[11] PERTANDINGAN

4.8K 339 22
                                    

Nathan yang sudah mengikuti Jean sampai ke halaman belakang sekolah, memberhentikan langkahnya ketika ia melihat Jean tiba- tiba berhenti dan menoleh kearahnya.

"Gue mau ngomong sama lo, Nath." Jean menunduk ke bawah. "Gue minta maaf atas kejadian kemaren, iya, gue tau gue salah ampe buat lo marah, ingkar janji sama lo, gue harusnya nunggu lo aja, gak usah ampe ikut David-" sebelum Jean menyelesaikan kalimatnya, kepalanya diangkat oleh Nathan.

"Lo gak salah apa- apa, kok, Jean." Nathan berkata dengan suara yang sudah hampir habis.

"Nathan! Suara lo kenapa?" Jean tersentak kaget ketika mendengar suara Nathan yang berubah drastis.

"Makanya itu, gue gak banyak ngomong. Gue gak marah kok." Nathan menjawab dengan suara yang memprihatinkan.

"Trus, kok chat gue gak lo bales?" Jean bertanya lagi.

"Ohh, hape gue-ehem-kemaren rusak, lagi di service, makanya gue gak bisa bales chat elo." Nathan kembali menjawab pertanyaan Jean.

"Ohh, jadi....Cuma itu? Lo bener- bener gak marah kan?" Jean bertanya sekali lagi. Nathan hanya menggeleng. "Syukurlah. Gue kira lo beneran marah. Udah ya, gue mau makan dulu, keburu waktu istirahat abis. Dah." Jean melambaikan tangannya, lalu berlari menuju kelas.

Ketika Jean sampai di kelasnya, ia langsung dihampiri Vero. "Gimana Jean? Kata dia apa?" Vero bertanya dengan penuh rasa ingin tahu.

"Suara dia abis ternyata. Makanya dia gak mau banyak ngomong dulu. Trus, dia gak bales chat gue itu gara- gara hapenya itu lagi rusak, trus di service." Jean menjelaskan.

"Syukurlah kalo hubungan lo berdua baik- baik aja." Vero menghembuskan nafas lega.

"Hubungan dari Hongkong." Jean manyun.

***

Hari ketiga Viva Cup. Hari ini adalah giliran SMA Vreden melawan SMA Gracia dalam pertandingan futsal. Semuanya telah disiapkan secara matang, jadi kemungkinan untuk kalah sangat kecil, apalagi tim futsal SMA Vreden yang dikenal sebagai 'macan sekolah'. Nathan juga masuk ke dalam tim ini. Semua anak- anak futsal berbaris di pinggir lapangan dan bersiap untuk masuk. Dan kini saatnya pertandingan dimulai.

Satu jam pun berlalu. Sejauh ini, skor mereka adalah 10 - 10. Seri. Ternyata SMA Gracia tidak mudah terkalahkan. David-kapten tim futsal SMA Gracia pun mencoba untuk mengambil kesempatan skor seri ini.

Ia menendang bola ke arah gawang dan-meleset! Bola tersebut terlempar ke arah penonton-dan tepat mengenai kepala Chrysella. Wasit segera membunyikan peluitnya-menandakan bahwa pertandingan diberhentikan sebentar, karena ada salah satu penonton yang cidera.

Nathan yang melihat kejadian tersebut langsung berlari menghampiri Chrysella. Chrysella yang kini dinyatakan pingsan, walau belum diketahui ia benar- benar pingsan atau akting karena....biasalah. Drama Queen ya.

Pak Ethan, guru olahraga yang super ganteng tapi-ngondek berteriak histeris ala- ala banci Thailand ketika melihat Chrysella pingsan. "Hei! Hei! Tolonglah ini anak! Siapapun! Aaahhh!!!!" Jerit pak Ethan.

Nathan, yang sudah sampai di TKP, langsung menyahut; "Pak, ini mau dibawa ke UKS sekolah atau mau langsung dibawa pulang aja?"

"Oooohhhh...Nathan....untung kamu ada disini ya. Bagus, bagus. Bawa ini anak pulang langsung ke rumahnya sekarang juga ya. Bapak ngeri lihat anak ini berada disini. Nanti kalau terjadi apa- apa gimana? Takut Bapak." Pak Ethan merespons Nathan dengan gaya ngondeknya.

"I-iya, Pak." Nathan mengangguk- angguk. "Chris! Gantiin gue ya. Gue mau anter Chrysella pulang dulu." Nathan berteriak kepada Chris yang kini berada di ujung lapangan.

StarlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang