Beberapa bulan telah berlalu. Akhirnya Ina dan Noah resmi lulus sekolah menengah pertama. Kini Ina sedang berjalan menyusuri jalan yang pernah dia lalui. Ina sampai ke sebuah bangunan. Dia dengan pelan mengetuk pintu.
Tok Tok Tok
Tak berapa lama pintu terbuka menampakkan seorang gadis. Anne melihat kedatangan Ina merasa sedikit terkejut. Namun dia segera mengubah ekpresinya seperti semula.
"Sudah lama kita tidak bertemu," kata Anne sedikit berbasa-basi.
"Ya, Aku senang kamu tampaknya hidup tanpa kesulitan," balas Ina.
Sebenarnya Anne memang hidup jauh lebih baik. Walau dia hidup sebatang kara, dia merasa bebabnya tidak terlalu besar karena dia tidak harus berada di bawah kekangan pamannya atau lebih tepatnya penyiksaan.
"Masuklah." Anne mempersilakan masuk dan Ina juga tidak menolak.
Anne memberikan Ina segelas air. Dia duduk menunggu perihal kedatangan Ina ke rumahnya.
"Aku tidak ingin bertele-tele. Aku datang untuk menagih janjimu," ucap Ina sambil menyesap air.
Anne tak terlihat terkejut. Dia berkata dengan tenang. "Kapan kamu menginginkannya? Aku akan melakukannya dengan senang hati," jawabnya menganggap nyawanya bagai selembar kertas.
Ina tersenyum manis seraya berucap. "Malam ini."
***
Di tengah malam, Ina mengaduk segelas air. Dia bersenandung lembut.
Ting Ting Ting
Dia mengetuk sendok ke pinggiran gelas agar tidak menetes. Dia membawa gelas itu di tangannya. Ina berjalan ke arah kamarnya. Dia menatap Anne yang tertidur di kasurnya. Dia memang menyuruh Anne untuk menginap di rumahnya hari ini.
"Anne," panggil Ina.
"Hemm?" balas Anne masih yang belum terlalu sadar.
"Bangun, lah," kata Ina.
"Jadi?" tanya Anne yang sekarang sudah sepenuhnya bangun.
"Aku ingin bayaran," tukas Ina.
Anne segera duduk dengan tegap. "Ya," ucapnya sangat siap.
Ina memberikan minuman tadi. Walau Anne tidak mengerti, dia tetap menerimanya.
"Kamu memiliki kata-kata terakhir?"
Anne mulai mengerti kegunaan air itu. Dia menggeleng pelan. "Tidak ada."
Dia pun meminumnya. Tak berapa lama Dia merasa mulai mengantuk. Matanya sangat sulit untuk dibuka. Akhirnya dia memejamkan kedua matanya. Ina mengambil boneka kelinci hitam kesayangan. Dia menurunkan resletingnya. Ina memegang sebuah belati. Dia menatap Anne tanpa ekspresi. Kemudian dia menusuk tubuh Anne tepat di jantungnya. Ina duduk seraya menatap jam dinding. Kemudian dia mencabut belatinya dan menyeka darah pada belatinya memakai sapu tangan.
Ina melempar sapu tangan itu. Dia mengambil lampu minyak yang masih menyala terang. Ina mengambil minyak di dalamnya, lalu menjatuhkan minyak itu. Dia membanting lampu minyak dengan keras.
Pranggggg
Kobaran api mulai terbentuk. Api menjalar sampai kaki ranjang. Dia melihat mayat Anne dengan acuh. Kemudian dia meninggalkannya begitu saja. Ina berjalan keluar rumah kayunya. Dia menjauh sambil memperhatikan rumahnya yang kini sudah dilahap si jago merah.
***
Paginya ...
Noah mengemas barang-barangnya. Dia berniat mengikuti Ina seperti yang Ina mau. Dia juga bingung mau kemana mereka pergi. Tetapi dia tidak bertanya lebih jauh. Biarlah, lagipula nantinya dirinya juga akan tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sereina
FantasyBELUM REVISI (18+ banyak adegan kekerasan dan manipulatif. Diharapkan untuk tidak meniru maupun melakukan hal-hal tersebut di kehidupan nyata. Cerita ini hanya fiksi semata.) Seorang anak harus menyaksikan kematian tragis dari kedua orang tuanya. Da...