 kali dan kurang greget🤭
Oh iya, author mau tanya dong menurut kalian bagusnya pas akting itu namanya diganti jadi karakter mereka atau enggak. Misal Ina jadi Agatha... gimana ya bagusnya? Yok komen🤗👉👉
Kalau gitu sampai jumpa lagi!🥰😍

KAMU SEDANG MEMBACA
Sereina
FantastikBELUM REVISI (18+ banyak adegan kekerasan dan manipulatif. Diharapkan untuk tidak meniru maupun melakukan hal-hal tersebut di kehidupan nyata. Cerita ini hanya fiksi semata.) Seorang anak harus menyaksikan kematian tragis dari kedua orang tuanya. Da...