[Author's POV]
Nathan menyapu pandangannya ke seluruh penjuru pantai, dengan Anne yang sudah duduk diam dan tenang di sampingnya. Sunset di Bali—salah satu pemandangan yang menciptakan suasana romantis. Mereka berdua duduk selonjoran di pasir pantai. Langit berwarna kemerah- merahan, menyelimuti pantai ini.
"Tolong weh! Tolong! Ada yang tenggelam!" Suara teriakan itu memecah keheningan antara Anne dan Nathan.
Nathan tak menghiraukan suara orang itu, sampai ketika orang itu berbicara; "Jean tenggelam woi! Tolong!"
Jedar!
Tiba- tiba, tak tau mengapa, kakinya bergerak sendiri. Entah ini karena perintah hati atau otak, ia tidak mengerti. Ia berlari dengan secepat kilat menuju ke pinggir laut. Lalu, terlintaslah di otaknya, sebuah gambaran. Seperti serpihan- serpihan dari kenangan masa lalu.
"Nael! Jean tenggelam!" Seseorang—yaitu David mengguncangkan tubuh Nathan yang sedang duduk di kursi panjang taman, di sekitar kolam renang.
"Jean tenggelam?!" Sontak, Nathan langsung bangkit berdiri, dan berlari menuju ke kolam renang.
"Nael! Nael! Tolongin aku!" Teriakan itu terus menerus menggema di telinganya, dan membuat Nathan langsung terjun, ke dalam kolam renang dan menyelamatkan gadis berusia sepuluh tahun itu.
Kepalanya sakit, ketika mengingat hal itu. Benar- benar pusing. Ia memejamkan matanya sebentar, lalu, terlihat lah siluet seorang gadis. Ya, gadis itu lagi. Tapi, kini ada yang berbeda. Ketika ia berusaha untuk mendekat, dan melihat siapakah gadis itu, ia tersentak.
Wajah gadis itu—kini terlihat sangat familiar di matanya.
Wajah gadis yang sering muncul di mimpinya setiap malam.
Wajah gadis yang selalu ia pikirkan.
Ya, gadis itu adalah—
"Jean?" Kini ia mengingatnya. Dengan begitu, ia kembali lagi. Ia kembali menjadi Nathan yang dulu. Kembali menjadi—
"Jean!" Ia langsung terjun ke dalam laut dan menyelamatkan gadis yang seluruh badannya sudah berada di dalam air. Anne yang melihat pacarnya itu berlari meninggalkannya sendirian, hanya terpaku, diam di tempat.
Segera setelah Nathan mendapatkan cewek itu, ia langsung membawanya ke tepian. "Jean! Sadar!" Nathan menepuk- nepuk pipi cewe itu, perlahan. "Jean, sadar!" dan kemudian, Jean mulai batuk- batuk dan mengeluarkan banyak air dari dalam mulutnya.
Cewek itu mengerjap- ngerjapkan matanya pelan, lalu, setelah beberapa saat, "Nathan?"
"Jean! Gue kira lo bakal—" tanpa basa- basi, Nathan langsung mengangkat badan Jean yang tertidur di pasir itu dan memeluknya. Erat.
"E-eh. Lo....kenapa, sih Nath?" Jean yang dipeluk hanya diam, karena ia masih bingung.
"Maafin gue. Maafin gue yang selama ini gak sadar kalo cewek yang gue mimpikan setiap hari itu ternyata elo," Perkataan Nathan sukses membuat mata Jean membulat sempurna.
"Lo—udah...sembuh?" Tanya Jean, sambil melepaskan pelukan Nathan dan menatap cowok itu, dengan matanya yang terbuka lebar.
Nathan hanya mengangguk. Dan anggukan itu—membuat Jean menangis. Bukan karena sedih, tetapi karena dia—bahagia. Dia bahagia karena akhirnya Nathan dapat kembali. Kembali padanya. Kembali di pelukkannya. Kembali seperti dulu kala.
"Jadi....lo mau kan, jadi partner dansa gue ntar malam?" Nathan bertanya dengan santainya, langsung to the point.
Jean tak menjawab, ia hanya mendongak—melihat Anne yang juga sedang berdiri di situ, di tengah keramaian yang mengelilinginya. Ia dapat melihat wajah Anne yang tampak—kecewa. "Tapi, bukannya lo sama Anne?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight
Teen Fiction[COMPLETED] Keluarga. Persahabatan. Cinta. Manakah yang akan kau pilih? Jeannie Harrington. Itulah namanya. Nama seorang gadis yang telah mengalami kepahitan hidup sejak usianya yang masih belia. Ia kini tumbuh sebagai seorang gadis yang membenci la...