Para murid berhamburan keluar dari dalam bus mereka. Yang mengikuti retreat ini jumlahnya 500 orang, termasuk guru- guru pendamping dan kepala sekolah. Seketika, restoran bintang empat ini telah dipenuhi oleh manusia- manusia yang kelaparan.
Ketika makanan yang dipesan telah sampai, mereka langsung melahap semuanya hingga ludes. Efek kelaparan sekaligus karena makanannya yang enak. Memang harus diakui, restoran ini benar- benar patut diacungi jempol. Cita rasa makanannya yang sangat khas dan gaya bangunannya yang unik membuat para pelanggan menjadi betah untuk berlama- lama berada di sini.
Setelah perut mereka semua telah terisi sampai penuh, mereka masuk ke dalam bus masing- masing dan siap melanjutkan perjalanan mereka menuju ke Jogja. Kata Bu Betha, mereka akan mengunjungi Candi Borobudur yang merupakan salah satu Candi terbesar dan pernah masuk ke dalam tujuh keajaiban dunia. Selain itu, mereka juga akan mengunjungi Candi Prambanan atau juga bisa disebut sebagai Candi Roro Jonggrang.
Tujuan mereka retreat ke Jogja adalah sebenarnya untuk mengetahui sejarah- sejarah dari Daerah Istimewa ini. Setelah beberapa jam kemudian, akhirnya mereka sampai juga di Candi Borobudur. Para murid turun dari bus mereka dan berjalan masuk ke area Candi. Pemandangan di sana benar- benar sangat menakjubkan.
"Baiklah, kini kita akan melihat bagian- bagian dari candi ini." Seorang laki- laki memandu siswa- siswi Vreden untuk menjelajahi Candi ini. Kemudian, ia mulai menjelaskan bagian- bagian dari candi ini dan asal- usul dari Candi Borobudur. Para murid- murid sibuk mencatat apa yang telah dijelaskan, kecuali gerombolannya Nathan dan kawan- kawan. Bukannya sibuk mencatat, mereka malah main kejar- kejaran, layaknya film- film India.
"Weh, gilak, tuh cewek cantik banget." James yang melihat seorang turis wanita bule langsung melotot.
"Mana? Mana?" Anak- anak yang lain yang tadinya masih ketawa- ketawa sendiri, ketika mendengar kata 'cewe cantik', langsung ikut- ikutan.
"Siapa yang cantik?" suara seorang wanita bertanya dari belakang.
"Itu....masa lo gak liat sih?" James menunjuk ke arah wanita bule tersebut tanpa menengok ke belakang. Mungkin karena mereka merasa ada aura yang menyeramkan di sekitar, mereka menengok ke belakang secara pelan- pelan dan....
"Kalian ini bukannya catet apa yang dijelaskan malah ngeliatin cewe cantik! Main mulu kerjaannya!" Ms. Jenny yang ternyata sudah berdiri di belakang mereka sejak tadi, langsung menjewer telinga mereka satu per satu.
"Aduh, Miss, maksud saya itu, Miss yang cantik." James mulai deh gombalnya. Sepertinya, mantranya berfungsi. Tangan Ms. Jean yang semula berada di telinga mereka, kini sudah dilepas.
"Kalian ini! Saya memang sudah cantik sejak zaman bahala!" Ms. Jenny bertolak pinggang, lalu berjalan meninggalkan mereka.
"Lo penyelamat sumpah!" Teriak Rico-yang merupakan salah satu dari anak gerombolannnya. "Oh iya, ngomong- ngomong, Nathan kemana ya? Perasaan tadi baru aja ada di sini..." Rico melanjutkan perkataannya sambil menengok ke kanan- kiri mencari sobatnya karibnya.
"Tuh di sono dia ternyata." Marco menunjuk Nathan menggunakan jari telunjuknya. Ternyata Nathan sedang menjahili Jean di anak tangga menuju ke atas candi.
"Nathan! Ih! Jauhin tuh makhluk hina dari gue!" Teriak Jean ketika ia dijahilin Nathan yang memegang kecoak di tangannya, entah dia dapet itu serangga dari mana.
"Lucu kan? Mau coba pegang gakk?" Nathan makin mendekatkan kecoaknya ke wajah Jean. Karena saking takutnya, Jean berlari menuruni anak tangga. Tetapi, karena ia terburu- buru, ia hampir saja terpeleset di tengah tangga. Hampir. Karena Nathan refleks menangkapnya. Kini, posisi mereka sudah benar- benar extrem. Tangan kanan Nathan berada di pundak Jean, sedangkan yang satunya lagi berada di pinggang Jean.
KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight
Teen Fiction[COMPLETED] Keluarga. Persahabatan. Cinta. Manakah yang akan kau pilih? Jeannie Harrington. Itulah namanya. Nama seorang gadis yang telah mengalami kepahitan hidup sejak usianya yang masih belia. Ia kini tumbuh sebagai seorang gadis yang membenci la...