Sore ini setelah hari yang melelahkan menjadi seorang jomblo setelah sekian bulan. Jonathan merasa harinya lebih lelah lagi. Ibarat pengangguran yang luntang-lantung tanpa status yang jelas. Putus dengan Jena bukanlah hal yang gampang. Setelah semua hari yang indah bersama Jena. Tentu,ia takkan mampu melupakan itu dengan mudahnya.
Di sore sedingin ini,dia berbaring di kasur kesayangannya untuk menenangkan diri. Membolak-balik sebuah buku novel The Alchemist karya Paulo Coelho yang dihadiahkan Jena beberapa bulan lalu. Ia berniat mengembalikannya,tapi ia terlalu menyukai buku itu. Ada rasa sangsi dan berdosa pada Jena. Ya,gadis itu terlalu baik.
Lalu ia melirik smartphone hitam kesyangannya dan terdapat notifikasi chat dari grup yang bernama Asmirandai atau Asosiasi Murid Rajin dan Pandai. Beranggotakan teman-temannya yang super duper menyebalkan. Meskipun isinya hanya omong kosong tentang para murid badung dan cewek-cewek incaran mereka. Mereka adalah Valdi dan Rendi,teman seperjuangan Jo dalam hal bolos,merokok di kantin dan berbagai hal aneh lainnya.
Valdian: Ren,pr lo udah kelar belom?
Rendi G: Belom,susah ya?
Rendi G: Jo,gue nyontek ya? Lo kan pasti udah nyontek sama Jena.
Valdian: Dia jomblo sekarang Ren. Jangan bahas masa lalu dia.
Rendi G: Masa lalu... Biarlah masa lalu...
Jonathan: Berisik lo!
Valdian: Tuh kan dia ngambek,Ren. Jangan digituin, Ren, nanti dia makin tua.
Rendi G: Jon,gue nyontek ya?
Jonathan: Kagak!
Valdian: Tanggung jawab lo,Ren. Dia ngambek sama lo. Pacaran sama Jena lo ledekin,udah jadi jomblo,lo ledekin juga.
Valdian: Malang banget nasib lo Jon.
Jonathan: Sama lo juga Valdi!
Jonathan: Jahat lo semua!
Rendi G: Lho?! Bukannya harusnya bilang 'kalian luar biasa...'. Ala-ala Ariel Noah gitu?
Valdian: Bego banget lo. Dah gue bilang jangan ngeledek si Jo. Nanti kita nggak dikasih contekan.
Rendi G : Lo yang bego!
Valdian: Lo kali. Gue mah nggak.
Rendi G: Udah bego mah,bego aja.
Jonathan left the group.
Valdian: Gue bilang juga apa. Bego, Miyabi doang di otak lo
Rendi G: Lo juga tai! Mandi besar gegara Miyabi
Obrolan tadi malah membuat harinya lebih buruk. Membahas Jena yang sekarang bukan lagi siapa-siapa bagi Jo. Rendi si trouble maker memang menyebalkan.
Kemudian menelpon seseorang. Seseorang yang sangat dirahasiakan identitasnya oleh Jo. Apapun yang terjadi,tak boleh ada yang tahu orang ini.
Termasuk Julian, abangnya sendiri. Kakak sekaligus pengganti orang tua yang selalu ada kapanpun saat Jonathan membutuhkannya. Umurnya hanya beda 4 tahun dengan Jonathan. Julian atau Bang Ian--begitu Jo memanggilnya-- lebih terlihat dewasa dibandingkan adiknya sendiri meskipun baru beberapa bulan kuliah. Julian pun tahu kalau adiknya menjalin hubungan dengan Jena. Julian pun mempercayakan adik tunggalnya pada gadis itu.
"Halo Jo,ada apa?" Sapa seseorang dari seberang sana.
"Ya,lo tahu kan gue udah putus sama Jena?" Kata Jonathan sambil menaruh buku Paulo Coelho-nya.
"Iya udah. Terus,hubungannya sama gue apaan?"
"Lagi dimana? Ketemuan yuk?"
"Di rumah lah, onta. Lo kira gue dimana?"
"Syukur deh, kalo lo udah balik."
Tiba-tiba dia mendengar suara bel dan seseorang yang menyerukan namanya dari arah bawah sana. Sepertinya ada tamu tak diundang. Segera, Jonathan melangkah ke jendela agar dia tahu siapa tamunya. Tangannya menyingkap tirai berwarna coklat muda itu dan dia melihat seseorang yang sangat dihindarinya.
Memakai setelan dress abu-abu dengan rambut dikuncir satu. Memeluk sejumlah buku-buku tebal dan menjinjing sebuah tas jinjing besar. Berdiri dengan tenangnya menunggu si pemilik rumah membukakan pintu untuknya. Jonathan tahu,apa tujuan dia ada di sini. Itu Jena!
"Sorry, gue tutup dulu ya. Gue dipanggil Bang Ian."
***
"Ada Jena, mau ngomong sama lo katanya. Penting." Ujar Julian atau yang biasa dipanggil 'Bang Ian' oleh Jo.
"Mau apa?"
"Ya mana gue tau. Tanya aja sama Jena."
"Pasti hal yang nggak penting Bang. Suruh aja pulang." Tukas Jonathan malas. Bodohnya,dia malah berkubang lagi di kasur kesayangannya.
"Lagi ada masalah ya? Kayak anak kecil lo!" Cibir Julian.
"Gue udah putus sama dia Bang. Ngapain coba masih di sini."
Julian terperanjat mendengar pernyataan adiknya barusan. Ia fikir selama ini hubungan Jo dengan Jena terlihat baik-baik saja. "Kenapa putus?"
Jonathan memalingkan mukanya ke arah jendela, "Kepo lo Bang! Bilangin aja gue sakit kek, atau lagi sama Valdi. Ribet banget hidup lo Bang!"
Julian mencubit tangan kekar Jo, "Lo itu kayak bencong, Jo. Masa nggak berani ketemu mantan?"
Jonathan meringis, "Sakit Bang! Lagian kenapa sih ngurusin hidup gue mulu. Pikirin tuh status lo yang udah ngejomblo bertahun-tahun."
"Nih, gue kasih tau ya. Gue tahu Jena itu cewek baik-baik. Jadi lo yang punya dosanya, bener kan?"
Mata Jo membulat lebar, "Paan sih Bang? Gue itu udah nggak cocok aja sama Jena. Bukan karena yang lain."
"Jangan-jangan lo--"
"Bang, tuh Jena suruh masuk aja. Kasian dia nunggu."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Jena And Jo
Подростковая литератураJena merasa hidupnya semakin tidak bisa ia mengerti semenjak putus dari pacarnya, Jonathan. Banyak yang kembali. Banyak yang tergores lagi. Banyak hal yang tidak bisa ia bayangkan sebelumnya. Dan semua yang terjadi menyadarkannya pada sesuatu. Y...