[39] BEST FRI(END) (2)

3.3K 229 5
                                    

Hello Bello! Jadi, part ini flashback ke masa- masa yang lalu ya. Jadi ini cerita dibalik part- part yang sebelumnya. Jadi, yang belum baca part- part awal mungkin akan bingung sekarang. Muehehehe :3 Part ini diambil dari sudut pandang author tentang Anne. Jangan bingung ya, hehe :D

So, Vomment! :*

-------------------------------------------

Pada hari itu, Anne serta Vero dan Jean sedang berwisata ke mall favorit Anne. Hari terakhir liburan sekolah, dan ketiga sahabat itu tidak ingin menghabiskan waktu liburan mereka dengan percuma. Oleh karena itu, mereka bertiga berangkat menuju ke mall itu dengan supir Anne yang menyetir. Wajar lah, kan Anne orang kaya. Kenceng lah duitnya.

Vero dan Jean diturunkan di lobby utama, sedangkan Anne harus diturunkan di lobby barat karena tempat tujuan mereka yang berbeda. Ingat kan, kalau Anne ingin ke Dapartement Store dan Jean ingin ke toko buku? Yap.

Ketika ia baru saja turun dari mobil mewahnya itu, ia menunduk, sehingga tak dapat melihat orang yang berada di depannya, dan tiba- tiba—

BRUK!

Anne tak sengaja menabrak orang itu. Ketika ia mendongak—

"Eh, maaf. Lo—lo gak apa- apa kan?" Orang itu—yang lebih tepatnya dibilang lelaki yang menabrak Anne itu memegang kedua lengan Anne yang hampir saja terjatuh. Anne menatap laki- laki itu lama. Diam. Tak ada yang berbicara di antara mereka berdua.

Di situlah Anne mulai percaya dengan yang namanya 'Love at the First Sight.'

"Gue g-gak a-apa- apa." Anne menjawab gelagapan. Lalu, lelaki itu melepaskan kedua tangannya dan berjalan pergi, tanpa memberitahukan siapa namanya, usianya, dan dimana tempat tinggalnya itu.

Ketika Anne mengantar Jean sampai ke rumah menggunakan mobil yang dikendarai oleh supirnya itu, ia melihat seseorang, di dalam mobil yang parkir di belakangnya. Ia sepertinya—mengenal lelaki itu. Ah, iya. Ia mengingatnya sekarang. Lelaki itu adalah lelaki yang ia jumpai di mall tadi pagi.

Pada hari Senin—hari pertama masuk sekolah, kelas mereka—XI-1 kedatangan murid baru dari Amerika. Dan ketika orang itu masuk......senyuman di wajah Anne mengembang. Ya, dia adalah laki- laki yang sama dengan yang ia temui di mall dua hari yang lalu. Setelah laki- laki itu memperkenalkan dirinya, akhirnya Anne mengetahui bahwa nama laki- laki itu adalah Nathannael Fritzelus, yang kerap dipanggil dengan nama 'Nathan.'

***

Dua bulan berlalu, dan berita mengenai kedekatan Jean—sahabatnya itu dengan Nathan—orang yang ia sukai itu kini sudah sampai kepada telinganya. Sesak. Itulah yang Anne rasakan saat ini. Tetapi ia tetap bersabar. Menurutnya, jika ia memang berjodoh dengan Nathan, pasti Nathan akan menjadi miliknya. Ya, suatu saat.

Pada saat Miss Jenni menyuruh Nathan untuk duduk di samping Jean menggantikan Vero, hatinya bagaikan tersayat- sayat oleh silet tajam. Kenapa Jean lagi, Jean lagi? Kenapa bukan dirinya? Lalu, pada saat Miss Jenni membagikan kelompok untuk acara drama Viva Cup, ia senangnya sudah tak ketulungan lagi. Sekelompok dengan Nathan dan—Jean. Kenapa harus ada Jean sih? Elah.

Mana lagi Jean yang harus jadi Cinderella dan Nathan pangerannya. Oke, itu membuat Anne kesalnya berkali lipat ganda. Saat ia tau kalau Nathan akan mengajak Jean pergi keesokan harinya setelah pentas drama, ia kecemburuannya menjadi- jadi. Ia tak tau harus mengucapkan apa lagi, tetapi ia benar- benar kesal dengan sahabatnya yang satu itu.

Jean boleh mengambil semua cowok yang ada di dunia ini. Semuanya, kecuali orang yang ia sukai—yaitu Nathan. Ketika Febby melabrak Jean, sedikit benih kegembiraan tumbuh di dalam hatinya. Tunggu, ia tidak boleh seperti ini kepada sahabatnya sendiri. Maka, ia berusaha untuk membuang seluruh perasaan itu.

Lalu, ia melihat dari kejauhan, Nathan turun tangan sendiri, menyelesaikan peristiwa itu. Apakah kau pernah merasakan apa yang Anne rasakan saat itu? Menyukai seseorang yang nyatanya menyukai sahabatmu. Menyakitkan. Ya, seperti itulah yang Anne rasakan.

Tapi, ternyata, keuntungan sedang berpihak padanya hari itu. Jean yang seharusnya di antar Nathan pulang, menjadi diantar oleh David, karena Jean yang malas menunggu Nathan yang suka berlama- lama. Lagipula, langit sudah gelap, pertanda akan turun hujan. Supir yang biasa menjemputnya itu tidak tau hilang kemana.

Akhirnya, Nathan yang mengantar Anne pulang. Jantungnya berdegup kencang. Sangat kencang. Bahkan aroma keringat dan parfum Nathan masih ia ingat sampai sekarang. Ia—benar- benar menyukainya.

Di tengah perjalanan, hujan turun dengan derasnya, dan membuat mereka akhirnya harus berteduh sebentar di halte bus pinggir jalan. Nathan yang tidak mau sahabat dari orang yang disukainya itu kehujanan, langsung mengeluarkan jas hujan dari bawah jok motornya dan memberikannya kepada Anne.

Hati Anne berbunga- bunga sekarang, dan seribu kupu- kupu di dalam perutnya itu berterbangan, kesana dan kemari. Tanpa mereka sadar, seseorang yang berada di dalam mobil di samping mereka itu telah memperhatikan mereka dari tadi—yang tak lain adalah Jean.

***

Mulai dari berita tentang Jean dan Nathan berkencan, ditembak oleh David, disandera, peristiwa di candi Borobudur, pernyataan Nathan kepada Jean saat masih di Jogja, pada saat acara ulang tahun Jean, kencan kedua mereka, pernyataan Nathan yang kedua, sampai saat mereka jadian, Anne selalu sabar, menunggu, menanti orang yang sama selama berbulan- bulan.

Penantian itu akhirnya berujung sia- sia. Ia akhirnya sadar, bahwa cintanya takkan terbalaskan, dan Nathan memang bukan takdirnya.

Lalu, mengapa ia lebih memilih Chrysella dibandingkan Jean? Alasan utamanya adalah karena, ia tak mau dekat- dekat dengan seseorang yang telah membuatnya sakit hati. Dan yang kedua.....




StarlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang