"Jean, gue mau nanya," Ia berbicara sambil menendang- nendang air kolam renang. Ya, kami sekarang berada di tepi kolam, di tempat yang sama ketika ia menyatakan perasaannya padaku.
"Mmm?"Aku menjawab sambil menatap bintang- bintang di langit malam. Aku tak tahu mengapa, tetapi setiap ia berada di dekatku, aku merasa berbeda. Aku merasa duniaku yang gelap menjadi terang benderang. Seperti kali ini, bintang- bintang menyinari kami berdua di tengah malam yang gelap.
"Emang kenapa sih, lo itu sering dibilang alergi sama cowok?" Pertanyaan Nathan membuatku terkekeh. "Dih, orang nanya, bukan dijawab, malah diketawain." Nathan menatapku sebal.
Aku tersenyum tipis, lalu menjawabnya, "Bukannya alergi, tapi gue cuma takut jatuh ke lubang yang sama untuk yang kedua kalinya." Nathan menoleh dan menatapku heran.
"Maksud....lo?"
"Ya, lo tau kan, kalo gue ditinggal sama bokap gue?" Aku menatapnya dan ia mengangguk pelan. "Sebenarnya, itu salah satu penyebab gue gak suka sama cowok. Dan, masih ada satu lagi." Kali ini, ia menatapku dengan rasa penasarannya yang besar.
"Gue dulu pernah suka sama satu cowok. Dia itu cinta pertama gue." Aku tersenyum kecil dengan tatapan mata yang kosong.
"Dia itu sahabat gue. Lebih tepatnya, sahabat pertama gue. Pada saat gue baru ditinggal sama bokap gue, dia datang ke dalam hidup gue, dan membuat gue lupa sama semua permasalahan yang gue hadapi." Aku memberikan jeda sebentar, dan aku dapat merasakan mataku mulai basah. Lagi. Emang aku ini cengeng anaknya. Kalo udah bahas soal masa lalu ya jadi gini.
"Dan pada suatu saat, dia pergi. Gue gak tau di pergi kemana, tetapi dia menghilang begitu saja dari hidup gue. Lo tau, begaimana perasaan gue? Sakit. Sakit banget, Nath. Dan kemudian, sahabatnya datang, dan dia.......gue jadiin dia pelarian." Aku mulai menitikkan air mata. Namun, karena aku tak mau Nathan melihatku menangis untuk yang kedua kalinya, aku segera mengelap air mata itu.
"Dan untuk yang ketiga kalinya, gue kehilangan lagi. Bokap gue, sahabat gue, bahkan pacar gue sendiri. Mereka menghilang, tak ada jejak sama sekali. Dan mulai saat itu, gue gak berani buat membuka pintu hati gue lagi. Buat siapapun." Aku tersenyum pahit, mengingat semua kejadian masa laluku itu.
"Ohh....jadi.....gitu ceritanya? Maaf, gue gak bermaksud kok, ya....gue cuma penasaran aja. Jadi......cowok yang lo suka itu siapa namanya? Sama mantan lo itu?" Nathan bertanya.
"Gue lupa nama mereka berdua. Bahkan gue juga lupa wajah mereka gimana. Bukannya emang sengaja gue lupain, tapi karena pas gue umur 13 tahun, gue kehilangan sebagian dari ingatan- ingatan gue di masa lalu. Nyokap gue gak pernah kasih tau gue kenapa hal itu bisa terjadi, tapi ya mungkin itu ada untungnya juga, jadi gue gak usah galau- galau kalo inget kejadian masa lalu." Aku kembali tersenyum dan menatap wajahnya.
"Bisa begitu ya? Hebat." Nathan memonyongkan bibirnya. "Gue juga punya sahabat. Dan dia juga merupakan cinta pertama gue." Nathan melanjutkan. "Au ah, gue males ngomongin soal ginian."
Aku hanya terkekeh mendengarnya.
Tiba- tiba, aku melihat sekilas cahaya bergerak di langit atas yang gelap.
"NATHANN!!" Aku menepuk- nepuk pundaknya dengan keras.
"IYAA APAAANN??? LO CEWE TAPI KEKUATAN KEK BAJA BANGET SIH??!!!" Nathan langsung menoleh kepadaku sambil mengusap- ngusap pundaknya yang baru saja kena serangan dariku.
"Ada bintang jatoh." Aku menjawab, dengan mata yang berbinar- binar.
"Manaaa??? Manaaaa???" Ia langsung mengadah ke langit, dan mencari bintang jatuh yang baru saja kusebutkan.
"Ituuuu...." Aku menunjuk ke salah satu bintang yang bergerak turun dari angkasa biru gelap itu. "Buat permohonannn....cepettt cepettt.." Aku langsung memejamkan mataku dan mengucapkan permohonanku di dalam hati.
"Dah. Selesai. Permohonan lo apa Nath?" Aku menoleh ke arahnya yang masih memejamkan mata.
"Hmm? Permohonan gue? Gak boleh dikasih tauu donggg....kalo dikasih tau nanti gak terkabul.." Dia tersenyum jahil.
Aku memonyongkan bibir dan menatapnya kesal. Tapi ya, harus aku akui, malam terakhir di Jogja ini benar- benar istimewa. Karena ada dia. Dia yang sudah merubah pendapatku tentang seorang lelaki. Dia yang telah membuka pintu hatiku untuk dapat ditempati kembali. Dan dia, yang membuatku merasa berbeda. Perkataan Vero benar. Aku menyukainya. Dan aku sudah siap untuk mencintai seseorang kembali, tanpa takut untuk terluka.
----------------------------------------------
Haiiii!! ketemu lagi sama author yeyyy!!! udah semingguuu.... kangen gakk??? wkwkw. Oh iya, maaf kalo part ini pendek banget ya, author mau buru- buru pergi soalnya, jadi maafkan yakk :( ya, jadi ini sekilas cerita tentang masa lalu Jean, dan penyebab- penyebabnya. Btw thankyouu for 1.2K readerss!!! Please jgn jadi silent reader dong....di votee yaa hehhehe.....kalo ada kritik atau saran juga bisa lgs komen ajaa......oh iya, aku udah tambahin cast sama ada perubahan di part- part awal. jadi tolong di refresh dulu yaa.... hehee oke, sekian.
salam penulis
alice
KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight
Teen Fiction[COMPLETED] Keluarga. Persahabatan. Cinta. Manakah yang akan kau pilih? Jeannie Harrington. Itulah namanya. Nama seorang gadis yang telah mengalami kepahitan hidup sejak usianya yang masih belia. Ia kini tumbuh sebagai seorang gadis yang membenci la...