Haii!! Ketemu lagi sama author :3 btw nanti ada music yaa. Jadi pas ada tulisan 'music on' kamu klik music-nya biar ngiringin kalian sambil baca getoh :v trus ntar kalo ada tulisan 'music off' tinggal matiin deh. Thankyouu
Happy reading❤
------------------------------------------------
"Akhirnya selesai jugaaa!!" Nathan yang sudah menyelesaikan kesepuluh soal matematikanya terlihat sangat bahagia. "Untung selesainya di sekolah, jadi gak usah ngabisin bensin nganter ke rumah Jean lagi. Tapi, kalo gue nganterin ini, bisa buat alasan ngapel kan?" Nathan berkata kepada Chris-yang masih sibuk menyalin PS Matematikanya si Ojon.
"Hah? Tadi lo bilang apa? Ngepel? Gak salah denger gue?" Chris menjawab dengan polosnya.
"Itu kuping apa cantengan heh? Ya emang lo salah denger, pea! Gue bilang ngapel, bukan ngepel." Nathan menoyor kepala Chris.
"Ampun, bang." Chris terkekeh.
"Dah, gue mau balikin PS Mat-nya Jean dulu yak. Selamat mengerjakan Chris." Nathan tersenyum, memakai tasnya, lalu berjalan keluar dari kelas yang isinya tinggal 5 orang.
"Jean udah pulang kali ya?" kata Nathan sambil ia menuruni anak tangga menuju ke lantai satu. Tepat pada saat itu, ia berpapasan dengan Anne-sahabatnya Jean yang lagi mau naik ke atas. "Anne! Lo mau kemana?" Nathan memberhentikan Anne di tengah tangga.
"Buku gue ketinggalan di atas. Kenapa emangnya?" Anne menjawab.
"Lo lihat Jean ga?"
"Jean? Oh, lihat. Tadi kalo gak salah dia ke kantin belakang sekolah sama satu cowok. Cowok yang waktu itu gue bilang loh, yang dia anterin Jean pulang naik mobil. Siapa sih namanya? Gue lupa." Anne ngerocos panjang lebar.
"David?!" Nathan melotot.
"Nah, iya, itu namanya. Dah, gue mau ke atas dulu." Anne terus berjalan tanpa menghiraukan Nathan yang kini masih berdiri di tengah tangga.
[Music on]
Nathan kini berlari secepat kilat menuju ke kantin belakang sekolah. Kalo gue sampe rebut Jean dari lo gimana? Nathan kembali mengingat perkataan David tempo hari. Ketika ia sampai di depan pintu kantin, ia berdiri mematung.
"...will you be my girl friend?" David melontarkan kata demi kata dengan santainya, karena ia tak menyadari bahwa seseorang telah berdiri di belakangnya, dengan tangan yang mengepal erat. Karena tak mampu melihat kejadian yang sedang berlangsung di hadapannya saat ini, Nathan memutar badannya, lalu berjalan pergi dengan buku PS milik Jean yang masih ia pegang erat di tangannya.
Jeannie yang berdiri berhadapan dengan David dapat melihat Nathan yang sudah menggeram. Refleks, Jean langsung saja berkata; "Vid, kasih gue waktu, oke. Kayaknya-gue harus pergi dulu." Jean langsung meninggalkan David seorang diri di dalam kantin yang sepi. David pun memutar badannya 180 derajat dan melihat Jean berlari mengejar Nathan-sahabatnya.
Temen sialan! Bisa- bisanya dia nikung temen sendiri! Geram Nathan. Ia lalu pergi ke parkiran di depan sekolah untuk mengambil motornya. Tetapi, di tengah jalan, ia dihadang oleh Jean dengan nafas yang tersengal- sengal karena habis berlari. Walaupun Nathan berjalan, tetapi tetap saja langkah kakinya lebih besar dari pada Jean. Oleh sebab itu Jean sampai harus lari untuk mengejarnya.
"Lo napa sih, Nath?!" Jean menatap kedua mata Nathan. Ia dapat melihat kekecewaan dalam mata cokelat lekat milik laki- laki yang berdiri berhadapan dengannya. Kesedihan, kemarahan, kekecewaan, kecemburuan, semuanya tercampur menjadi satu.
"Ini buku PS lo." Selesai mengatakan hal itu, Nathan memberikan buku yang sejak tadi ia pegang, lalu ia langsung berjalan pergi tanpa menghiraukan Jean yang masih menatapnya dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight
Teen Fiction[COMPLETED] Keluarga. Persahabatan. Cinta. Manakah yang akan kau pilih? Jeannie Harrington. Itulah namanya. Nama seorang gadis yang telah mengalami kepahitan hidup sejak usianya yang masih belia. Ia kini tumbuh sebagai seorang gadis yang membenci la...