Tanggal 2 Februari.
Tanggal itu sudah kutandai di kalender meja belajarku.
Hari yang spesial, hari yang berarti untukku, dan hari yang benar- benar menakjubkan.
Ya, itu adalah tanggal jadianku dengan Nathan.
Sampai sekarang saja aku masih tak dapat mempercayainya, bahwa aku telah jadian dengannya sejak sepuluh hari yang lalu.
Dua hari lagi, aku akan ada perayaan Valentine's Day di sekolah. Hari yang sudah kunanti- nantikan, sejak aku jadian dengannya.
Biasanya, saat Valentine's Day, sekolah akan merayakannya seromantis, semewah, dan semeriah mungkin. Para perempuan wajib memberikan sebuah cokelat kepada laki- laki dan begitu juga sebaliknya. Dulu, aku benar- benar tak tau harus memberikannya kepada siapa, meskipun aku mendapat banyak sekali cokelat, dari teman maupun kakak kelas.
Kini, aku tak perlu khawatir lagi mengenai masalah itu. Aku punya dia di sisiku.
Sejak kami jadian, sekolah menjadi heboh. Gosip beredar di mana- mana. Para fans- fans berat Nathan juga mulai berulah kepadaku. Aku sih tak masalah dengan hal itu. Karena ada dia yang selalu akan melindungiku.
Tetapi, satu hal yang kupermasalahkan. Hubungan persahabatanku dengan Anne semakin renggang. Aku tak tau apa penyebabnya, tapi yang pasti, dia mulai menjauhiku sejak aku jadian dengan Nathan. Aku tak paham apa maksudnya itu. Bahkan kini ia termasuk salah satu anak- anakannya Chrysella. Ia mulai bersikap dingin kepadaku. Jutek dan cuek, seperti diriku yang dulu.
Selain kabar buruk, pasti juga ada kabar gembiranya. Chris sama Vero akhirnya jadian juga. Well, itu semua karena ulah Nathan. Ia terus menerus menyindir Chris yang katanya ganteng- ganteng tapi masih jomblo. Mentang- mentang dah pacaran jadi gini. Gak nyadar diri kalo dulu dia juga kayak gitu. Eh, tapi jangan dikasih tau ke orangnya ya. Entar dia ngambek. Hehe.
"JEAN! ELIZA!" Suara orang yang memanggil- manggil di luar menghancurkan acara melamunku. Haish. Menyebalkan.
"Yaa???" Aku langsung keluar dari kamar untuk membukakan pintu gerbang rumahku. Dan setelah aku lihat, ternyata dia adalah, "TANTE SALLYYYYY!!!" Aku memekik kegirangan.
"Wah, Jean! Kamu udah tambah besar saja ya! Ayo, Tante bawain oleh- oleh dari Singapura nih," Tante Sally langsung saja menerobos masuk ke dalam rumahku.
Ini memang sudah biasa. Tante Sally sudah aku anggap seperti ibuku sendiri. Dia merupakan adik perempuan dari ibuku yang sangat kaya raya. Setiap tahun, ia akan pergi berwisata ke luar negeri, minimal sekali. Setiap pulang dari jalan- jalan, ia pasti selalu mampir ke rumahku untuk memberikan oleh- oleh.
Sayangnya, tante Sally belum memiliki anak walaupun sudah menikah selama tujuh tahun. Oleh karena itu, aku sudah dianggap seperti anaknya sendiri. Ingat sweater yang kupakai saat retreat ke Jogja lalu? Itu merupakan pemberian dari tante Sally saat ia pergi ke Australia. Oh, dan kaos mickey mouse yang kupakai saat kencan pertamaku dengan Nathan? Itu merupakan pemberian dari suaminya tante Sally—om Fredly saat mereka pergi ke Disney Land Hongkong.
Aku benar- benar tak sabar untuk membuka oleh- oleh dari Singapura kali ini!
"Jeannie...tebak apa yang Tante bawa?" Tante Sally menyembunyikan satu tangannya dibelakang. "Cokelat Toffifee dan Ferero Rocher!" Seru tante Sally sambil mengeluarkannya dari belakang punggungnya.
Aku terdiam. Lalu, "ASTAGA! TANTE TAU AJA KESUKAAN AKU!!! THANKYOU VERY MUACHHHHH!!!!!!!" Aku langsung berteriak histeris, loncat- loncat, muter- muter, dan sebagainya. Tapi tenang, gak sampe jungkir balik kok!
KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight
Teen Fiction[COMPLETED] Keluarga. Persahabatan. Cinta. Manakah yang akan kau pilih? Jeannie Harrington. Itulah namanya. Nama seorang gadis yang telah mengalami kepahitan hidup sejak usianya yang masih belia. Ia kini tumbuh sebagai seorang gadis yang membenci la...