[19] ON THE WAY (1)

4.2K 285 6
                                    

Hari ini, Jean dan Nathan sama- sama tidak masuk ke sekolah, dan hal itu membuat satu sekolah kebingungan dan heboh. Ada yang gosipin mereka berdua sengaja bolos sekolah buat nge-date, ada yang bilang mereka emang udah janjian, dan lain- lain. Padahal, aslinya mah mereka berdua masih berada di alam mimpi. Akhirnya, pada pukul 10 pagi, Jean terbangun.

"Sumpah, tadi malem gue mimpi kalo gue diculik sama orang weh." Jean bercerita kepada Nathan yang kini sedang menjenguknya di rumah karena khawatir dengan keadaan Jean sekarang. Mestinya sih, Jean yang khawatir sama Nathan yang udah babak belur demi selamatin dia. Gak tau diuntung emang.

Tawa Nathan meledak seketika ketika mendengar Jean mengucapkan hal itu. "Lo mimpi? Seriusan?" Nathan mengejek Jean. "Trus lo juga mimpiin gue kena tonjok orang gitu?" Nathan melanjutkan lagi.

"I-iya. Kok lo tau? Eh, muka lo napa kek abis ditonjok orang?" Jean memperhatikan wajah Nathan yang biru lebam karena kejadian kemarin. Tanpa basa- basi, Nathan langsung menjitak kepala Jean sambil tertawa.

"Ih, sakit!" Jean menggosok- gosok kepalanya yang baru saja dihadiahi jitakan oleh Nathan.

"Otak lo udah geser berapa senti sih? Atau konslet kali yak?" Nathan masih tertawa kecil.

"Apaan sih? Gaje lo." Jean mengangkat satu alisnya.

"Lo yang gaje kali. Kejadian kemaren itu beneran, masih dibilang mimpi. Beneran manusia langka lo." Nathan menggeleng- gelengakan kepalanya sendiri. "Harusnya nih, lo berterima kasih ke gue. Gue udah selamatin lo sampe muka gue babak belur, dan kaki gue ampe terkilir." Nathan melanjutkan lagi.

"Hah? Iya?" Jean melotot. Nathan hanya mengangguk pelan. "Jadi....gue gak mimpi? Nathan! Astaga! Makasih banyakkkk!!!!" Jean menjerit.

"Iyaaaa iyaaa." Nathan tersenyum.

"Oh iya," Jean mendelik.

"Kenapa?"

"Hari ini kan harus kumpulin PS Matematika!" Jean menjerit histeris.

"Tenang, udah gue ambil semalem pas abis anterin lo pulang, trus tadi pagi gue kasih ke Chris." Nathan menjawab dengan santainya.

"Thank youuu Nathannnn!!!!!!"

***

Setelah melewati masa- masa yang menegangkan, alias masa- masa UAS, kini tibalah saatnya untuk bersenang- senang. Hari- H telah tiba. Kalender menunjukkan tanggal 17 Desember, dan semua siswa- siswi kelas X dan XI sudah berkumpul di lapangan depan sekolah, menunggu bus pariwisata untuk tiba. Waktu menunjukkan pukul enam pagi. Bus akhirnya datang juga.

Perjalanan menuju ke Jogja diperkirakan membutuhkan waktu selama 12 jam, yang artinya mereka akan sampai di sana pukul enam sore. Wow, lama sekali. Bisa- bisa tua di jalan kali. Tapi buat murid Vreden hal itu tidak perlu dipermasalahkan, karena mereka sudah membayar satu juta rupiah untuk menginap di hotel bintang empat dengan fasilitas yang lengkap. Mulai dari hallroom, restoran, tempat bermain, taman, tempat api unggun, kolam berenang, dan Wi-Fi.

Mereka berangkat dengan suasana hati yang sangat teramat sungguh gembira. Lebay ah. Enggak lah. Kata Ms. Jenni, nanti mereka akan makan siang di sebuah restoran terbaik di Jogja ini. emang gak nyesel deh, bayar ini retreat! Anak- anak masuk ke dalam bus yang sudah di tentukan oleh panitia retreat. Barang- barang semuanya di masukkan ke dalam bagasi bus. Ketika semuanya sudah siap, mereka langsung berangkat.

"Ver! Lo udah janji sama gue ya, kalo lo mau duduk bareng gue di bus." Jean menarik tangan Vero yang hendak duduk di samping Chris.

"Eh, iya, iya. Aduh, maaf, Jean. Iya deh, iya." Vero akhirnya mengalah karena tangan Jean sudah menggenggam tangannya erat.

StarlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang