Tanggal 2 Juni.
Jean sudah membulatkan tanggal itu di kalendar dengan spidol merahnya.
Hari anniv-nya dengan Nathan yang keempat bulan.
Ia menatapi tanggal itu lama. Sampai ia tak sadar, kalau ada sebuah senyuman terukir di wajahnya. Dan tiba- tiba, senyuman itu menghilang.
"JEANNIEEE!! KAMU DANDAN PERLU WAKTU BERAPA LAMA SIH?! NATHAN UDAH NUNGGUIN KAMU DARITADII!!!"
Oke, senyumannya memudar karena suara teriakan itu. Teriakan kakaknya yang paling menyebalkan di seluruh dunia ini. Walaupun terkadang ia harus mengakui, kalau kakaknya itu memang benar- benar ganteng. Eh.
"IYA KO! BENTAR! HAMPIR SELESAI!" Jean membalas teriakan kakaknya itu sambil buru- buru mengikat pony tail rambut cokelat kepirangannya itu. Gangguin kesenangan orang aja tauk gak?! Jean mencibir di dalam hatinya.
Jean keluar dari kamarnya dan mendapati seseorang telah duduk di sofa ruang tamunya itu. Ya, orang itu adalah Nathan.
"Dandannya kok lama banget sih? Yaelah. Lo mau diapain aja juga cakep, Jean," Nathan tersenyum kecil, dan membuat pipi Jean merona seketika.
"Brisik," Jean terkekeh. "Ma, Ko, Jean pergi dulu ya! Babaii!!" Jean melambaikan tangannya kepada dua orang yang sedang sibuk di dapur itu dan melangkah keluar dari rumah, diikuti dengan Nathan dibelakangnya.
"Ya, hati- hati!" Mamanya membalas.
Jean membuka pintu mobil mewah Nathan dan masuk ke dalam. Aroma khas langsung menyergap hidungnya itu. Aroma yang sangat spesial.
"Udah siap?" Nathan bertanya kepada Jean yang tengah memakai sabuk pengamannya.
"Udah. Ayuk jalan. Tunggu, emangnya kita mau kemana?" Jean menahan tangan Nathan yang baru saja mau menyetir kemudinya.
"Rahasia," Nathan menjawab sambil mengedipkan satu matanya, membuat Jean langsung terdiam.
Ya, sesuai janji Nathan empat bulan yang lalu, mereka akan pergi ke suatu tempat pada anniv mereka yang keempat bulan.
Kira- kira begini deh ceritanya :
"Jean, gue mau ngomong sama lo," Suara dehaman Nathan mencairkan atmosfer disekitar cewek yang sedang diteleponnya itu.
Jean menggigit bibir bawahnya. Ia sudah kelewat panik sekarang.
"Gue mau kita..." Nathan menggantungkan kalimatnya itu, dan membuat nafas Jean tertahan. "...Pergi jalan- jalan pas anniv kita yang keempat bulan," Terdengar suara yang menggambarkan ekspresi kegembiraan di seberang sana.
Jean mengelus- ngelus dadanya. Ia sudah kaget setengah mati, takut takut kalau Nathan ingin mereka—eh, jangan deh. Tapi, akhirnya yang ditakuti oleh Jean itu tidak menjdi kenyataan.
"Astaga. Gue kira ada apaan!"Jean membentak Nathan. "Mau kemana emagnya?" Lanjut Jean lagi.
"Rahasia,"
Setiap Jean tanya mereka ingin kemana, Nathan pasti selalu menjawab itu. Biarkanlah dia dan Tuhan yang tau lah ya.
Hari pertama liburan sekolah sekaligus hari anniv mereka.
Nathan mengendarai mobilnya dengan cepat dan aman, sampai ke tujuan. Setelah sampai, ia memarkirkan mobilnya itu dan menyuruh Jean cepat- cepat turun.
Jean terkejut ketika mengetahui dimana ia berada—taman bermain.
"Nath, seriusan lo bawa gue ke taman bermain?" Entah mengapa, tetapi tempat yang Nathan jadikan tempat untuk berkencan itu selalu mengejutkan Jean. Gak apa- apa lah ya, punya cowok kayak gini. Misterius tapi bikin terkejut. Eeaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight
Teen Fiction[COMPLETED] Keluarga. Persahabatan. Cinta. Manakah yang akan kau pilih? Jeannie Harrington. Itulah namanya. Nama seorang gadis yang telah mengalami kepahitan hidup sejak usianya yang masih belia. Ia kini tumbuh sebagai seorang gadis yang membenci la...