Holaa!! Bagi yang penasaran sama Thomas, aku kasih picnya di mulmed yaa hoho♡ si guanteng, tapi ya gitu, playboy haha
Happy reading♥
---------------------------------------
Matahari kini sudah mulai mengantuk, dan langit berwarna merah kekuningan yang menandakan hari sudah semakin sore. Jean yang kini sudah mulai pulih dari demamnya, sudah menunggu Nathan yang berjanji padanya bahwa ia akan datang sore ini di ruang tengah rumahnya. Jean mengecek ponselnya. Satu pesan dari Nathan-Ia akan datang jam lima nanti. Jean menengok ke arah jam yang tergantung di dinding ruang tengah, kini waktu menunjukkan pukul empat. Masih satu jam lagi.
"Gue bersiap- siap aja kali ya? Mandi dulu dah." Jean bergegas pergi ke kamarnya untuk mengambil baju, celana, handuk dan lainnya lalu ia pergi ke kamar mandi yang terletak di samping kamarnya.
Setelah setengah jam bersiap- siap, akhirnya pada pukul setengah lima, Nathan sudah tiba di depan rumahnya. Jean yang menerima pesan dari Nathan untuk segera membukakan pintu untuknya langsung berlari ke luar dan membuka pagarnya.
"Hai cantik. Gimana? Udah mendingan?" Nathan bertanya sambil memakirkan motornya di halaman depan rumah Jean.
"Udah mendingan kok. Masuk aja." Jean membukakan pintu untuk Nathan dan berjalan terlebih dahulu.
"Jadi....diterima ga?" Nathan bertanya kembali.
"Diterima apaan?" Jean menjawab dengan polosnya dan memutar badannya untuk melihat Nathan yang berada dibelakangnya.
"Permintaan maaf gue lah. Sama sekalian saran yang dikasih sama pak Felix." Nathan berbicara kepada Jean, tetapi arah pandangannya kemana- mana.
"Emm...gak." Jean menjawab dengan singkat.
"Hah?" Raut muka Nathan berubah seketika.
"Gak salah lagi maksudnya." Jean tertawa.
"Jadi lo udah maafin gue? Trus, tawaran pak Felix yang tentang kita duet juga?" Mata Nathan berbinar- binar.
Jean mengangguk pelan. "Ayo cepet, latihan. Keburu malam."
***
Tiga jam berlalu dengan cepat. Sang surya pun akhirnya tertidur dan meninggalkan bulan serta bintang- bintang yang bertebaran di langit malam yang gelap. Suara emas Jean menghibur para bintang di langit yang biru. Diiringi dengan alunan musik gitar milik Nathan, mereka menjadi perpaduan yang sempurna. Setelah merasa latihan mereka sudah cukup baik, akhirnya Nathan pun pamit untuk pulang.
"Udah ya Jean, gue balik dulu. Good night." Nathan tersenyum manis. "Tidur lebih awal ya. Minum obat juga jangan lupa." Nathan mengatakan hal itu dan langsung melaju pergi.
"Iya." Jean tersenyum dan melambaikan tangannya melihat Nathan yang semakin lama semakin tak terlihat.
Hari kedua Viva Cup. Hari ini adalah hari pengumuman lomba drama, menyanyi, dan modern dance yang dilaksanakan pada hari Jum'at kemarin sekaligus perlombaan futsal untuk putra dan basket untuk putri. Panggung yang terletak di lapangan belakang sekolah telah disiapkan. Jean dan Nathan akan menjadi pengisi acara pada cara hari ini. Jean yang memakai baju berwarna oranye dengan tulisan 'Viva la Vida' di bagian depan dan 'panitia' di bagian belakang yang berwarna indigo tampak serasi dengan Nathan yang hari ini juga memakai baju yang sama dengannya.
Para Cheerleader sudah menyiapkan formasinya di pinggir lapangan futsal berumput yang terletak di samping kanan panggung. Febby Abella-sang ketua Cheerleader sekaligus seorang primadona sekolah ini berada di barisan yang paling depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight
Teen Fiction[COMPLETED] Keluarga. Persahabatan. Cinta. Manakah yang akan kau pilih? Jeannie Harrington. Itulah namanya. Nama seorang gadis yang telah mengalami kepahitan hidup sejak usianya yang masih belia. Ia kini tumbuh sebagai seorang gadis yang membenci la...